Indiekraf.com – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyebutkan bahwa akan membuat transformasi industri bersama Pemkot setempat untuk kawasan Dolly, mejadi pusat ekonomi kreatif di Kota Pahlawan tersebut.
Seperti dilansir dari Okezone.com, Teten menyampaikan, bahwa dalam empat tahun terakhir, kawasan Dolly yang dahulu dikenal sebagai kawasan prostitusi, kini sudah mengalami perubahan yang nyata. Yaitu kini sudah menjadi kawasan yang mampu memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar, melalui UMKM.
“Kami dan Pemerintah Kota merencanakan ekonomi kreatif di kawasan Dolly menjadi kekuatan ekonomi di Surabaya,” ujar Teten dalam kunjungan “Mlaku-Mlaku Nang Dolly” di Surabaya, Jawa Timur.
Ditambahkan Teten, memang bukan hal yang mudah untuk bisa mengubah pola pikir masyarakat Dolly, untuk bisa meraup keuntungan dari industri dan ekonomi kreatif.
Namun dengan upaya ekstra dari pemerintah, serta seiring berjalannya waktu, masyarakat kini sudah mulai bisa mendapatkan hasil dari produk yang mereka hasilkan, serta percaya diri untuk melakukan pemasaran mandiri.
“Tapi hari ini kita bisa lihat bahwa transformasi itu sudah menunjukkan hasil. Mereka sudah mulai percaya diri bahwa industri kreatif yang lebih sehat, lebih positif sudah bisa menggantikan industri seks. Ini pondasi yang penting,” kata Teten.
Menurut Teten, langkah berikut yang harus dilakukan untuk bisa mengakselerasi ekraf di kawasan Dolly, adalah dengan menyatukan para pelaku UMKM ke dalam bentuk koperasi. Dalam hal ini, koperasi akan mengambil peran sebagai unit pemasaran untuk produk yang dihasilkan kepada industri di luar. Seperti hotel, restoran, serta kantor pemerintahan.
Keberadaan koperasi juga berfungsi untuk membuat UMKM mempermudah memperoleh pembiayaan dari bank.
BACA JUGA:
9 Tahun Berkarier Sebagai UX Researcher, Ini Pesan Naning Utoyo Kepada Fresh Graduate Jika Ingin Berkarir di Luar Negeri
Bikin Gebrakan, MS Excel Jadi Cabang E-Sport Baru?
Masyarakat Ekonomi Syariah Ajak Bakal Bantu Pelaku UMKM Permudah Sertifikasi Halal
“Pelaku UMKM jangan menjual sendiri produknya, nanti dibeli dulu sama koperasi jadi pelaku di sini fokus buat produksi, bikin sepatu yang bagus, motif yang bagus. Nanti kita kombinasi pembiayaan KUR (kredit usaha rakyat) dan koperasi,” kata Teten.
Program Future Cities atau Kota Masa Depan Dolly merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Surabaya dengan Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia. Dalam hal ini, Kedubes Inggris berinvestasi 500 ribu pound sterling atau senilai Rp9,5 miliar.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins berharap program ini dapat terus berlanjut dan menjadi Surabaya khususnya Dolly menjadi Kota Masa Depan.
“Saya sangat senang kedutaan Inggris dapat mendukung visi dan misi Kota Surabaya dan Kementerian Koperasi dan UKM. Harapan saya proyek ini terus berhasil, saya pikir kelanjutannya yang paling penting, kami yang mulai proyek ini tapi ini belum selesai,” tandas Owen.