Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Aplikasi Digital dan GameDesain ProdukDigital KreatifIndustri KreatifKabar KreatifPelaku Kreatif

3 Fakta Alat Screening COVID-19 Lewat ‘Bau Ketiak’ dari ITS

Indiekraf.com – Tahukah kamu kalau Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baru saja mengenalkan inovasi terbarunya? Inovasi ini menghadirkan sebuah alat screening COVID-19! Hal yang lebih uniknya lagi, alat ini mendeteksi virus berbahaya tersebut lewat bau keringat di ketiak. Kok bisa, ya?

Alat Screening COVID-19, i-nose c-19 Sumber : its.ac.id
Alat Screening COVID-19, i-nose c-19 Sumber : its.ac.id

Cara Kerja Alat Screening

Pada situs resmi ITS telah dijelaskan bahwa alat screening atau pendeteksi virus COVID-19 ini adalah yang pertama di dunia yang bisa mendeteksinya lewat bau keringat ketiak. Alat screening COVID-19 yang diberi nama i-nose c-19 ini dikembangkan oleh Prof Drs Ec Ir Riyanto Sarno MSc PhD selaku guru besar ITS. Ia mengenalkan alat inovatif ini sekaligus dengan cara kerjanya. Sampel dari bau keringat ketiak atau axillary sweat odor dari seseorang akan diambil dan diproses menggunakan teknologi artificial intelligence (AI). 

“Keringat ketiak adalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udara buangan i-nose c-19 tidak mengandung virus COVID-19,” ucap Ryan, dikutip dari situs ITS, Selasa (19/1/2021).

Kelebihan dari i-nose c-19

Tim dari ITS mengklaim bahwa inovasi ini memiliki sejumlah keunggulan. Salah satu keunggulannya adalah proses screening yang terbilang cepat. Selain itu, Ryan menjamin bahwa proses kerja dari alat ini bisa lebih cepat dibandingkan teknologi deteksi yang lain. Hal itu karena sampling dan proses nya dilakukan dalam satu alat saja. 

“I-nose c-19 juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehingga pengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alat deteksi cepat COVID-19 ini,” jelasnya. Ryan juga menjelaskan bahwa data alat screening COVID-19 ini terjamin handal karena disimpan pada alat maupun cloud. Lebih kerennya lagi, sistem cloud computing ini bisa membuat i-nose c-19 terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, laboratorium ataupun rumah sakit. 

Sudah Dikembangkan Selama 4 Tahun

Alat ini memang dikenalkan pada publik di masa pandemi COVID-19, tapi ternyata alat ini adalah hasil penelitian panjang lho. Ryan mengatakan bahwa hasil penelitian ini dioptimalkan dengan menyesuaikan adanya virus COVID-19. Saat ini i-nose c-19 sebagai alat screening COVID-19 ada di tahap fase satu uji klinis dan sedang ditargetkan untuk segera dikomersilkan.

“Ke depannya akan ditingkatkan lagi data sampling-nya untuk izin edar dan dapat dikomersialkan ke masyarakat,” ucap Ryan.

Baca Juga Peran Influencer Dalam Program Vaksinasi Covid-19

Show More

Related Articles