Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKota Kreatif

Menengok Pangkas Rambut Tertua Di Malang Yang Punya Pemangkas Berusia 70 Tahun

Indiekraf.com-Cukur rambut atau biasa kita mendengarnya pangkas rambut telah begitu banyak menjamur di setiap wilayah bahkan di Kota Malang, Jawa Timur. Bahkan sudah tak terhitung lagi tempat pangkas rambut dengan ragam konsep yang baru nan memikat mata.

Namun dari sekian banyak tempat pangkas rambut di Kota Malang yang masih baru itu, ada satu tempat pangkas rambut yang cukup lawas bahkan usianya mencapai 55 tahun. Tempat pangkas rambut tersebut bernama “Sahabat”, yang berada di komplek pertokoan Kayutangan Heritage.

Saat tim Indiekraf.Com datang ke tempat pangkas rambut lawas ini, secara tampilan memang terlihat suasana jaman dulu. Hal itu terlihat mulai dari kursi tempat cukur rambut, alat pemotong rambut atau clipper.

pemangkas rambut sedangmemangkas rambut pelanggan dengan alat cukur lawas alias jadul

Salah seorang pemangkas rambut bernama Sukadi mengatakan jika dirinya telah bergabung dengan pangkas rambut “Sahabat” ini sejak tahun 1965. Masih kata Sukadi, dulunya tempat pangkas rambut ini berada di daerah pertukangan kemudian sang pemilik bernama Seng Jung En atau pak Slamet yang merupakan orang Tionghoa memindahkan tempat pangkas rambut  di pertokoan Kayutangan Heritage ini.

“Tempat pangkas rambut ini berdiri tahun 1965. Dulunya tempat pangkas rambut ini berada di daerah Pertukangan, lalu tahun 65 pemiliknya memindahkan ke sini (Pertokoan Kayutangan). Saya mulai gabung tahun 1965, umur saya sekarang sudah 70 tahun”kata Sukadi pemangkas rambut, Selasa(18/05/21).

Baca juga :

Tak Mau Ganti Suasana

Di tengah kondisi yang sudah serba modern, nyatanya tak membuat pengelola pangkas rambut  “Sahabat” ingin berganti suasana dan memilih untuk tetap menampilkan suasana lawas seperti awal berdiri.

“Dari dulu kami inginnya bisa tetap seperti ini, apalagi usaha pangkas rambut itu kondisinya naik turun,”ungkap Sukadi.

Meski ada alat cukur yang terbaru, namun untuk alat-alat cukur manual masih tetap digunakan, bahkan alat cukur lawas itu masih tetap disimpan meskipun ada yang rusak. Kursi tempat pelanggan untuk cukur rambut juga tidak diganti.

kursi untuk pelanggan yang mau cukur rambut masih memakai kursi lawas

Pemangkas Rambut

Sukadi juga bercerita, jika dulu pemangkas rambut di tempat ini mencapai 10 orang, yang terdiri dari 5 orang pemangkas rambut laki-laki, sisanya perempuan. Namun seiring perubahan jaman, tukang cukur rambut mengalami penurunan. Hingga detik ini, tukang cukur di pangkas rambut “Sahabat” hanya 4 orang.

“Dulu ada 10 orang, 5 orang laki-laki, 5 orang perempuan. Sekarang tinggal 4 orang, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan,”ujar Sukadi.  

Baca juga:

Tempat cukur legendaris di Kota Malang ini tak hanya mengkhususkan diri untuk memotong rambut saja, namun juga mengerjakan jasa lainnya, seperti mewarna rambut, mencuci rambut, dan membersihkan kotoran telinga.

Para pelanggan pun tak dibatasi hanya kaum Adam alias laki-laki saja, namun kaum hawa dan juga anak-anak bisa dilayani di tempat ini.

Sukadi, pemangkas rambut “sahabat”yang berusia 70 tahun

Harga

Bicara soal harga pangkas rambut, Sukadi mengatakan jika selama tempat pangkas rambut berdiri, harga yang ditawarkan mulai Rp 65 hingga saat ini Rp 25 ribu.

“Dulu mulai harga 65 repes (65 rupiah, untuk potong rambut,sekrang ya sudah Rp 25 ribu,”tambah Sukadi.

Regenerasi

Bicara regenerasi, nampaknya di tempat pangkas rambut ini belum terlihat ada pergantian orang. Bahkan dari 10 orang yang dulunya pernah bergabung di tempat ini kini tinggal 4 orang, itupun usianya juga sudah tak muda lagi.

Sukadi mengatakan, dulunya pernah memberi pelatihan kepada anak-anak muda, namun kebanyakan mereka tidak ingin berada di tempat pangkas rambut ini dan memilih untuk membuka tempat usaha sendiri.

“Kalau bicara regenerasi, saya tidak tahu, pengelola juga tetap mempertahankan seperti ini. Dulu pernah saya memberikan pelatihan kepada anak-anak muda secaragratis, namun kebanyakan mereka ingin buka sendiri,”pungkas Sukadi

Show More

Related Articles