Sebuah karya kriya, kali ini bisa jadi menjadi karya kriya istimewa. Kenapa? Karena diciptakan oleh 12 pekarya penyandang gangguan sindrom Autis. Karya ini di dipamerkan oleh Keluarga kriya Mata Kucing Bandung di Galeri Silverroad 25 – 35 Maret 2018 Lalu. Ada 70 produk karya yang dipamerkan kala itu.
Seperti yang kita ketahui, gangguan spektrum autis sering dikaitkan mengalami keterbatasan intelektual dan kesulitan dalam kordinasi. Namun dalam pameran bertajuk “Melihat Lebih Dekat”, 12 sosok yang bekerjasama bersama ibu mereka ini mampu memerlihatkan keunggulan dalam minat seni.
Karya kriya yang dipamerkan pada pameran ini cukup beragam, mulai batik ikat celup, lukis, gambar, sarung bantal dan lainnya. Namun dibalik karya yang dipamerkan ini memerlukan proses yang cukup panjang.
“Karya yang dipamerkan ini prosesnya dilakukan kurang lebih 1 tahun” ujar Ketua KMK, Diana Sofian yang kami kutip dari kumparan.com
Baca juga: 8 Akun Instagram Industri Kriya Indonesia Tampil di NY NOW 2018
Ternyata lama proses dalam berkarya ini tiada lain karena diselaraskan dengan banyak persoalan yang dialami secara mendasar oleh anak-anak penyandang autis. Selain faktor emosi, hal yang terpenting dalam berkarya mereka adalah melatih motorik halus, kelenturan tangan, fokus pada yang dilihat dan dikerjakan. Tak ketinggalan pula aspek kerjasama bersama kawan, karena ada beberapa karya yang dikerjakan secara berkelompok.
Sementara itu, kurator pameran tema “Melihat Lebih Dekat”, Kenatik, menyebutkan acara ini dimaksudkan agar masyarakat bisa melihat lebih dekat kondisi anak-anak berkebutuhan khusus yang tidak sepenuhnya dilihat oleh pemerintah. Ken berharap adanya sekolah-sekolah khusus yang memiliki tenaga ahli untuk menangani mereka.
Pada awalnya Ken meragukan kemampuannya sendiri untuk berkarya dengan anak-anak autis ini, tetapi sejak bersama dari 2007 akhirnya mereka mampu beradaptasi. Meski secara pandangan umum karya kriya ini dianggap biasa, tetapi dalam prosesnya membutuhkan upaya luarbiasa.
“Seperti mengikat (tali) bagi kita mungkin dianggap gampang, tetapi untuk mereka persoalan tersendiri,” tegas Ken.
Karya kriya yang disampaikan pada pameran ini menurut Ken merupakan pesan secara visual anak-anak yang mengalami keterbatasan dalam komunikasi verbal. Namun secara kekaryaan, kriya yang dibuat 12 anak autis ini merupakan hal luarbiasa. Seiring proses yang demikian panjang dan memerlukan kesabaran ekstra.
“Saya ingin pemerintah melek dan bisa memberikan kesempatan kerja untuk mereka,” Ujar Ken.
Penasaran dengan karya-karya yang dihasilkan oleh mereka? Berikut beberapa foto yang berhasil saya dapatkan, beserta dengan sumbernya. Ternyata keren-keren loh:
Sumber artikel:
https://kumparan.com/bandungkiwari/melihat-lebih-dekat-karya-autis-1521037080314