Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Acara KreatifOpini KreatifTips Kreatif

Sharing Session : Storytelling untuk Pelaku Industri Kreatif

Ngabuburit Kreatif Bareng Indiekraf yang bertempat di DILo Malang dengan mengusung tema Sharing Session Creative Storytelling.

Indiekraf.com | Selasa, 21 Mei 2019, Indiekraf telah melaksanakan acara “Ngabuburit Kreatif Bareng Indiekraf” yang bertempat di DILo Malang dengan mengusung tema Sharing Session Creative Storytelling. Acara ini juga sebagai bentuk dalam merayakan ulang tahun Indiekraf yang telah berjalan selama 1 tahun.

Acara dimulai dengan sharing dari CEO Indiekraf, M. Ziaelfikar Albaba yang memperkenalkan Indiekraf serta menceritakan sejarah dan tujuan terbentuknya Indiekraf. Beliau juga menawarkan untuk berkolaborasi kepada para audience yang sebagian besar merupakan pengusaha industri kreatif di Kota Malang. Fikar berharap dengan adanya kolaborasi kedepanya, akan dapat membantu perkembangan industri kreatif semakin maju lagi di Indonesia, khususnya di Kota Malang.

STRATEGI STORYTELLING

Acara dilanjutkan dengan kegiatan sharing ilmu yang telah disiapkan oleh tim Indiekraf. Materi pertama disampaikan oleh Hino Kertapati, Chief Editor Indiekraf.com yang mengusung pembahasan “Storytelling Strategy”.

Dalam hal ini, fungsi dari Storytelling Strategy adalah untuk menghindarkan user/konsumen dari gaya konten perusahaan yang membosankan dan berpikir dari satu sisi saja, tanpa melihat bagaimana konsumen memandang mereka.

Tidak harus berupa Copy writing seperti caption di Instagram atau media lainya, namun pada saat ini, membuat storytelling melalui video merupakan storytelling yang sangat menjanjikan. Meskipun begitu, Storytelling Strategy merupakan gaya soft selling yang tidak bisa secara langsung meningkatkan profit sebuah perusahaan.

Namun, dengan adanya Storytelling Strategy akan dapat menciptakan kecintaan konsumen kepada perusahaan tersebut. Mengeluarkan konten Storytelling Strategy juga membutuhkan waktu yang tepat agar tidak sia-sia.

Hino memberikan tips bahwa waktu yang tepat untuk mengeluarkan konten Storytelling Strategy adalah pada saat melihat konten apa yang viral pada saat itu dan mengambil gimmick berbau konten yang sedang viral tersebut.

Contoh pada saat ini sedang viral mengenai Avengers Endgame, maka konten Storytelling Strategy kita harus ada gimmick tentang Avengers Endgame.

Pemaparan Storytelling oleh Hino – Via Indiekraf

KONTEN STORYTELLING DIBALIK LIK.BAGA

Setelah Hino menyampaikan seluruh materinya, acara dilanjutkan oleh M. Nasrulloh, CMO Indiekraf.com yang menyampaikan materi kedua mengenai Storytelling Content.

Pada kali ini, pembahasan lebih kepada teknis pada saat membuat storytelling. Nasrulloh mengawali materinya dengan memberikan cerita sukses Beliau saat menangani para client-nya. Beliau bercerita bahwa dengan storytelling yang bagus, maka akan dapat meningkatkan nilai jual suatu barang.

Nasrulloh bercerita bahwa dia telah sukses menjual dan meningkatkan harga sebuah Kalender Kecil yang dipasaran harganya hanya Rp.50.000, sekarang dapat menjadi seharga Rp125.000. Beliau menyampaikan bahwa dalam membuat sebuah storytelling, pertama haruslah membuat goalatau tujuan akhir dari konten yang akan Anda buat.

Selanjutnya, berusahalah untuk membuat storytelling dengan gaya bahasa Anda sendiri, be your self. Ceritakan apa yang berbeda dari produk Anda dan selesaikan konten Anda dengan tanggung jawab penuh hingga akhir pembuatan.

Pemaparan oleh Nasrul tentang Dibalik Lik.baga – via Indiekraf

PRODUCT VALUE & CUSTOMER SEGMENT

Melihat audience yang sangat antusias, CEO Indiekraf, M. Ziaelfikar Albaba berinisiatif untuk memberikan materi bonus tentang cara membangun sebuah Value Product dan menentukan Costumer Segment yang tepat.

Fikar memberikan 3 point penting yang harus diperhatikan dalam membuat Value Product yang tepat, yaitu Problem, Need, and Want. Kita harus mengerti terlebih dahulu masalah yang ada di Masyarakat, kemudian kita mencarikan solusi dengan membuat sebuah produk untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Jika sudah mengetahui value produk kita, maka selanjutnya adalah menentukan costumer segment. Pada hal ini, Fikar membedakan membedakan kelompok masyarakat menjadi menjadi 4 bagian yaitu Geografik, Psikografik, Demografik dan Behavioral.

Pada segmentasi geografik, pengelompokan dilakukan berdasarkan faktor geografinya, seperti berdasarkan negara, wilayah, kota dan desa. Sedangkan pada demografi, pengelompokkan dilakukan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan.

Pada segmentasi psikografik, perilaku konsumen diobservasi melalui gaya hidup, nilai-nilai kehidupan yang dianut, kepribadian kelompok maupun individu tersebut, baik dari segi persepsi, motivasi dan juga sikap. Terakhir, segmentasi kebiasaan dilihat dari pengetahuan, sikap, reaksi mereka terhadap suatu produk. Seperti kebiasaan membeli, mengkonsumsi, dsb.

Fikar menegaskan bahwa costumer segment pada sebuah startup harus fokus ingin “membidik” konsumer seperti apa. Jika tidak fokus, misal “Konsumer kita adalah seluruh orang di Indonesia.” maka hal ini akan mengakibatkan kita untuk kesulitan dalam mengembangkan produk kita karena jangkauan konsumer yang terlalu luas.

Setelah materi selesai disampaikan oleh semua Pemateri, acara dilanjutkan dengan pemberian Takjil gratis untuk semua audience yang hadir dan ditutup dengan foto bersama.


Penulis : Achmad Faridul Himam
Editor : Tim DILo Malang

BACA JUGA :

Show More

Related Articles