Indiekraf.com – Pernah datang ke karnaval atau pawai di Jawa Timur dan ngerasain dentuman bass yang bikin dada bergetar? Nah, itu dia sound horeg! Musiknya ngegas, dentumannya bikin merinding, dan suasananya selalu pecah. Tapi jangan salah, sound horeg bukan sekadar musik bising, lho! Fenomena ini udah jadi bagian dari budaya lokal yang makin viral di berbagai daerah. Bahkan, pengaruhnya nggak main-main di dunia ekonomi kreatif, mulai dari bisnis persewaan sound system hingga wadah ekspresi bagi anak muda yang kreatif.
Gimana sih ceritanya sound horeg bisa jadi tren? Seberapa besar dampaknya? Yuk, kita bahas lebih dalam di artikel ini!
Apa Sih Sound Horeg Itu?
Sound horeg berasal dari kata “horeg” yang dalam bahasa Jawa berarti “bergetar” atau “berisik”. Sesuai namanya, sound horeg merujuk pada sistem audio berdaya tinggi yang menghasilkan suara super keras dengan bass yang bikin badan ikut gemetar. Biasanya, sound system ini dipasang di atas truk atau kendaraan besar lainnya agar bisa dibawa keliling di acara-acara seperti karnaval, hajatan, hingga festival komunitas.
Bukan cuma soal suaranya yang menggelegar, sound horeg juga sering dikombinasikan dengan Light Emitting Diode (LED) warna-warni dan layar digital yang bikin suasana makin meriah. Pokoknya, kalau ada sound horeg, dijamin acaranya bakal ramai!
Dari Mana Sound Horeg Berasal?
Fenomena sound horeg awalnya berkembang di Jawa Timur dan sekitarnya. Dulu, sound system besar ini lebih sering dipakai di acara desa atau hajatan sebagai hiburan rakyat. Tapi seiring waktu, tren ini mulai menyebar luas dan makin populer, apalagi setelah banyak video sound horeg yang viral di media sosial.
Banyak komunitas pecinta sound horeg yang akhirnya membentuk kelompok sendiri. Mereka sering mengadakan parade atau adu sound system buat “menunjukkan” siapa yang punya suara paling “gahar.” Dari sini, industri sound horeg pun berkembang pesat, membuka peluang baru di dunia hiburan dan teknologi audio.
Di Malang, tren sound horeg juga semakin digandrungi! Kota ini dikenal sebagai pusat kreativitas anak muda, jadi nggak heran kalau sound horeg sering hadir di acara komunitas dan festival musik. Bahkan, beberapa event besar di Malang mulai menjadikan sound horeg sebagai daya tarik utama.
Nggak cuma itu, banyak pengusaha lokal yang melihat peluang besar di sini. Mulai dari bisnis penyewaan sound system sampai bengkel yang khusus menawarkan modifikasi kendaraan horeg dengan sound system berdaya tinggi dan lampu LED yang bikin makin keren!
Sound Horeg dan Ekonomi Kreatif
Siapa sangka, fenomena sound horeg juga punya pengaruh besar di dunia ekonomi kreatif? Nih, beberapa dampaknya:
Bisnis Sound System
Makin populernya sound horeg bikin penyedia jasa sound system kebanjiran orderan. Harga sewanya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk satu acara! Belum lagi para teknisi audio yang ikut kecipratan rezeki karena banyak yang butuh perawatan dan peningkatan kualitas sound system mereka.
Pariwisata dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Lokal
Acara dengan sound horeg selalu menarik banyak penonton. Nah, ini otomatis bikin pedagang makanan, minuman, dan suvenir di sekitar lokasi acara ikut kecipratan untung. Bahkan, festival sound horeg yang digelar di berbagai kota bisa jadi daya tarik wisata baru, terutama buat pencinta audio dan otomotif.
Dunia Otomotif
Truk dan kendaraan besar yang dimodifikasi khusus buat sound horeg jadi tren baru di dunia otomotif. Banyak bengkel yang sekarang menawarkan jasa modifikasi kendaraan supaya bisa menampung sound system besar. Komunitas otomotif pun mulai aktif di event sound horeg, membuka peluang kolaborasi seru antara pecinta musik dan penggemar kendaraan.
Dari hiburan rakyat sampai peluang bisnis yang menjanjikan, sound horeg benar-benar jadi bagian dari ekonomi kreatif yang nggak bisa diremehkan!
Tantangan dan Kontroversi
Meski seru dan punya banyak manfaat, sound horeg juga nggak lepas dari kontroversi. Suaranya yang super kencang sering dikeluhkan karena mengganggu ketenangan warga. Bahkan, beberapa daerah mulai bikin aturan khusus untuk membatasi penggunaan sound horeg di tempat umum.
Nggak jarang juga terjadi gesekan di masyarakat. Misalnya, pernah ada kejadian seorang ibu protes karena anaknya sulit tidur gara-gara dentuman bass dari sound horeg saat karnaval. Hal-hal seperti ini tentu jadi tantangan buat komunitas sound horeg agar lebih bijak dalam menggunakan sound system mereka.
Pada akhirnya, sound horeg bukan sekadar tren musik bising, tapi juga bagian dari budaya yang terus berkembang dan berkontribusi ke ekonomi kreatif. Dari bisnis sound system, pariwisata, sampai otomotif—semuanya ikut merasakan dampaknya. Tapi tentu saja, keseruan ini harus tetap diimbangi dengan kenyamanan masyarakat.
Kolaborasi antara penyelenggara acara, komunitas sound horeg, dan pemerintah bisa jadi solusi supaya budaya ini terus berkembang tanpa menimbulkan masalah sosial.
Jadi, menurut kamu gimana? Kamu tim “Gaspol Sound Horeg!” atau “Duh, kecilin dikit dong!
Sumber: Detik, Tirto, Kompas
