Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKabar KreatifKota KreatifKriya

Profil Kota/Kabupaten Kreatif – Kabupaten Sikka

Ditulis oleh Risky D Pratiwi

INDIEKRAF – Hallo pembaca setia indiekraf , pastinya penasaran enggak sih kota/kabupaten kreatif lainnya? Nah disini yang pernah ke NTT pasti tau dong Kabupaten Sikka? daripada penasaran apa saja kreatifitas dari Sikka ini yuk langsung aja baca selengkapnyaaaaa

Secara astronomis, Kabupaten Sikka terletak antara 80 22’ sampai dengan 8050 derajat Lintang Selatan dan 121o 55′ 40″ sampai 122o 41′ 30″ Bujur Timur. Kabupaten Sikka merupakan bagian dari wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di Daratan Flores.  Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Sikka memiliki batas- batas: Utara – Laut Flores; Selatan – Laut Sawu; Barat –Kabupaten Ende; Timur – Kabupaten Flores Timur.

Kabupaten Sikka terkenal dengan Kain tenun ikatnya, adalah salah satu dari sekian banyak produk budaya tradisional khas Indonesia yang dibuat secara tradisional namun bernilai seni tinggi dan indah. Proses pembuatan produk warisan budaya khas daerah ini melewati sejumlah proses yang memakan waktu hingga berbulan-bulan.

Berdasarkan analisa dan pengamatan parameter dasar sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam pedoman PMK3I dan usulan dari pemerintah daerah Kabupaten Sikka, ditetapkan 2 subsektor untuk diuji petik, yaitu Kriya dan Seni Pertunjukan. Uji petik atas kondisi dan potensi ekosistem menunjukkan kekuatan terbesar pada subsektor kriya memiliki keterkaitan ke belakang dengan subsektor lainnya diantaranya desain serta memiliki keterkaitan ke depan seni pertunjukan, fesyen, desain interior, dan musik. Kriya untuk selanjutnya akan diajukan menjadi bagian dari sistem Ekonomi Kreatif Nasional.

Sektor kriya (Tenun) mempunyai 3636 Pelaku Penenun, 248 kelompok tenun dan 58 Motif terdaftar HAKI. Dengan bantuan dan hasil motif yang telah dicapai omset kriya tenun mencapai  34.905.600.000 pertahun. Wah keren bukan? Dengan kerjakeras dan sungguh-sungguh apa yang tidak bisa dicapai.

Tidak perlu khawatir dengan potensi subsektor kriya tenun yang dimiliki Kabupaten Sikka. Potensi yang dimiliki mulai dari SDM yang sangat memadai, Bahan baku yang sangat memadai, industri yang sangat memadai, dan  infrasturktur yang memadai, kelembagaan yang memadai, akses dan perluasan pasar yang memadai, kelembagaan yang memadai serta pembiasyaan yang sangat memadai. Jadi tidak perlu khawatir dengan potensi tersebut sudah sangat mencukupi tetapi tetap harus dikembangkan untuk potensi-potensi yang masih  dibilang kurang.

        Beberapa peran aktor memiliki potensinya masing –masing. Berikut adalah potensi masing-masing aktor berdasarkan data boorang PM3KI:

  1.      Akademisi : Belum adanya lembaga  pendidikan yang sesuai dan mendukung subsektor kriya. Riset dan pengembangan dilakukan oleh akademisi di luar Sikka.
  2.      Bisnis : Aktor bisnis terdiri dari galeri, toko kerajinan dan produsen yang secara langsung menjual produk nya ke konsumen. Ruang lingkup pemasaran masih terbatas dilingkungan regional.
  3.      Komunitas : Komunitas terdiri atas kelompok kerja yang tersusun atas beberapa anggota penenun, dimana tercatat sebanyak 248 kelompok komunitas yg mengembangkan motif tertentu.
  4.      Pemerintah : Pemerintah membuat beberapa kebijakan terkait penggunaan produk kriya tenun. Selain itu peran pemerintah antara lain sebagai fasilitator proses standarisasi kriya tenun, fasilitator pendaftaran HAKI dan penyedia infrastruktur.

Hasil dari kriya Kabupaten pastinya punya ciri khas dong ya. Kriya yang telah dihasilkan adalah kain tenun. Berikut beberapa motif tenun Sikka:

  1. Motif Manu Hutu : Manu Hutu menunjukkan empat anak ayam yang mengelilingi dan yang dilindungi induknya. Motif ini menyimbolkan perlindungan atau pengayoman.
  2. Motif Jarang Atabi’an : Dipakai sewaktu ada kematian dalam perlambang manusia menaiki kuda menuju alam baka.
  3. Motif Dala Mawarani : Dengan perlambang BIntang Kejora diharapkan dapat member penerangan atau petunjuk, juga sebagai media penolak bala.
  4. Motif Orange Tulada : Orange Tulada menyimbolkan pohon hidup yang memberi teladan. Warna asli dari kain Orange Tulada ini adalah merah atau biru gelap.
  5. Utan Mawarani : Motif Utan Mawarani menyimbolkan ketulusan hati.
  6. Motif Rempe Sikka : Sarung ini untuk u pacara bagi pasangan yang agar hidup rukun.

Setelah mengetahui kreatifitas masyarakat kabupaten Sikka pastinya penasaran enggak sih apa aja yang telah dilakukan ? Pertama bimbingan teknis untuk meningkatkan kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi. Kemudian pengadaan bahan baku benang katun/kapas dengan harga yang terjangkau, Penyedia bahan baku terutama benang dengan pewarna alam, dan proses regenerasi penenun muda untuk meneruskan kemampuan tenun sebagai bagian dari usaha konservasi.

Untuk kedepannya Kabupaten Sikka pastinya mempunyai rencana untuk mengembanfkan kreatifitas ini seperti Tenun menjadi elemen utama dalam Prosesi adat istiadat termasuk dipakai untuk kostum seni pertunjukan, Limbah tenun berupa potongan-potongan kecil digunakan sebagai bahan baku produk turunan, termasuk untuk aksesoris, Bahan baku tenun untuk subsektor fesyen, terutama kota-kota besar di Indonesia serta Bahan baku juga bisa dipergunakan sebagai dekorasi untuk interior.

Itulah beberapa hasil dari Kreatifitas masyarakat Kabupaten Sikka yang membuat Kabupaten tersebut masuk ke dalam kategori Kota/Kabupaten Kreatif. Jangan lupa mampir ya ke Kabupaten Sikkaa , lihat budaya, kegiatan masyarakatnya dan lain-lain pastinya sangat menambah wawasan dan menyenangkan.

 

Sumber : Kotakreatif.id

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.