Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Tak Berkategori

Laba Merosot Jauh, H&M Putuskan Tutup Ribuan Cabang

Indiekraf.com – Selama kurang lebih satu tahun belakangan, industri fast fashion turut terseret oleh dampak pandemi COVID-19. Beberapa pelaku industri termasuk industri fesyen saat ini tengah berjuang untuk mempertahankan bisnis masing-masing. Hal ini pula yang sedang dilakukan H&M sebagai salah satu gerai fesyen di dunia untuk bertahan pada masa ini.

H&M Tutup Ribuan Gerai Akibat Penurunan Laba
Sumber : @fernanddecanne on Unsplash

Perusahaan mode ini pun mengalami masa sulit semasa pandemi. H&M diungkapkan mengalami penurunan laba bersih sampai dengan 90 persen sepanjang tahun 2020 lalu. Hal ini tak lain adalah dampak dari pandemi COVID-19. Tak sedikit daerah di Tanah Air maupun negara lainnya yang menerapkan adanya pembatasan sosial yang akhirnya membuat banyak gerai mengalami sepi pengunjung. 

Tak hanya itu, pandemi juga menyebabkan sepertiga dari sekitar 5.000 gerai H&M harus tutup. Dikutip dari AFP, laba bersih dari perusahaan tersebut hingga akhir November 2020 lalu tercatat sebesar 1,24 miliar Kronor Swedia. Nominal tersebut setara dengan 120 juta Euro yang mana angka tersebut tentu berbeda jauh dengan jumlah laba perusahaan sebelumnya. Penjualan pada perusahaan H&M mengalami penurunan sampai 20 persen menjadi 187 miliar Kronor Swedia dari periode yang sama pada tahun lalu. 

Baca Juga Dior Terpaksa Tutup Gerai di Indonesia Karena COVID-19

Helena Helmersson selaku Kepala Eksekutif perusahaan tersebut pun memberikan pernyataan resminya. “Tindakan kami untuk mengurangi efek negatif dari pembatasan sosial dan lockdown di berbagai negara sedang berlangsung dan terus berlanjut,” ucap Helena pada Jumat (29/1). H&M juga berencana untuk tidak melakukan penambahan jumlah gerai yang akan dibuka, yaitu 100 toko dan rencana akan menutup 350 gerai di tahun ini. Bisnis fast fashion ini cukup terpuruk di kuartal kedua, yaitu pada puncak gelombang pertama pandemi. Pada periode tersebut, H&M harus menutup 80 persen gerainya. 

Di beberapa negara seperti Prancis, Italia, Amerika Serikat dan Inggris, perusahaan ini memang mengalami penurunan angka penjualan yang cukup drastis. Meski begitu, di CHina dan Jerman penjualan mereka tampak lebih baik dibandingkan negara lain dengan tercatatnya kerugian yang hanya sekitar 3 persen. Perusahaan dengan lambang khas ‘H&M’ berwarna merah ini pun mengatakan bahwa di pada akhir tahun lalu, kondisi mereka semakin memburuk.

Show More

Related Articles

Back to top button