Indiekraf.com – Para pelaku industri kreatif di bidang musik sekarang bisa bergembira karena MMI (Museum Musik Indonesia) telah berhasil mendokumentasikan sejarah musik populer di Indonesia pada tahun 1967 hingga tahun 1978 secara digital. Melalui dokumen digital musik tersebut, para musisi bisa mendapatkan berbagai macam literatur atau inspirasi untuk karya mereka selanjutnya. Tak hanya itu, dokumen ini juga diharapkan mampu untuk memajukan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Museum Musik Indonesia menyampaikan kabar gembira tersebut melalui acara yang bertempat di Hotel Pelangi Kota Malang pada hari Kamis (17/12) kemarin. Pihak MMI bersyukur karena pekerjaan Dokumentasi Sejarah Musik Populer di Indonesia tahun 1967 – 1978 telah terlaksana dengan baik. Dengan begitu, sejarah tersebut bisa dibilang telah aman karena telah ‘tersimpan’ dengan baik secara digital.
Baca juga Ambon Jadi Tuan Rumah Pameran Nasional Alat Musik Tradisional!
Dikutip dari prokota.com, Ir. Hengki Herwanto, MM, selaku Ketua Museum Musik Indonesia menjelaskan bahwa dokumen digital musik ini telah disusun selengkap mungkin dengan mengumpulkan berbagai sumber yang ada. Ia mengatakan bahwa telah terdapat 200 edisi majalah yang terbit antara tahun 1967 hingga 1978 yang berhasil di dokumentasikan secara digital. “dan selanjutnya di sajikan dalam halaman website MMI. Terima kasih Dukungan dari Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan,“ jelasnya.
https://www.instagram.com/p/CI7PUmXJXSw/
Baca juga Musisi Malang dan Batu Berkolaborasi Ciptakan Album Kompilasi 18KM
Selain itu, Ia menambahkan bahwa adanya Fasilitasi Bidang Kebudayaan adalah sebuah usaha pemerintah mendukung kemajuan kebudayaan Indonesia. Melalui program ini, pemerintah akan mendukung semaksimal mungkin mengenai pembiayaan dan hal lain untuk kegiatan para pelaku budaya di tanah air.
Dokumen digital musik tersebut didapatkan dari berbagai macam jenis majalah dari berbagai daerah di Indonesia yang berhasil dihimpun. “Pekerjaan dokumentasi yang di lakukan Museum Musik Indonesia sangat sederhana di mulai dengan menghimpun 200 edisi dari 8 majalah musik yaitu Diskorina (Jogjakarta), Favorita (Surabaya), Paradiso (Surabaya), serta Junior, Star top, Varia nada dan Vista.” tambah Hengki.
Acara ini juga dihadiri Dr. Dian Kuntari, SSTP, M.Si, selaku Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang. Melalui kesempatan tersebut, Dian menyampaikan bahwa program Fasilitasi Bidang Kebudayaan harus dimanfaatkan secara maksimal bagi para pelaku budaya di Indonesia, khususnya yang ada di Malang. “Para pelaku budaya di Kota Malang nantinya bisa memanfaatkan program FBK tahun 2021. Perorangan ataupun Komunitas juga memiliki peluang yang sama untuk memperoleh bantuan pemerintah,” jelasnya.
Penulis: Achmad Faridul Himam
Referensi
[1] Untuk Menghargai Sejarah Musik Populer Indonesia, MMI Luncurkan Dokumen Digital Musik Legend