Indiekraf.com – DILo Malang bekerja sama dengan Scrum Malang Community sukses menggelar event DILo A Conference yang membahas tema tentang “Scrum and Agile Way of Working”. Event yang diselenggarakan secara online pada tanggal 2 Desember tersebut menghadirkan Misbakhul Mustofin (Professional Scrum Master & Talent Manager DOT Indonesia) dan Rendy Aries Fajrin (Professional Scrum Master & Strategy at Alterra) sebagai pemateri. Melihat tema pembahasan yang menarik, event ini pun dapat menarik banyak peminat khususnya para mahasiswa yang ada di Kota Malang seperi Universitas Brawijaya, Universitas Kanjuruhan Malang, dan ITB Asia Malang.
Terdapat beberapa metode yang bisa kita gunakan untuk bekerja secara efektif di dunia industri kreatif digital, salah satunya adalah scrum dan agile. Kedua metode tersebut sudah banyak diterapkan di banyak industri digital, khususnya bagi industri yang membutuhkan tingkat kreatifitas tinggi.
Baca juga Dukung Developer Lokal, DILo Malang Gelar Event Virtual Bahas Keunggulan JAMstack
Untuk mengetahui lebih dalam, Rendy memulai dengan membahas mengenai sejarah managemen kerja terlebih dahulu. Hal ini dimulai pada perbandingan metode Scientific Management oleh Frederick Winslow Taylor dengan Modern Manajemen oleh Peter Drucker. Rendy menjelaskan jika metode scientific masih berpaku pada perintah, pekerjaan berulang, dan cenderung kaku. Hal ini sangat bertentangan dengan metode kerja manajemen modern yang mengedepankan kreatifitas dan fleksibel. “Modern management inilah yang sampai saat ini masih relevan diterapkan di banyak perusahaan,” ujar Rendy
Baca juga NgeDILo x IxDA Malang: Proses Riset UX Research Pada Perusahaan B2B
Bisa dikatakan bahwa modern manajemen dari Peter Drucker adalah cikal bakal adanya metode agile. Hingga saat ini, masih terdapat beberapa orang yang menganggap agile dan scrum adalah satu kesatuan yang sama. Namun, Rendy mengatakan bahwa hal itu tidak sepenuhnya benar. “Scrum adalah bagian dari agile, dimana agile diibaratkan seperti payung yang besar yang dibawahnya masih ada metode-metode lain, salah satunya scrum,” jelas Rendy.
Scrum merupakan metode yang mengedepankan kekuatan kolaborasi tim yang terdiri dari Product Owner, Scrum Master, dan Developer. “Di scrum kita bisa cross-functional atau gotong royong. Bukan speerti ‘bagianku bagianku, bagianmu bagianmu’. Tidak boleh begitu,” jelas Misbakhul. Dengan menggunakan metode ini, ketiga peran tersebut dapat saling berkolaborasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
”Scrum adalah framework yang cocok untuk masalah kompleks,” tambah Misbakhul. Oleh karena itu, tak heran jika metode ini telah banyak diterapkan di berbagai perusahaan yang ada di dunia. Scrum dapat membantu perusahaan menaikan omset karena mempu mengatur manajemen lebih tertata dan lebih detail.
Penulis: Achmad Faridul Himam