Indiekraf.com – Rawon, menu makanan asal Tanah Air, kini berhasil membawa nama Indonesia ke kawasan Asia. Makanan yang khas dengan kuah berwarna gelap ini memang memiliki cita rasa yang lezat. Tak heran, kini Rawon jadi makanan sup terenak di Asia. Kira-kira apa alasannya ya Rawon bisa banyak digemari?
Rawon Jadi Makanan Sup Terenak di Asia, Kok Bisa?
Rawon memang memiliki cita rasa lezat meskipun visualnya terbilang tak biasa. Bagaimana tidak? Kuahnya yang cenderung berwarna gelap ini kadang membuat orang bingung, apalagi untuk orang yang pertama kali menyantapnya. Kuah segar dan daging empuk membuat Rawon kini banyak digandrungi masyarakat Indonesia hingga dunia.
Rawon resmi ditetapkan sebagai makanan sup terenak se-Asia tahun 2020 versi TasteAtlas. Hal ini tentu jadi kebanggaan tersendiri dari masyarakat Indonesia. Pasalnya, Rawon berhasil mendapat gelar ini lewat penilaian kritikus makanan profesional. Jumlah penilainya pun ada lebih dari 63 orang lho.
Rawon Kalahkan Sup dari Negara Asia Lainnya Seperti Laksa dan Shoyu Ramen
Dengan dinobatkannya Rawon di posisi Sup terenak se-Asia nomor satu, maka Rawon berhasil mengalahkan makanan populer lainnya. Beberapa menu yang berhasil dikalahkan antara lain Asam Laksa dari Malaysia sampai Shoyu Ramen dari Jepang. Suatu kebanggaan tersendiri jika menu makanan asal Indonesia bisa semakin mendunia melalui adanya ajang ini.
Ajang Penghargaan yang Diselenggarakan oleh TasteAtlas
TasteAtlas yang menjadi penyelenggara ajang ini merupakan situs dari Kroasia yang berfokus pada kuliner tradisional dunia. Dikutip dari Instagram resmi @seasia.co, mereka memaparkan hasil penilaian dari kategori ‘Makanan Sup Terenak di Asia’. “Berikut adalah makanan sup terenak di Asia merujuk pada kritikus restoran professional dan 63,402 hasil vote dari audiens valid TasteAtles” tulis mereka.
“TasteAtlas merupakan situs dari Kroasia yang memiliki fokus pada makanan tradisional, makanan lokal, resep authentic dan ulasan dari para ahli.” lanjutnya. Kini TasteAtlas memiliki setidaknya 20.000 makanan minuman dan bahan-bahan serta 15.000 restoran di dunia. Mereka juga memiliki tim dari 30 authors dan tim riset.