Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKabar KreatifKota KreatifKriyaPelaku Kreatif

Profil Kota/Kabupaten Kreatif – Kota Pekalongan

Ditulis oleh Rossya Adha

 

Halo … Para Pelaku Indsutri Kreatif! Mempunyai nama branding yaitu World’s City of Batik. Menjadikan Kota Pekalongan fokus dalam bidang subsektor industri kriya batik yang semakin berkembang setiap tahunnya tak luput dari dukungan masyarakat sekitar, komunitas, bahkan pemerintah juga loo …. Penasaran akan seperti apa profil Kota Pekalongan? Yuk simak

 

INDIEKRAF – Salah satu sumber penghidupan pokok sebagian besar masyarakat Kota Pekalongan adalah Batik. Indonesia memang dikenal akan keragaman budaya batiknya dalam setiap daerah ataupun kotanya. Di tahun 2015 Kota Pekalongan telah berhasil menjadi anggota jaringan Kota Kreatif Dunia,  sebagai satu-satunya kota yang terpilih oleh UNESCO dalam kategori  craft & folk art pada Desember 2014 dan mempunyai branding dengan slogan World’s City of Batik.

Secara geografis Kota Pekalongan termasuk dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian pantai utara tepatnya pada posisi antara 6o50’42”–6o55’44” LS dan 109o37’55”–109o42’19” BT di pantai utara Jawa Tengah. Kota Pekalongan merupakan daerah datar, tidak ada daerah dengan kemiringan yang curam,  terdiri tanah kering 67,48% Ha dan tanah sawah 32,53%. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai + 9 Km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai +  7 Km.

 

Subsektor Kriya Batik

Batik adalah salah satu sumber penghidupan pokok sebagian besar masyarakat Pekalongan. Mayoritas para perajin batik Pekalongan tinggal di wilayah pesisir utara pulau jawa. Maka dari itu sejak abad 18 batik pekalongan juga bisa disebut dengan batik pesisiran. Batik ini dibuat diluar pakem Solo maupun Jogjakarta. Fungsi dari Batik Pekalongan adalah sebagai unsur dekoratif estetik tanpa makna, ini terlepas dari kekentalan nafas agamis sebagai ciri budaya pesisir.

Untuk Kota Pemalang yang aktif dalam mengembangkan subsektor kriya batik menghasilkan lebih dari 12.000 serapan tenaga kerja,  lebih dari 1000 usaha UMKM – UKM, dalam memasok batik ada sekitar 60% untuk kebutuhan nasional, lalu dari hulu ke hilir terdapat 12 Mata rantai industri.

 

Produk Batik

Terdapat 3 ciri motif dari Pekalongan, diantaranya :

  1. Motif Jlamprang

Merupakan model batik pertama dari Pekalongan adalah Motif Jlamprang. Model batik Jlamprang ini memiliki aksen yang menarik yaitu geometris dan memiliki komposisi lebih dari dua macam warna. Pola batik Jlamprang datang bersamaan saat perkembangan agama islam di Kota Pekalongan. Dengan artimya bahwa motif ini lahir para perajin motif batik pekalongan yang memiliki keturunan arab yang beragama islam. Karena, islam melarang menggambar binatang dan manusia dalam kain batik, menjadikan para perajin Pekalongan berlomba-lomba untuk berinovasi dalam menciptakan suatu karya. Maka tidak heran sekali apabila motif dari batik pekalongan tidak menirtu makhluk hidup.

 

Motif Liong

Pada zaman dahulu kala, banyak etnis Tiongha yang menetap di Pekalongan. Bahwa orang-orang Tionghoa yang menetap di Pekalongan juga turut andil dalam pengembangan busana pada masa lampau. Salah satu bentuk kontribusinya adalah dengan teriptanya “batik Liong”. Bisa dilihat dari sisi ornamen, batik motif Liong ini cenderung mengambil wujud-wujud makhluk imajiner seperti bentuk ular naga.

