Indiekraf.com – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), prosperity platform yang menghadirkan layanan keuangan inklusif untuk ekonomi akar rumput melalui teknologi dan prinsip keberlanjutan, berkolaborasi dengan eFishery, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi akuakultur dengan fokus pembudidayaan ikan dan udang, untuk mendorong ketahanan pangan melalui penguatan potensi akuakultur.
Kolaborasi Amartha dan eFishery memberi peluang bagi para pembudidaya ikan dan petambak udang yang tergabung dalam ekosistem eFishery untuk mendapatkan akses finansial secara inklusif dan mengembangkan usaha di sektor perikanan.
Adityo Putranto, Head of Business Partnership Lending Amartha menyampaikan tujuan kolaborasi ini. “Akuakultur di Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menjaga ketahanan pangan. Namun, keterbatasan akses permodalan menjadi salah satu tantangan bagi pembudidaya untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Kolaborasi Amartha dengan eFishery diharapkan dapat membuka akses yang seluas-luasnya bagi para pembudidaya, sehingga dapat
memberikan dampak yang berkelanjutan, mulai dari peningkatan ekonomi pembudidaya, kualitas hasil panen, hingga pemenuhan nutrisi generasi mendatang.”
Amartha telah menjalin kolaborasi dengan eFishery sejak tahun 2022 melalui program “Kasih Bayar Nanti” (Kabayan) yang merupakan bagian dari layanan eFishery mall (eMall). Hingga Mei 2023, Amartha telah menyalurkan modal mencapai 114 miliar rupiah dan berkomitmen terus mendukung penyaluran akses keuangan hingga 500 miliar rupiah.
BACA JUGA:
MyFood: Aplikasi Kuliner Unik Milik Telkomcel
Upaya Pekerja Seni Tetap Berkreasi Di Tengah Pandemi, 3 Sanggar Tari Di Kota Malang Lakukan Hal Ini
Mengenal Samehadaku, Situs yang Bikin Anime Lovers Banjir Air Mata, Ada Apa?
Program Kabayan telah menjangkau 1.600 pembudidaya ikan yang menjadi bagian dari ekosistem eFishery. Berbeda dengan skema tanggung renteng yang diterapkan pada mitra Amartha, lewat program Kabayan, pembudidaya ikan di ekosistem eFishery dapat mengajukan pinjaman mulai dari tiga juta hingga 100 juta rupiah, dengan tenor satu sampai enam bulan.
Di samping tujuan untuk memperluas layanan keuangan inklusif di sektor akuakultur, kolaborasi ini juga salah satu implementasi prinsip keberlanjutan yang dijalankan oleh Amartha, di mana penyediaan akses keuangan turut berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan lewat akuakultur yang lebih sustainable.
Potensi Akuakultur untuk Ketahanan Pangan Nasional
Indonesia memiliki potensi besar di industri akuakultur yang memenuhi empat indikator pengukuran ketahanan pangan, yaitu harga pangan, ketersediaan pasokan, kualitas nutrisi, serta keberlanjutan dan adaptasi. Hal ini pun diperkuat dengan fakta bahwa Indonesia saat ini tercatat sebagai negara penghasil perikanan budidaya terbesar kedua di dunia dengan volume produksi 14,8 juta ton, dan berdasarkan prediksi FAO, perikanan budidaya Indonesia akan tumbuh sebesar26% pada tahun 2030