Indiekraf.com – sebuah gerakan fesyen baru muncul di Kota Malang, ‘Kayutangan Street Style’ begitu gerakan ini disebutnya. Tampil perdana pada Jumat (23/07) malam, gerakan fesyen yang disebut – sebut terinspirasi dari skena fesyen sejenis yaitu Citayam Fashion Week tersebut, berhasil menyedot banyak perhatian warga Malang.
Alhasil memang kawasan Kajoetangan Heritage, Jumat malam sempat dibuat padat bahkan macet. Selain kehadiran para fesyen enthusiast di sana, hal ini juga tidak lepas dari masyarakat yang penasaran dengan Kayutangan Street Style, sebuah gerakan yang tidak ingin disebut sebagai acara. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang aktivisnya Rully Suprayugo ketika ditemui Tim Indiekraf di lokasi.
“Kami sebagai penggemar fesyen di Malang, tahu sebenarnya Arek – Arek Malang ini punya style fesyen yang keren – keren. Namun biasanya mereka masih sungkan untuk bisa menampilkan sehari – hari. Hal ini yang menggerakkan kami membuat gerakan ini, sehingga bagaimana kawasan Kayutangan ini bisa menjadi media bagi para penggemar fesyen di Kota Malang untuk berekspresi,” ulas Rully.
BACA JUGA:
Arek Malang Berjaya Di IOXC 2021 Kemenpora, Pandangan Miring Dijawab Dengan Medali
Kembangkan Pangan Lokal Sorgum di Kupang, Ini Kisah Perjuangan Para ‘Awardee’
Malang Fashion Week Virtual, Langkah Pasti Angkat Dunia Fesyen di Tengah Pandemi
Terkait dengan gerakan ini, banyak disebut masyarakat menduplikasi Citayam Fashion Week yang sedang viral di Jakarta, aktivis Kayutangan Street Style lainnya Belinda menyampaikan bahwa gerakan mereka ini memang terinspirasi dari Citayam Fashion Week dan SCBD nya tersebut. Hanya saja beda di inisiatornya.
“Ya kami memang terinspirasi dari mereka (Citayam Fashion Week) hanya saja di sini beda di inisiatornya. Kalau Kayutangan Street Style memang digagas para penggemar dan pelaku di industri fesyen,” ucap wanita yang juga seorang desainer tersebut.
Berlangsung mulai pukul 19.00 WIB, Kayutangan Streetstyle sendiri diikuti lebih dari 20 penggemar fesyen Kota Malang. Diawali dengan mereka berkumpul dan melakukan mini catwalk, sebelum akhirnya mereka menyebar ke kawasan Kajoetangan Heritage.
Padatnya massa yang ingin menyaksikan gerakan ini, membuat pihak yang berwenang akhirnya mengambil tindakan dengan melakukan pembubaran massa dari kawasan Kajoetangan Heritage pada sekitar pukul 21.30 WIB.