 

Motif Semen

Batik yang memiliki motif klasik dari Pekalongan ini mempunyai nama Batik Semen. Untuk penampilannya dari batik Semen ini hampir mirip dengan motif Batik Semen dari Yogya yang lebih terkenal dari daerah Solo, hanya saja dari motif Semen yang berasal dari Pekalongan tidak terdapat unsur binatang cecak dan lebih di dominasi oleh bentuk-bentuk garis-garis dekoratif.

Peran Aktor

Terdapat beberapa aktor yang mendukung keberhasilan subsektor kriya batik Pekalongan berdasarkan data borang PMK3I

 

  1. Akademisi

Pendidikan sebagai dari potensi pengembangan aspek akademis untuk berbagai subsketor ekonomi kreatif di Kota Pekalongan, setidaknya sudah tersedia sarana formal berupa Museum Batik Pekalongan dan Program Studi Teknologi Batik. Tersedia juga Pengembangan Kampung Wisata melalui kerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Trisakti.

  1. Bisnis

Pekalongan tumbuh menjadi wilayah “one stop shopping” yang menyediakan mulai dari kain batik, garmen batik, benang, kain mori, canting, bahkan sampai dengan alat tenun bukan mesin pun tersedia dalam harga yang bersaing.

  1. Komunitas

Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan (PPBP) telah menggelar Festival Batik yang pertama pada September 2003 dan yang kedua kali digelar pada September 2005 dengan memperoleh dukungan penuh dari Yayasan Batik Indonesia (YBI). Dalam pencapaian digelarnya festival ini Kota Batik Pekalongan dapat dikenal secara luas dan mendunia.

  1. Pemerintah

Bentuk pengapresiasian, bahwa PNS dan semua pelajar diwajibkan mengenakan seragam batik. Mendirikan museum batik yang menjadi pusat kegiatan budaya, ekonomi, pendidikan, dan pariwisata. Memasukkan mulok batik ke dalam kurikulum SD-SMA, berperan aktif dalam ikut mengembangkan budaya lokal dan aktif juga dalam penominasian batik menjadi warisan budaya ke UNESCO, menetapkan Branding Kota Pekalongan (Perda no. 5 th 2014), Labeling Batik (Perda no. 6 th 2014), pengembangan wisata batik.

 

Keterkaitan Ke Belakang

  1. Karena dikenalnya dengan subsektor kriya batik mampu membuat atau dapat menumbuhkan usaha-usaha lain seperti pedagang mori, pedagang obat batik, perajin canting, pekerja batik, penjual kayu bakar, penjual aksesoris garment, konveksi, usaha border, usaha kemasan, percetakan, lembaga keuanagn dan jasa pengiriman. Semua bisnis-bisnis juga menjadi salah satu faktor pendukung berkembangnya batik-batik pekalongan.
  2. Untuk jangka panjang diharapkan penyediaan bahan baku mampu hingga mencapai 100% lokal, dalam hal ini terutama dalam menyediakan serat alternatif selain dari kapas yang hampir 100% impor.
  3. Menciptakan pengalaman pengalaman yang baru, terpadu, dan edukatif dalam menumbuhkan orientasi batik ramah lingkungan secara sosial dalam hal ini pengembangan pewarna alam.

 

Keterkaitan Ke Depan

  1. Mendapatkan peluang besar dalan menumbuh kembangkan subsektor industri kreatif fesyen. Namun, demikian sangat diperlukan aturan atau rancangan yang disusun secara sistemik didalam mengeksplorasi strategi kebijakan sampai dengan mewujudkannya kedalam rangkaian satuan program kerjanya, demikian pula dalam membentuk ruang peran serta dari berbagai aktornya.
  2. Meciptakan produk-produk turunan (diversifikasi) dari subsektor Kriya Batik yang mampu menciptakan peluang ekonomi baru.
  3. Meningkatkan rantai industri lainnya yang berkaitan agar saling berkesinambungan sehingga dapat membantu satu sama lain dengan kebutuhan industri batik seperti konveksi, usaha border, usaha kemasan, percetakan, lembaga keuangan, dan jasa pengiriman.

 

Source : www.kotakreatif.id

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button