Indiekraf.com – Tidak semua sektor industri mengalami kerugian atau bahkan bangkrut akibat adanya pandemi. Salah satunya adalah sektor industri animasi yang terus kebanjiran orderan. Ini seperti yang dialami oleh Ahmad Hafidz Azroi, founder studio Orro Animation dari Kota Malang.
Dalam acara Malang Good Works Podcast #13, Hafidz mengatakan bahwa studio Orro Animation miliknya kini terus mendapatkan project animasi selama masa pandemi. Pria kelahiran tahun 1997 tersebut menyampaikan bahwa permintaan terus meningkat karena adanya anjuran untuk tetap dirumah saja atau stay at home selama pandemi.
Baca juga Roleplay Studio, Studio Animasi Mendunia dari Malang
Hal tersebut membuat masyarakat membutuhkan konten untuk hiburan selama di rumah. Ini membuat perusahaan yang bergerak di bidang entertainment seperti Netflix dan Disney terus mencoba untuk memproduksi konten sebanyak mungkin. Ini yang membuat ‘demand’ untuk pembuatan animasi juga ikut naik, seperti yang dialami oleh Orro Animation.
Dalam acara podcast tersebut, Hafidz juga menyampaikan beberapa tanggapannya mengenai perkembangan industri animasi di Kota Malang. Menurutnya, sudah saatnya Malang menjadi tuan rumah dan pusat produksi animasi di tingkat nasional.
Baca juga Perjuangan T-Floor Studio Dalam Membuat Game Berkualitas | Malang Good Works Podcast #10
“Kenapa ga bikin sentra animasi di Malang, kan SDM-nya animasi di seluruh Indonesia itu dari Malang semua sebenarnya. Studio animasi di Batam, Jakarta, Bandung, atau Bali, itu banyak orang Malang yang bekerja disana,” jelasnya. Dengan adanya sentra tersebut diharapkan dapat mendorong perkembangan industri animasi di Kota Malang.
Sebagai founder sekaligus art director dari Orro Animation, Hafidz juga memiliki keinginan untuk terus berkembang hingga level internasional. “Saya pengen Orro Animation jadi studio panutan untuk kualitas animasi, seperti Ghibli atau Disney. Pengen jadi pioner animasi Indonesia,” harapnya.
Potensinya untuk menuju level internasional sudah mulai terlihat ketika karya animasi buatannya ‘Kaie and The Phantasu’s Giant’ dan ‘Darmuji 86’ mampu masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia. “Tahun 2017 saya sempat diundang jadi nominasi di Festival Film Indonesia, meskipun tidak menang, tapi pengalaman disana itu sangat berharga sekali. Bertemu dengan artis-artis papan atas,” ujarnya.
“Kualitas animasi di Indonesia sudah mulai baik, tapi yang perlu diperbaiki adalah pengelolaan cerita, alur ceritanya,” jelasnya. “Jadi dalam berkarya jangan lupakan sama roots (akar) kalian, jangan ke arab-araban, jepang-jepangan, atau kekorea-koreaan. Ini akhirnya akan membuat negara lain bisa melihat kita sebagai identitas yang bagus,” tutup Hafidz dalam acara tersebut.
Penulis: Achmad Faridul Himam