Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Acara KreatifDesain Komunikasi VisualDesain ProdukFesyenIndustri KreatifInsightKreatif TourismKriyaMbois MediaPelaku KreatifSeni PertunjukanWisata Kreatif

Lebih dari Tradisi, Pawai Ramadhan Jadi Identitas Budaya dalam Ekonomi Kreatif

Indiekraf.com – Indonesia terkenal dengan ragam budaya dan tradisinya yang kaya dan unik, apalagi untuk merayakan momen-momen tertentu. Salah satu tradisi yang turun temurun dilakukan saat memasuki momen ramadhan adalah pawai yang dilaksanakan di berbagai wilayah. Pawai ramadhan ini tidak hanya sekadar sebagai momen menyambut bulan ramadhan saja, tetapi juga jadi identitas budaya dalam konteks ekonomi kreatif. Bahas lebih lanjut, yuk!

Sejarah & Perkembangan Pawai di Indonesia

Secara garis besar perkembangan pawai di Indonesia dimulai di masa awal kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tahun 1945 lalu. Pada waktu itu pawai dikenal sebagai iring-iringan (arak-arakan) untuk merayakan kemerdekaan Indonesia pertama kalinya, walaupun pada masa itu masih dilakukan sembunyi-sembunyi. Namun, semakin ke sini pawai pun telah berkembang menjadi salah satu tradisi yang umum dilakukan untuk merayakan momen spesial tertentu. 

Pawai di Indonesia biasanya dilaksanakan di bulan Agustus, bertepatan dengan momen peringatan kemerdekaan RI. Tetapi, pawai pun kerap kali masih dilaksanakan di waktu-waktu lain, seperti Jember Fashion Festival, Malang Flower Carnival, pawai budaya di desa maupun kecamatan, hingga pawai ramadhan. 

Tradisi Pawai Ramadhan di Indonesia

Beberapa wilayah di Indonesia memiliki tradisi tertentu dalam menyambut bulan ramadhan. Beberapa tradisi yang dilakukan antara lain megengan di Jawa Timur, padusan di Yogyakarta, ziarah kubur, wisata religi, maupun pawai ramadhan. Tradisi-tradisi tersebut dilakukan sebagai penyambutan memasuki bulan ramadhan yang suci, dengan harap dapat menyucikan diri, saling berdoa dan memaafkan, dan juga menjalin silaturahmi antar sesama. 

ILUSTRASI MEGENGAN. Foto: Jemmi Purwodianto – Sumber: Detik

Pawai ramadhan sendiri pernah dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti pawai obor di Kalimantan (Balikpapan, Kabupaten Sekadau, Singkawang, Kabupaten Tana Tidung) dan Sumatera (Medan). Pawai tarhib ramadhan pun pernah dilaksanakan di Kota Banjar dan ada juga pawai kreasi siswa salah satu Madrasah Ibtidaiyah di Jakarta.

Biasanya pawai dilaksanakan dengan mengadakan iring-iringan atau parade mengelilingi desa atau suatu wilayah sambil membawa atribut-atribut tertentu. Pawai-pawai tersebut secara garis besar pun memiliki tujuan yang sama dengan tradisi menyambut bulan ramadhan lainnya, yaitu sebagai bentuk ekspresi kegembiraan, sarana menjalin silaturahmi dan menggaungkan nilai toleransi, sampai menjadi media menyebarkan syiar Islam untuk meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT. 

Hubungannya dengan Industri Kreatif, Pawai Ramadhan Jadi Ruang Ekspresi dan Identitas Budaya?

Jika ditelaah lebih lanjut, pawai ramadhan tak hanya sekadar menjadi sebuah perayaan menyambut bulan suci saja. Melainkan juga merupakan ruang ekspresi bagi para talenta kreatif, dan juga telah berkembang menjadi bagian dari identitas budaya lokal yang kaya akan kreativitas. Kenapa bisa begitu, ya?

Seperti yang bisa diperhatikan, seringkali pawai akan menghadirkan atribut-atribut tertentu seperti poster, kostum, lampion, iringan musik, hingga pertunjukan atraksi. Dalam pawai ramadhan, atribut-atribut yang dilibatkan antara lain musik religi seperti marawis atau hadrah menggunakan rebana, poster-poster bernuansa islami, busana muslim, dan lampion maupun beduk dan miniatur masjid. Atribut tersebut tak lain dan tak bukan merupakan olah kreasi para pekerja kreatif yang terlibat di baliknya.

Sejumlah pelajar SD Negeri Bendo mengikuti pawai menyambut datangnya bulan suci Ramadhan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (25/2/2025). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/YU – Sumber: Tirto

Kegiatan pawai ramadhan seperti ini tentu membuka peluang bagi pekerja kreatif untuk ‘unjuk gigi’ memamerkan kreativitas dan inovasinya. Para seniman, desainer, dan musisi dalam hal ini dapat turut serta berkontribusi mendukung meriahnya pawai ramadhan.

Melalui aksi kolaboratif antar subsektor industri kreatif seperti ini, menjadikan tradisi yang biasanya turun temurun dilaksanakan di masyarakat dapat menjadi bagian dari budaya lokal Indonesia yang bernilai ekonomi tinggi. Pawai ramadhan yang dikemas dengan baik pun dapat menarik perhatian masyarakat dan menjadi daya tarik khusus untuk berwisata maupun sebagai peluang berjualan bagi masyarakat setempat. Dengan kolaborasi seperti ini tak ayal jika ekosistem kreatif berbasis nilai spiritual pun dapat terbentuk di masyarakat.

Pawai Ramdhan Punya Potensi Ekonomi Kreatif yang Besar

Jika dikembangkan lebih pesat pun, tidak menutup kemungkinan bahwa pawai ramadhan kecil-kecilan dapat berkembang menjadi pawai akbar yang membuka peluang lebih luas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif lokal. Dengan demikian, pawai ramadhan tak hanya bisa menjadi sebuah perayaan atau tradisi saja, tetapi juga jadi ruang ekspresi masyarakat yang bernilai ekonomi kreatif. Bahkan tradisi seperti ini pun dapat menjelma menjadi identitas budaya lokal yang kreatif di Indonesia. Bagaimana menurutmu? Di daerahmu sendiri apa ada pawai ramadhan juga atau ada tradisi lain yang termasuk industri kreatif juga?

**artikel ini dilansir dari berbagai sumber.

Baca Juga:

Show More

Related Articles

Back to top button