Era Indusrtri 4.0 memang sudah tidak bisa dihindari lagi. Suka tidak suka, mau tidak mau, kita semua akan masuk di dalamnya. Lalu apakah yang dapat kita lakukan demi menghadapi era industrialisasi generasi ke empat ini? Bisa jadi memang ekonomi kreatif jadi solusi cerdas dan efektif dalam menghadapi hal ini.
Seperti dilansir dari neraca.co.id, bahwa gelombang industri 4.0 memang akan membawa gelombang perubahan yang fundamental, pada banyak tatanan kehidupan bermasyarakat secara global. Sebut saja bagaimana sekarang anda dengan mudahnya untuk bisa melakukan pemesanan makanan ataupun barang hanya dengan menggunakan ponsel di tangan anda.
Hal inilah yang kemudian disebut dengan disrupsi. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , kata disrupsi ini sendiri bermakna ‘mencabut dari akarnya’ atau bahasa gaulnya bisa dibilang ‘out of the box’, atau keluar dari kebiasaan dan tatatan. Hal ini juga yang sedang terjadi dalam dunia perekonomian dunia, dan tentu juga Indonesia.
Pemanfaatan ‘Artficial Intelegence’ (AI) dan ‘human – machine interface’ , menurut Asisten Deputi Humas Kementerian Negara, Eddy Cahyono Sugiarto menjadi salah satu penyebabnya. Dimana dua faktor tersebut akhirnya menimbulkan ‘sharing econnomy’ lintas sektoral.
“Merebaknya fenomena sharing economy, menjadikan kreativitas dan inovasi sebagai garda terdepan memenangkan persaingan ekonomi global,” ungkap Eddy seperti dikutip dari neraca.co.id.
“Era revolusi industri 4.0 menjadikan ekonomi kreatif menjadi salah satu isu strategis yang layak mendapatkan pengarusutamakan sebagai pilihan strategi memenangkan persaingan global, ditandai dengan terus dilakukannya inovasi dan kreativitas guna n menigkatkan nilai tambah ekonomi melalui kapitalisasi ide kreatif,” lanjutnya.
Ekonomi kreatif punya sumber tak terbatas
Menurut Eddy ekonomi kreatif dengan 16 sub sektornya, akan bisa menjadi andalan Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0. Hal tersebut tidak lepas dari sumber daya ekonomi kreatif yang terbarukan, yaitu ide dan gagasan.
Sehingga tentu saja, dengan adanya SDM -SDM yang kreatif, kekuatan ekonomi ini tidak akan pernah habis. Berbeda dengan kekayaan hayati yang perlu waktu untuk terbarukan, bahkan juga tidak bisa terbarukan.
Ditambahkan Eddy momentum ini tidak boleh sampai lepas. Karenanya diperlukan kerja sama dan kerja keras dari semua lini dan lapisan.
“Momentum itu semakin mendapatkan tempat ditengah perkembangan revolusi industri 4.0 dan penggunaan teknologi informasi, karena faktor geografis sejatinya bukan lagi menjadi sebuah penghalang, internet dan teknologi baru lainnya memungkinkan orang-orang dari seluruh dunia untuk berkolaborasi dan bekerja sama memperkuat positioning ekonomi kreatif Indonesia,” katanya.
“Rencana aksi kongkrit layak terus dikembangkan dan didukung seluruh pemangku kepentingan agar manfaat nya dari isu strategis pengembangan inklusif ekonomi kreatif, utamanya dalam membangun kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem dan pembiayaan industri kreatif, dapat memberikan konstribusi positip bagi masa depan pengembangan ekonomi kreatif,” imbuh Eddy.
Nah, bagaimana pembaca, apakah anda siap menjadi garda terdepan dalam ekonomi kreatif Indonesia? Karena memang Tanah Air kita dengan berbagai kekayaan budaya dan alamnnya, akan memberikan ciri khas dalam ekonomi kreatif kita dibandingkan dengan negara lain.