Tren Posting Gowes, Bikin Produsen Sepeda Lokal Kebanjiran Order

Indiekraf.com – Siapa sih yang tak tahu dengan trend bersepeda yang viral belakangan ini? Mulai anak – anak hingga orang tua, masyarakat tampak beramai-ramai mengunggah kegiatan ‘sehat’ tersebut di media sosial. Hal itu tak harus selalu menjadi konotasi yang buruk lho. Ternyata, tren sepedaan ini bisa membuat industri sepeda dalam negeri melejit produksinya!

Berita baik tersebut dikemukakan oleh perusahaan sepeda lokal, United Bike. Semenjak bulan Juni 2020 kemarin, penjualan sepeda lokal bahkan naik hingga dua kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya. Naiknya permintaan pasti harus sejalan pula dengan naiknya angka produksi. Menurut United Bike, tren sepeda yang saat ini banyak dicari adalah sepeda lipat (folding bike) dan sepeda gunung (mountain bike). 

Baca Juga 5 Situs Freelance untuk Menambah Penghasilan

Hal ini tentu memaksa PT Terang Dunia Internusa sebagai manufaktur dari United Bike untuk terus memproduksi sampai kapasitas maksimal mereka. Pabrik mereka yang terletak di Sentul, Jawa Barat kini juga harus dioptimalkan proses produksinya. 

“Kami mengantisipasi naiknya permintaan dengan menambah shift, menambah jumlah tenaga kerja, memaksimalkan kapasitas produksi,” jelas Andry Dwinanda, Sales Manager PT Terang Dunia Internusa dikutip dari Antara, Kamis (6/8). Ia juga menyebutkan bahwa sebelumnya, pada kondisi normal produksi sepeda mencapai 600 ribu unit per tahunnya. Akan tetapi, tren sepedaan ini mendorong mereka untuk menaikkan kapasitas produksi semaksimal mungkin hingga satu juta unit per tahun.

Tak hanya diproduksi untuk dalam negeri, ternyata 20 % hasil produksi akan diekspor ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspor ini antara lain Eropa, Jerman, Australia hingga Amerika Serikat. United Bike saat ini merasa relatif mudah untuk mendapatkan bahan baku. Hal itu didukung dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mereka yang mencapai hingga 60 persen.

Namun, Andry mengatakan bahwa saat ini mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku impor karena kenaikan harga. “Memang secara komponen mengalami kenaikan, dari suplainya pun jadi terbatas, karena permintaan tinggi ini tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia.” ucapnya. Ia juga menambahkan “Akhirnya, persediaan komponen ini terbatas. Makanya kami menaikkan harga sesuai harga kenaikan komponen itu sendiri”.

Di luar itu semua, Andry tetap mengharapkan tren sepedaan ini bisa membuat pemerintah mendukung industri sepeda dalam negeri agar semakin maju dan memiliki daya saing yang tinggi.

Exit mobile version