Indiekraf.com – Belum lama ini beredar kabar bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, positif terpapar virus COVID-19. Hal itu tak hanya menggemparkan rakyat AS tapi juga dunia. Pasalnya, kabar tersebut diumumkan setelah Trump baru saja viral karena penampilannya bersama dengan Joe Biden di acara Debat Capres AS. Warganet pun akhirnya menumpah-ruahkan segala komentar di media sosial, salah satunya Twitter.
Tapi tahukah kamu bahwa menanggapi berita tersebut, Twitter menerapkan kebijakan baru. Saat in Twitter dikabarkan akan dengan tegas memblokir sementara akun-akun penggunanya yang men’cuit’kan harapan agar Presiden AS tersebut meninggal dunia akibat COVID-19. Meski begitu, Twitter mungkin belum bisa secara langsung menangguhkan akun yang berkomentar negatif, namun pihaknya akan mencoba menghapus cuitan yang mengarah pada ‘doa’ agar Trump meninggal.
Baca Juga Profil Kota/Kabupaten Kreatif – Kota Malang
Berkolaborasi dengan Go-Life, Thisable Enterprise Buka Kesempatan Para Difabel Masuki Dunia Kerja
Semakin Memanas! Masyarakat China Ancam Boikot Apple Kalau US Blokir WeChat
Hal itu bersamaan juga dengan banyaknya cuitan dari warganet di media sosial berlambang burung itu agar Trump bisa lebih peka terhadap bahayanya virus COVID-19. Meskipun sebenarnya banyak pula warganet yang mendoakan kesembuhan sang Presiden AS. Akun resmi @TwitterComms pun akhirnya membuka suara terkait berita ini.
“Tweet yang berisikan doa atau harapan untuk kematian untuk yang ditujukan untuk siapapun tidak diperbolehkan dan akan dihapuskan. Ini tidak secara otomatis berarti penangguhan.” tulisnya pada 3 Oktober 2020 kemarin. Secara tak langsung, pihak Twitter menjelaskan bahwa cuitan yang mengharapkan sebuah kematian bisa melanggar kebijakan perilaku kasar di platform media sosial tersebut. Meski begitu, Twitter akan berusaha fokus pada cuitan yang berdampak secara nyata.
Dilansir dari The Verge, kebijakan perilaku kasar di media sosial Twitter memang melarang adanya cuitan yang menginginkan terjadinya cedera serius pada seseorang maupun sekelompok orang. “Kami memprioritaskan penghapusan konten jika ada ajakan bertindak yang jelas yang berpotensi menyebabkan bahaya di dunia nyata,” ucap pihak Twitter.