Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKabar KreatifKreatif TourismWisata Kreatif

Wisata Halal Berpotensi Kembangkan Ekonomi Kreatif, Kok Bisa?

Indiekraf.com – Segala bentuk upaya tengah dilakukan berbagai pihak demi mengembalikan lagi keadaan dunia setelah adanya pandemi COVID-19. Kondisi new normal kini sudah mulai terasa di kehidupan sehari-hari. Salah satu sektor yang terdampak oleh pandemi adalah pariwisata. Untuk membangkitkan kembali ekonomi kreatif pascapandemi, wisata halal menjadi salah satu upaya terbaik saat ini. Apa itu wisata halal dan bagaimana penerapannya? Yuk simak penjelasan berikut ini!

Wisata Berbasis Halal Berpotensi Kembangkan Ekonomi Kreatif, Kok Bisa?

Dalam upaya membangkitkan ekonomi kreatif di Indonesia, saat ini pemerintah tengah memaksimalkan potensi dari wisata halal. Hal ini juga termasuk dalam cara untuk membuka lapangan kerja pascapandemi. Tapi sebenarnya apa pengertian dari wisata halal ini? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memberikan pengeritan tersebut merupakan konsep yang mengusung wisata religius. Hal ini bisa dikerucutkan ke wisata ziarah, wisata religi, wisata alam, wisata budaya, sampai dengan wisata produk dengan ‘label’ halal.

Jadi, fokus pemerintah bukan berarti mensyariahkan berbagai destinasi di Indonesia ya. “Banyak sekali spot pariwisata yang bisa dikembangkan dalam konsep wisata religi, wisata ziarah, wisata budaya, wisata alam, hingga wisata buatan yang bisa berlanjut ke sektor ekonomi kreatif sebagai produk halal seperti kosmetik hingga paket-paket wisata baik sebelum maupun sesudah umroh,” terang Menparekraf. 

Tiga Layanan Dasar dengan Konsep Wisata Halal di Indonesia

Sandiaga Uno memberikan pengertian bahwa ada tiga layanan dasar untuk mengembangkan wisata halal di Tanah Air. Dasar tersebut antara lain need to have, good to have dan nice to have. Ketiga istilah ini bisa diartikan menjadi kegiatan yang berbeda-beda, lho. Dalam kategori ‘Need to Have’, pelaku wisata bisa mendapatkan layanan untuk menunaikan kewajiban dalam sektor religi seperti beribadah dan konsumsi makanan halal. Selanjutnya, ‘Good to Have’ adalah keunggulan yang bisa dinikmati seperti adanya fasilitas yang ramah bagi wisata muslim.

Dasar ketiga adalah ‘Nice to Have’ di mana wisatawan bisa mendapatkan pengalaman yang lebih baik dalam melakukan wisata halal ini. Kedepannya, peta industri halal juga bisa membantu untuk memulihkan pariwisata.  “Promosi dengan pola digitalisasi dengan algoritma sosial media yang atraktif edukatif dan informatif dengan melibatkan diaspora dan komunitas-komunitas yang ada di sana,” ujarnya.

Baca Juga Libur Lebaran 2023 Bisa Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Wisata!

Show More

Related Articles