Kita sebagai masyarakat Indonesia patut berbangga. Dengan peluncuruan Pusat Inovasi Kecerdasan dan Komputasi Awan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dimana proyek prestisius ini merupakan kolaborasi dari ITB dengan startup unicorn Indonesia Bukalapak.
Seperti dilansir dari Good News From Indonesia, labolatorium berbasis teknologi informasi (TI) ini berposisi di Fakultas Senyawa Teknik Elektro dan Informatika ITB. Dengan harapan bisa menjadi pusat penelituan bagi manahasiswa, dosen, serta para peneliti yang berkonsentrasi di kecerdasan buatan dan komputasi awan.
CEO Bukalapak, yang juga alumnus dari ITB Achmad Zaki menyebut di Indonesia masih sangat minim talenta yang memiliki konsentrasi keilmuan di kecerdasan buatan pada khususnya.
“Hal ini adalah tantangan bagi kita semua. [Kita harus] memiliki lebih banyak para ahli teknologi khususnya kecerdasan buatan yang akan berkontribusi pada [kemajuan] Indonesia,” katanya.
“Kami menyediakan tempat, fasilitas, dan data untuk tujuan penelitian. Kami juga menyediakan server internet dan akses ke 200 insinyur yang bekerja untuk divisi Penelitian dan Pengembangan Bukalapak yang terletak tidak jauh dari pusat inovasi tersebut yang akan membimbing siswa,” tambahnya.
Juru bicara Bukalapak, Evi Andarini mengatakan, data yang diberikan sebagai hibah, sangat berharga untuk penelitian kecerdasan buatan.
“Bahkan sampel kurang dari 0,1 persen dari gudang data skala petabyte kami akan menjadi kumpulan data berharga yang kami harap dapat mempercepat penelitian AI di Indonesia pada bidang-bidang seperti pemahaman bahasa alami, visi komputer, dan pembelajaran mendalam,” katanya.
Menteri Mohamad Nasir mengatakan dia yakin bahwa proyek kolaborasi akan menghasilkan hasil inovatif di bidang informasi dan teknologi.
“Tujuannya adalah untuk menciptakan inovasi yang akan berdampak positif bagi perekonomian,” katanya.
Nasir mencatat bahwa Bukalapak, platform e-commerce yang populer, juga dapat menawarkan pengetahuannya, yang akan melengkapi teori dan kuliah di kelas untuk siswa.