Indiekraf.com – Kabar baik datang dari startup asal Tanah Air teknologi di bidang kecantikan. Startup ini sudah melebarkan sayap ke pasar internasional lho. Tempat pertama mereka memperluas bisnisnya adalah di negara Vietnam.
Yap! Startup tersebut adalah Social Bella. Dengan melalui cabang e-commerce Sociolla, perusahaan mereka memiliki tujuan untuk membantu merek lokal Indonesia agar bisa masuk ke negara tetangga. Dikutip dari KR Asia, John Rasjid selaku salah satu pendiri dan CEO Social Bella memberikan keterangannya. “Banyak merek kecantikan Indonesia yang inovatif dan memiliki kualitas yang sangat baik dengan tetap menjaga harga yang terjangkau,”
Ia juga menjanjikan dukungan penuh untuk memastikan peluncuran yang tepat di sana. “Kami bekerja sama dengan mitra kami untuk mengembangkan rencana pertumbuhan holistik untuk Vietnam,” ucap John. Social Bella sendiri memaparkan bahwa mereka memilih negara Vietnam sebagai tujuan internasional setelah berbulan-bulan melakukan penelitian dan perencanaan. “Sebagai salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk kecantikan dan perawatan pribadi di Asia Tenggara, dengan populasi yang muda dan sangat digital, Vietnam memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia,” ucap salah satu pendiri Social Bella, Christopher Madiam.
Baca Juga Toyboyfan Berhasil Membuat Wajah Karakter Disney Menjadi Nyata!
DIlansir dari laporan Cosmetics Design Asia, pasar kecantikan dan perawatan pribadi di Vietnam tetap tangguh meski sedang dilanda pandemi COVID-19. Sektor kecantikan secara khusus mengalami pertumbuhan sekitar 80% di pasar online. Sebagian besar orang Vietnam mulai membeli kosmetik dan produk perawatan kulit melalui platform seperti Shopee dan Lazada. Mereka lah yang akan menjadi pesaing kuat Social Bella.
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015 oleh Rasjid, Madiam, dan Chrisanti Indiana, Social Bella hingga sekarang telah berevolusi dari platform e-commerce menjadi ekosistem kecantikan yang ternama di dunia digital. Perusahaan ini juga telah mengumpulkan total mencapai USD 110 juta selama lima tahun, dengan putaran pendanaan terakhir pada bulan Juli dari Temasek, Pavilion Capital, dan Jungle Ventures.