Datang ke Malang, Maestro Keroncong Waldjinah Bernostalgia

Indiekraf.com-Museum Musik Indonesia (MMI) yang berada di jalan Nusakambangan, kota Malang, selasa (01/03/22) kedatangan tamu istimewa. Kali ini sang maestro keroncong tanah air, Waldjinah hadir dari Surakarta bersama anak, menantu serta salah satu anggota DPR dari dapil jawa tengah.

Bagi pecinta musik keroncong di era 60-an ini, nama Waldjinah tentunya tak asing di telinga. Kepopulerannya ditanah air hingga sudah tidak diragukan lagig bahkan namanya sangat tersohor dikancah Internasional.

Ketika datang dengan menggunakan kursi roda untuk menikmati karya miliknya yang disimpan dengan baik di Museum Musik Indonesia ini, ia sangat terharu melihat album piringan hitam miliknya masih bisa diputar dan ia dengar sendiri. Bahkan ada beberapa kaset pita dari album hitsnya juga masih tersimpan baik di museum ini.

Baca juga:

“Pastinya saya senang, karena bisa mendengar kembali lagu-lagu yang pernah saya nyanyikan  dahulu. Sekaligus kembali menghidupkan semangat musik keroncong . Apalagi banyak album yang tidak saya miliki lagi, ternyata masih ada disini,”ungkap penyanyi kelahiran surakarta, 7 November 1945 ini.

Waldjinah pun masih ingat, jika dirinya telah memiliki album sebanyak 200-an, dengan total lagu sebanyak 1700-an. Ia pun bercerita, rekaman pertama ia lakukan pada tahun 1959 untuk album Kembang Kacang.

Saat itu usianya baru 12 tahun dan sudah melakukan rekaman di studio rekaman legendaris Lokananta di Solo. Salah satu tembang legendaris yang hingga kini masih diingat dan banyak dinyanyikan setiap orang adalah Walang kekek.

“Kalau lagu yang saya nyanyikan itu sekitar 1700. Kalau albumnua kurang lebih ada 200, sat ini di rumah tinggal 7 saja. Karena lainnya banyak yang saya berikan ke teman,”tambahnya.

Ingin Anak Muda Milenial Lestarikan Keroncong

Meski kini musik keroncong ataupun penikmat musik keroncong tidak sebanyak dulu, ia ingin agar anak muda milenial bisa meneruskan dan melestirakan musik keroncong. Meski musik keroncong dikombinasi dengan genre musik lain, ia tak mempermasalahkan, terpenting baginya musik keroncong bisa tetap bertahan.

“Bagi saya itu bukan masalah. Karena dengan penggabungan itu membuat musik keroncong kembali hidup. Terlebih keroncong itu sebenarnya masuk ke genre apa saja,”jelasnya.

Baca juga:

Waldjinah pun berpesan agar anak muda bisa terus bersemangat dan jangan mudah menyerah untuk menggarap musik keroncong agar tetap eksis.

“Pastinya anak-anak muda harus tetap semangat dan jangan mudah menyerah. Mereka juga harus mau belajar dan sebisa mungkin jangan meninggalkan genre musik keroncong yang punya nilai tersendiri,”pungkas Waldjinah.

Exit mobile version