Indiekraf.com – Perusahaan rintisan (startup) properti dan teknologi Lamudi Indonesia, membuat keputusan penting, dengan melakukan efisiensi bisnis demi menjaga keberlanjutan perusahaan jangka panjang. Efisiensi ini, meliputi pengurangan sejumlah karyawan (PHK).
Dilansir dari DailySocial, CEO Lamudi Indonesia Mart Polham menceritakan, bahwa bukan keputusan mudah untuk mencapai restrukturisasi organisasi kali ini.
“Namun, penting bagi perusahaan untuk terus memberikan penawaran yang terbaik bagi pengembang [properti], bank, maupun 30.000 agen properti yang bekerja sama dengan kami. Dengan ini, Lamudi dapat terus menghadirkan layanan yang kompetitif sebagai perusahaan properti teknologi terdepan di Indonesia,” ujarnya.
SIMAK PULA:
Sempat Jadi Tren di Tengah Pandemi, Clubhouse Kini Harus PHK 50% Karyawannya
Gelar Jagongan, STASION Perkuat Jaringan Startup di Malang
Pengelola Game Call Of Duty “Sikat” 350 Akun Gamer, Ternyata Karena Hal Ini
Teruntuk karyawan yang terkena restrukturisasi Lamudi memastikan akan terus memberikan dukungan, baik berupa finansial, kesehatan, serta penempatan tempat kerja baru.
Terlepas dari keputusan PHK ini, Lamudi mengklaim telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam dua tahun terakhir. Lamudi mencatat kenaikan jumlah pelanggan berbayar sebesar 185% serta pendapatan sebesar 88%.
Akhir 2022 lalu, perusahaan mengakuisisi bisnis properti OLX Indonesia di mana kedua platform kini bersama-sama melayani lebih dari 22 juta pengunjung dan menerima lebih dari 1,35 juta listing properti baru setiap bulannya.
Lamudi Indonesia didirikan pada Februari 2014, lalu diakuisisi oleh Dubizzle Group (semula EMPG) pada 2020 yang merupakan grup proptech global, menaungi lima brand terkemuka di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.