Indiekraf.com – Jika menyebut ‘Pasar Tanah Abang’, apa yang langsung terbayang di benak kalian? Bagi masyarakat umum, tempat ini merupakan ‘surga’ bagi orang-orang untuk berbelanja. Meski terkenal lantaran ramainya perbelanjaan di lokasi tersebut, kini diisukan bahwa Tanah Abang sepi sejak beberapa tahun belakangan. Benarkah fenomena tersebut? Lalu, apakah kira-kira penyebab terjadinya fenomena ini ya? Simak cerita lengkapnya dalam artikel ini!
Tanah Abang Sepi Pengunjung, Bagaimana Tanggapan PJ Gubernur?
Pasar Tanah Abang yang berlokasi di Jakarta Pusat memang tak bisa dipisahkan dari kata ‘ramai’. Tidak hanya menyajikan berbagai jenis dan model dagangan, ada banyak pula pilihan barang dengan beragam kualitas dan harga. Sejak dulu, kawasan Tanah Abang memang sudah terkenal dengan hiruk pikuk yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Namun, saat ini santer terdengar bahwa kawasan Tanah Abang sepi pengunjung.
Menanggapi berita ini, Heru Budi Hartanto sebagai Penjabat Gubernur DKI pun menjelaskan kemungkinan yang dapat terjadi. Ia menyebutkan bahwa sepinya kawasan Tanah Abang saat ini bisa disebabkan karena perubahan cara konsumen dalam berbelanja. Dikutip dari @jktinfo, Heru menjelaskan lebih detil mengenai fenomena ini. “Yang pertama itu mungkin adalah bagian dari perubahan konsumen untuk membeli sesuatu kan. Di sini sudah ada ‘online’ dan lain-lain, dan kita semua juga harus mencermati itu,” jelas Heru.
Perubahan Perilaku Konsumen di Masa Sekarang Berpengaruh Besar
Berbagai cara sudah dilakukan Pemerintah pada zamannya untuk menangani keramaian di kawasan Tanah Abang. Namun, siapa sangka kini kawasan tersebut menjadi lebih sepi sejak beberapa tahun belakangan. Perubahan perilaku konsumen dalam melakukan transaksi jual-beli juga menjadi sorotan utama saat ini. Heru juga menjelaskan bahwa saat ini konsumen mulai melirik kegiatan online shopping ketimbang berbelanja langsung.
Heru juga menambahkan bahwa fenomena ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di luar negeri. Pemerintah juga didorong untuk melakukan pelatihan digitalisasi untuk pedagang di Pasar Tanah Abang demi meningkatkan kembali penjualan mereka. Namun, para pedagang menjelaskan bahwa perang harga yang terjadi di platform online berdampak pada angka penjualan yang kurang signifikan. Tentu saja ini juga menjadi tugas dari pemerintah untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia agar tetap berjaya. Kalau kamu sendiri lebih suka belanja online atau langsung ke toko, guys?