Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Film Animasi dan VideoMusikOpini Kreatif

Pemilu 2024 Jadi Ajang Pelaku Kreatif Pesta Demokrasi dalam Epic Rap Battle of Presidency 2024 dan Dirty Vote [Review]

Indiekraf.com – Tahun 2024 merupakan tahun pesta demokrasi, dimana calon Presiden dan Wakil Presiden, serta anggota Legislatif akan dipilih oleh rakyat Indonesia melalui Pemilihan Umum (Pemilu) pada tanggal 14 Februari 2024.

Mendekati hari Pemilu dilaksanakan, muncul 2 konten video dari YouTube yang viral dan mendapatkan tanggapan luar biasa dari netizen Indonesia.

Video yang lebih dulu viral berasal dari akun YouTube skinnyindonesian24 berjudul ‘Anies VS Prabowo VS Ganjar – Epic Rap Battles of Presidency 2024’. Video selanjutnya adalah sebuah film dokumenter rilisan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia di akun resmi YouTube-nya dengan judul ‘Dirty Vote’.

Indiekraf menyempatkan diri untuk menonton kedua video tersebut dan menemukan beberapa hal yang dapat diperhatikan dari sisi kreatif.


Screenshot Video Epic Rap Battles of Presidency 2024 – sumber: skinnyindonesian24 on YouTube

Epic Rap Battles of Presidency 2024

Video berdurasi kurang lebih 9 menit ini per 13 Januari 2024 telah ditonton sebanyak lebih dari 6,2 juta kali dan mendapatkan 58 ribu komentar serta 798 ribu likes. Video ini juga masih berada pada Trending #1 di YouTube Indonesia sejak diunggah pada 10 Februari 2024 lalu.

Karya kolaborasi antar Youtuber yang disutradarai oleh Chandra Liow, produser Andovi da Lopez & Jovial da Lopez, serta komposer musik MystDeisanto ini mengusung konsep musik video rap battle antar calon presiden yang mengajukan diri pada Pemilu 2024.

Poster Resmi Dirty Vote – sumber: @Dandhy_Laksono on X

Dirty Vote

Sejak ditayangkan pada 11 Februari 2024, film dokumenter ini ramai dibicarakan publik dan bahkan per 13 Januari 2024 telah ditonton sebanyak lebih dari 7,6 juta kali dan mendapatkan 97 ribu komentar serta 373 ribu likes.

Lalu setidaknya ada 357 ribu post dengan kata kunci Dirty Vote di X per 13 Januari 2024 dan lebih dari 5000 post dalam hashtag dirtyvote di Instagram. Berbagai kanal berita dan media seperti tirto.id, tempo.co, Narasi Newsroom, BBC News Indonesia, CNN Indonesia, hingga USS Feed ikut membagikan berita serta konten terkait film dokumenter tersebut.

Film dokumenter karya sutradara Dandhy Laksono ini membahas tentang kecurangan-kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024 selama kurang lebih 117 menit.

Dilansir dari keterangan dalam akun resmi YouTube PSHK, film ini dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara, Zainal Arifin Mochtar, Bivitri Susanti, dan Feri Amsari.

Review

Dua video ini mengusung tipe konten yang berbeda, walaupun keduanya sama menyinggung tentang pemilihan presiden (pilpres) dan pemilu 2024. Satu tentang musik dan lainnya film dokumenter.

Kreatif dan asik adalah dua kata yang muncul pertama kali ketika menonton Epic Rap Battles of Presidency 2024.

Kolaborasi antar musik, lirik, background, animasi 3D, properti, hingga make up dan wardrobe menjadi beberapa hal yang langsung menarik perhatian.

Beberapa Youtuber juga tampak terlibat menjadi tokoh-tokoh yang direpresentasikan dengan baik akibat olah tangan para make up artist dan penata wardrobe.

Lirik yang berirama, kesesuaian latar visual dengan tema yang diangkat, pembawaan ciri di tiap karakter; mulai dari cara bicara, visual, hingga bertindak, menjadikan video ini menghibur untuk ditonton.

Menariknya lagi, dalam video Epic Rap Battles of Presidency 2024 ini menyampaikan pesan di akhir untuk warga negara Indonesia agar tidak golput (golongan putih).

Sedangkan dalam Dirty Vote, lebih berkesan serius karena tata bahasa dan cara bicara yang disampaikan oleh para pemeran cenderung formal.

Menimbang film dokumenter ini berdasarkan data dan fakta, inti pembahasan tentang ungkapan bentuk-bentuk kecurangan yang diurai dengan analisa hukum tata negara, dan background para pemeran film merupakan tokoh ahli Hukum Tata Negara serta dosen, konsep formal memang sudah sesuai untuk diangkat.

Walaupun film dokumenter Dirty Vote menuai banyak respon dari berbagai pihak, mulai dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia, Juru Bicara (Jubir), Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) tiap capres, hingga netizen Indonesia, secara kreativitas film ini layak untuk dipertimbangkan ditonton.

Karena melihat kondisi saat ini yang sedang santer dengan pemilu, adanya alasan dan tujuan tersendiri dari pembuat film terhadap kondisi terkait, dan sisi edukasi yang dibedah dan disampaikan oleh para ahlinya.

Untuk menghasilkan konten video-video seperti ini tentunya tidak lepas dari kolaborasi para pelaku kreatif di baliknya.

Bisa dilihat di bagian akhir video maupun poster film, terdapat deretan informasi para pihak yang terlibat dalam pembuatan video terkait.

Mulai dari sutradara, produser, pemeran, designer, videografer, editor, scriptwriter, dan lain-lainnya ikut andil dalam pembuatan konten video seperti ini.

Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa para pelaku kreatif, dalam hal ini kreator konten video dan tim, memiliki jiwa yang kreatif dan kritis untuk dapat ikut menyemarakkan pesta demokrasi dengan konten-konten yang menghibur maupun edukatif.

Walaupun ada pro kontra dari berbagai pihak dalam menanggapi fenomena yang tengah ramai di masyarakat, lahan untuk para pelaku kreatif untuk terus berkarya dalam menyampaikan pesan dan berkreasi akan tetap ada.

Untuk itu, mari saling mengapresiasi karya para pelaku kreatif ini agar ekosistem kreatif di Indonesia terus terjaga.

Baca Juga :

Show More

Related Articles