Indiekraf.com – 13 Bom di Jakarta merupakan sebuah film action Indonesia yang kabarnya diinspirasi dari kisah nyata. Film ini berhasil menuai kengerian momen-momen penuh teror dengan berbagai effects dan cerita yang dibawakannya. Yuk simak artikel ini sampai habis untuk tahu lebih lanjut tentang film ini!
Seputar film 13 Bom di Jakarta
Kisah dimulai saat Badan Kontra Terorisme Indonesia mendapatkan pesan misterius dari pihak yang dianggap sebagai teroris. Dalam pesan itu para teroris mengancam serangan 13 bom yang telah ditanam di seantero Jakarta. Untuk menghentikan hal ini, pemimpin kelompok teroris tersebut meminta tebusan berupa imbalan bernilai miliaran rupiah dalam bentuk bitcoin. Jika tidak segera ditebus maka 13 bom tersebut akan satu per satu diledakkan tiap 8 jam, membuat keselamatan seluruh warga Jakarta terancam.
Beragam adegan baku tembak dengan berbagai senjata dan ledakan hingga kejar-kejaran mobil (car chase) menjadi daya tarik tersendiri dari film ini. Tak mengherankan jika film yang rilis di layar lebar pada 28 Desember 2023 lalu ini telah ditonton lebih dari 1 juta kali dalam sebulan ditayangkan, menurut humas.polri.go.id.
Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dan diperankan oleh Rio Dewanto, Putri Ayudya, Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Ganindra Bimo, Lutesha, Muhammad Khan, Rukman Rosadi, Niken Anjani, Andri Mashadi, Chicco Jerikho, dan lainnya.
Diangkat dari kisah nyata
Melansir dari Tempo, film 13 Bom di Jakarta mengangkat kisah nyata aksi ancaman teror serangkaian bom di Mall Alam Sutera Jakarta pada tahun 2015 lalu. Pada saat itu Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo, sedang menjabat sebagai Kasubdit IT/Cybercrime Dittipideksus Bareksrim Polri dan ia bersama timnya bekerja sama menyelidiki serangkaian ancaman bom yang dialamatkan ke Mall Alam Sutera.
Diketahui dalam ancaman bom tersebut pelaku meminta tebusan dalam bentuk bitcoin melalui platform INDODAX, sebuah bursa kripto yang didirikan oleh Oscar Darmawan dan William Sutanto. Disadur dari laman humas.polri, kedua pendiri perusahaan ini tanpa diduga ikut terlibat juga dalam kasus terorisme yang diprakarsai oleh mantan militer bernama Arok. Oleh karena itu, pihak Polri dan INDODAX juga bekerja sama untuk menyelidiki kasus ini.
Penyalahgunaan teknologi dan motif ancaman
Berbagai sumber menyebutkan bahwa ancaman bom tersebut memiliki motif ekonomi dan pemerasan yang pelakunya menyalahgunakan teknologi. Pelaku diketahui menguasai IT karena memiliki kemampuan mengaburkan jejak sehingga menyulitkan pelacakan. Kartu ATM yang dikuasai pelaku dibeli melalui dark web dan cara merakit bom juga diketahui dipelajari pelaku melalui dark web.
Pada saat itu bitcoin bukan merupakan mata uang kripto yang umum digunakan. Karakter bitcoin yang mengadopsi sistem blockchain, tidak terpusat, dan tidak ada otoritas yang mengatur, menjadikannya tantangan tersendiri dalam pengungkapan aksi teror ini. Tetapi dalam film 13 Bom di Jakarta menunjukkan kerja sama yang apik dari Polri dan INDODAX dalam mengungkapkan aksi ancaman bom tersebut.
Film tidak hanya sebagai hiburan
13 Bom di Jakarta dibuat tidak hanya sebagai hiburan semata. Laman Humas Polri menyebutkan bahwa menurut Oscar Darmawan, film ini juga dibuat sebagai upaya INDODAX untuk mengedukasi masyarakat mengenai dunia kripto. Selain itu melalui film ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat akan kemajuan teknologi supaya tidak disalahgunakan, karena jika sampai disalahgunakan akan berpotensi menimbulkan kerusakan besar dan banyak kerugian.
Dimana bisa nonton 13 Bom di Jakarta?
Kabar terbarunya, film ini sudah bisa ditonton di BioskopOnline dan Netflix.
Sebagai penutup, 13 Bom di Jakarta tidak hanya menawarkan hiburan ala film action, tetapi juga membawa pesan penting tentang kemajuan teknologi untuk tidak disalahgunakan dan bahayanya aksi terorisme. Melalui penggambaran kengerian momen penuh ancaman teror dengan berbagai effect serealistis mungkin yang dibuat, film ini cocok bagi kamu yang enjoy dengan tontonan yang menegangkan. Selamat menonton!