Kini, Festival Eri lah yang diharapkan bisa memacu perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Ambon secara cepat, hal tersebut disampaikan oleh Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler.
“Festival Eri ini diharapkan menjadi pemicu pengembangan ekonomi kreatif menuju peningkatan taraf hidup kesejahteraan masyarakat Eri khususnya dan warga kota Ambon,” katanya di Ambon, Kamis, (15/02) seperti dilansir dari Antara Maluku.
Syarif menyatakan, bahwa perhelatan Festival Eri yang memasuki tahun kedua, kini sudah menjadi agenda tetap pariwisata Kota ambon.
Dikatakannya, festival ini menjadi tumpuan harapan untuk bisa membangkitkan dan menjaga ide -ide kreatif dan partisipasi masyarakat dalam menyelenggarakan festival di negeri adat lain, dengan skala yang minimal sama atau bahkan lebih besar. Sebagai penjaga euforia pariwista di Ambon.
“Festival ini masuk kalender event periwisata Ambon tahun 2019 yang diupayakan menjadi agenda tahunan yang semakin meningkat dari segi kualitas dan partisipai masyatakat,” katanya.
Lebih lanjut Syarifย memaparkan, Negeri Nusaweni punya potensi pariwisata dan keanekaragaman budaya yang tidak kalah dengan negeri lain yang berada di Propinsi Maluku.
Potensi itu muncul dari kekayaan alam, seperti pegunungan, hutan, dan pantai hingga ke alam di bawah laut. Serta juga seni budaya yang memiliki nilai filosofi dan historis. Ditunjang dengan kearifan lokal yang dipertahankan sebagai akar tradisi.
“Kearifan lokal ini menjadi akar tumbuhnya kehidupan yang harmonis, religius dan sejahtera, yang akan terus dibina dirawat serta ditumbuh kembangkan, sehingga mampu mewujudkan jati diri Ambon ditengah jati diri modern, sekaligus membangun dan membangkitkan dunia jasa dan usaha pariwisata di Ambon, ” ujarnya.
Keterilbatan masyarakat, khususnya sanggar seni dengan banyak ide dan juga gagasan kreatif jadi kunci utama dalam mengangkat pariwisata Ambon berada di level teratas.
Partisipasi tersebut dituturkan Syarif, dilakukan melalui banyak kegiatan konstruktif yang strategis dalam mendorong kemajuan pariwisata, dan upaya membangun budaya bangsa sebagai media mengangkat martabat daerah di mata dunia.
Diakuinya, festival ini mengandung banyak kegiatan dan lomba, yang secara langsung melibatkan para pelaku seni budaya, atlet dan juga masyarakat umum. Mereka semua terlibat, tanpa memandang perbedaan suku, ras dan agama.
“Perbedaan ini justru menjadi kekayaan dan khasanah budaya kota Ambon dalam mendukung perwujudan Ambon kota musik dunia di tahun 2019 dan Ambon sabagai destinasi wisata di tahun 2020,” tandas Syarif.
Festival ini akan diisi dengan berbagai kegiatan di antaranya, panggung hiburan, perahu manggurebe, lomba bersih pantai, lomba paduan suara serta lomba sunset photography.