Indiekraf.com – Tokopedia, salah satu aplikasi jual beli daring di Indonesia, baru saja memperbarui ketentuan privasinya. Hal itu dilakukan per 3 Februari 2021 lalu. Beberapa poin yang terdapat dalam ketentuan baru ini menuai kontroversi. Hal itu lantaran beberapa pendapat yang mengatakan adanya ancaman keamanan data pribadi konsumen yang menjadi isu utama.
Kebocoran Data yang Menjadi Isu Utama di Indonesia
Adanya kebocoran perihal keamanan data pribadi konsumen merupakan salah satu isu yang tengah marak. Sebelumnya, isu ini juga berlaku di aplikasi lain seperti TikTok hingga WhatsApp. Hal ini dinilai masih belum bisa ditemukan solusinya, lantaran Indonesia sendiri belum memiliki regulasi tentang perlindungan data pribadi
Ekhel Chandra Wijaya selaku External Communications Senior Lead di Tokopedia memberikan keterangan tertulis pada Kamis (11/2). “Tokopedia melakukan pembaruan terhadap keseluruhan kebijakan privasi. Pembaruan ini merupakan wujud kepatuhan Tokopedia terhadap ketentuan atau peraturan perlindungan data pribadi di Indonesia,” ucapnya.
Tokopedia Menerbitkan 11 Pasal Terkait Kebijakan Baru
Dalam kebijakan baru ini terdapat 11 pasal yang terkait dengan kebijakan privasi. Beberapa diantaranya seperti pengungkapan data pribadi pengguna, perolehan dan [penggunaan data pribadi pengguna dan perbaikan data pribadi pengguna. Dikutip dari Tirto.id, Gunaris selaku Praktisi ITE menjelaskan beberapa poin yang ada dalam pasal tersebut.
“Pada akhir Pasal A, ada kalimat yang menarik: ‘Tokopedia dapat menggabungkan data yang diperoleh dari sumber tersebut dengan data lain yang dimilikinya’, ini bahasa kerennya ‘populating database‘,” ucap Gunaris.
Apa yang Akan Dilakukan Perusahaan dalam Mengakses Data Pengguna
Berbagai perusahaan, salah satunya Tokopedia, biasanya bisa mengakses data dari para penggunanya. Hal itu biasanya dibutuhkan oleh para mitra maupun pihak ketiga lainnya yang membantu perusahaan (dalam hal ini, Tokopedia) untuk menyajikan layanan data. Dikutip dari Tirto.id, Tokopedia sendiri bisa mengungkapkan data pribadi pengguna untuk membantu adanya pengolahan data untuk dan atas nama Tokopedia.
Gusnadi juga melanjutkan bahwa aplikasi jual beli tentu tak bisa meraup laba hanya dari laba penjualan, kerjasama vendor dan biaya lainnya. Maka dari itu, data pengguna bisa menjadi komoditas bisnis demi menambal ‘lubang’ tersebut.