Indiekraf.com – Jember Fashion Carnaval (JFC) telah menjadi salah satu parade fesyen terkenal di Indonesia. Event tahunan yang memadukan kreativitas fesyen dengan seni dan budaya ini kabarnya telah membuat Jember dinobatkan sebagai Kota Karnaval pertama di Indonesia yang bertaraf nasional dan internasional oleh Kementerian Pariwisata pada 2017 lalu. Gelaran event ini telah berhasil bawakan fesyen Indonesia ke mata dunia.
JFC terbaru telah diadakan pada Agustus 2024 lalu dengan tema yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kabar terbarunya, JFC turut berpartisipasi dalam WOW Indonesia! Festival yang diadakan di Washington DC, USA! Yuk, simak artikel ini sampai habis untuk tahu lebih lanjut tentang JFC!
Berawal dari rumah mode
Melansir dari berbagai sumber, JFC berawal dari keberadaan rumah mode yang didirikan oleh Dynand Fariz pada 1998. Rumah mode ini merupakan wujud apresiasi dan kontribusi Dynand di dunia fesyen. Lalu, pada tahun 2001, Dynand mengadakan sebuah acara fashion week bagi karyawan rumah modenya, tujuannya untuk mengenalkan rumah modenya ke masyarakat.
Di tahun selanjutnya, fashion week tersebut diadakan secara lebih luas dengan pawai yang dilakukan di sekitar rumah mode Dynand. Nah, mulai dari sini rupanya masyarakat tertarik dan memberi respon positif terhadap pawai tersebut.
Pertama kali ada di tahun 2003
Bertepatan dengan HUT Jember, pada 1 Januari 2003 JFC secara resmi pertama kali digelar di Alun-alun Jember. Pada waktu itu JFC diikuti oleh 50 peserta dengan mengusung 3 defile, yaitu Punk, Gipsy, dan Cowboy. Melansir dari web resminya, mulai dari tahun 2003 tersebut JFC hadir sebagai simbol inovasi, keberagaman, dan ekspresi artistik dalam ajang fesyen.
JFC sajikan tema berbeda tiap tahun
Menjadi event tahunan, JFC hadir dengan tema berbeda di tiap tahunnya. Tahun 2024 ini JFC mengusung tema “Algorithm” dengan 10 kostum defile yang unik, yaitu Wayang, Chess, Versailles, Media, Betta Fish, Climate, Zodiac, Jember, Fairy, dan Rio.
Tema ini tidak sekedar tema saja, melainkan sudah dipikirkan dengan matang untuk membawakan makna-makna tertentu yang dimanifestasikan dalam bentuk kostum. Berikut merupakan tema-tema yang pernah diusung JFC dari tahun ke tahun dikutip dari DetikJatim:
JFC 1 tahun 2003: Cowboy, Gipsy, dan Punk
JFC 2 tahun 2003: Arab, Maroko, India, China, dan Jepang
JFC 3 tahun 2004: Mali, Athena, Brazil, Indian, Futuristic, dan Vintage
JFC 4 tahun 2005: Discover The World
JFC 5 tahun 2006: Anxiety and Spirit of The World
JFC 6 tahun 2007: Save Our World
JFC 7 tahun 2008: World Evolution
JFC 8 tahun 2009: World Unity
JFC 9 tahun 2010: World Treasure
JFC 10 tahun 2011: Eyes of Triumph
JFC 11 tahun 2012: Extremagination
JFC 12 tahun 2013: Artechsion
JFC 13 tahun 2014: Triangle : Dinamic in Harmony
JFC 14 tahun 2015: Outframe
JFC 15 tahun 2016: Revival
JFC 16 tahun 2017: Victory
JFC 17 tahun 2018: Asia Light
JFC 18 tahun 2019: Tribale Grandeur
JFC 19 tahun 2021: Virtue Fantasy
JFC 20 tahun 2022: The Legacy
JFC 21 tahun 2023: Timelapse
Kostum-kostum yang ditampilkan dalam ajang karnaval ini tidak hanya memperlihatkan keindahan visual, tetapi juga mengandung pesan terdalam disesuaikan dengan konsep dan tema yang dibawa di tiap tahunnya. Biasanya kostum juga tidak hanya terbuat dari kain, tetapi juga bahan-bahan natural maupun bekas seperti biji buah-buahan, kertas, dan plastik.
JFC berhasil bawa fesyen Indonesia ke mata dunia
Sejauh ini, kesuksesan JFC tidak hanya diakui di dalam negeri saja, melainkan juga di luar negeri. Mulai dari Chingay Parade di Singapura pada 2015, Indonesia National Day di Dubai pada 2020, Indonesia Expo Infinite Journey di Jerman pada 2023, dan yang terbaru adalah WOW Festival! Indonesia di Washington DC, USA, pada 2024.
Lebih dari itu, JFC juga telah menorehkan berbagai prestasi hingga kancah internasional. Misalnya, kemenangannya dalam Anugerah PWI 2024 dan International Carnaval de Victoria 2016 di Afrika. Beberapa kostum JFC juga aktif berpartisipasi dalam perhelatan kontes kecantikan dunia seperti Miss Grand International dan Miss Universe.
Punya dampak besar ke industri kreatif lainnya
Sebagai ajang fesyen terkemuka, JFC juga turut berdampak positif pada sektor industri kreatif lainnya. Melansir dari web resminya, JFC telah mendatangkan lebih dari 150.000 wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menghadiri event ini. Dengan banyaknya wisatawan tersebut tentu berdampak positif pada sektor pariwisata dan perhotelan.
Dalam perhelatannya, JFC juga memberikan kesempatan bagi UMKM untuk ikut berpartisipasi memamerkan usahanya, mulai dari kuliner hingga pernak-pernik kriya maupun fesyen. Lebih dari itu, industri fotografi dan media juga terdampak secara positif dalam event ini.
Dengan begitu banyaknya sektor industri kreatif yang terlibat dan terdampak secara positif, JFC tidak hanya menjadi ajang fesyen saja, tetapi juga menjadi lokomotif penggerak ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia, utamanya bagi Jember. Perhelatan ini telah berhasil menunjukkan bahwa acara fesyen dan budaya dapat mendunia melalui inovasi kreatif dan kolaborasi antar sektor.
Sebagai penutup, JFC tidak hanya menjadi ajang fesyen bertaraf internasional, tetapi juga simbol bangkitnya ekonomi kreatif Indonesia. Lewat kreativitas dan inovasi yang terus berkembang, JFC berhasil membawa fesyen Indonesia, utamanya Jember, ke mata dunia dan memberikan dampak signifikan bagi ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.
Baca juga: