Indiekraf.com – Benny Setyawan atau biasa dipanggil dengan Beset adalah seorang sineas spesialis film dokumenter asal Malang. Dalam podcast Malang Good Works, Ia menceritakan perjalanan memulai karirnya sebagai seorang photografer pada tahun 2007. Kemudian, Ia memutuskan untuk menggeluti dunia videografi pada tahun 2015 dengan mendirikan studio bernama Equator Cinema.
Konsep dari Equator Cinema berbeda dengan studio lainnya. Benny dan team memilih untuk fokus dalam memproduksi film dokumenter. Hal ini tentunya membuat mereka lebih mudah dikenal karena tidak banyak studio di Kota Malang yang memproduksi jenis film tersebut.
Salah satu alasan mengapa Benny ingin fokus untuk memproduksi film dokumenter adalah Ia mampu merekam โrealitasโ yang ada secara langsung. Ketekunan Benny dalam memproduksi film dokumenter ini mampu mengantarkannya menjadi Ketua Asosiasi Dokumentaris Nusantara (ADN) Korda Malang Raya pada tahun 2020.
Baca juga Hebat! Film Super Santri Konspirasi Menguasai Negeri Ternyata Produksi Alumnus Kampus Malang
Meskipun telah mendirikan studio di Kota Malang sejak tahun 2015, namun Benny dan team sering mengerjakan project atau membuat film di luar pulau Jawa. Salah satu alasannya adalah karena mereka ingin melihat hal-hal yang menarik selain dari Kota Malang. Namun, karena adanya pandemi covid yang menimpa Indonesia pada awal tahun 2020 kemarin, membuat Benny dan team tidak bisa leluasa untuk bepergian keluar pulau. Ini membuat kondisi ekonomi mereka tidak stabil karena sedikit project.
Tidak bisa keluar pulau membuat mereka dipaksa untuk tetap kreatif dengan cara melihat hal-hal disekitar Kota Malang. Ternyata, kota yang dikenal dengan sebutan Kota Bunga ini memiliki potensi yang begitu besar, khususnya dalam hal film dokumenter. Banyak cerita menarik yang bisa diangkat dari sini. Akhirnya, mereka mulai aktif kembali dan berhasil menciptakan beberapa film dokumenter. Bahkan, mereka berhasil bekerja sama dengan salah satu stasiun televisi nasional, TVRI.
Baca juga Tips Strategi Branding Menggunakan Media Film yang Efektif
Terus aktif berkarya selama pandemi membuat Benny dan team kembali menerima beberapa project di luar pulau. Pemerintah saat ini juga sudah mulai mengizinkan dan membuka rute perjalanan keluar pulau, tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Melihat hal tersebut, Benny telah mempersiapkan project selanjutnya di pulau Lombok. Ini tentunya menjadi sebuah gambaran bahwa memang talenta para pelaku industri film di Kota Malang merupakan talenta yang luar biasa.
Hal tersebut juga membuktikan bahwa Kota Malang memiliki potensi yang luar biasa di sektor industri kreatif film. Sehingga, perlu penanganan khusus baik dari pemerintah atau instansi terkait agar bisa memaksimalkan perkembangan ekosistem perfilman di kota ini. Sudah saatnya kita menunjukkan dan mengenalkan budaya Malang Raya ke tingkat nasional dan internasional.
Akan tetapi, Benny dan team masih sering mengalami beberapa masalah ketika mereka ingin membuat sebuah film, salah satunya adalah mengenai perizinan. Ternyata tidak semua lokasi bisa untuk dijadikan tempat pengambilan gambar. Terdapat beberapa lokasi yang memang harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemerintah.
Proses meminta izin inilah yang menurut Benny terlalu panjang dan lama. Ini tentunya dalam memperlambat perkembangan industri perfilman tak hanya di Kota Malang, bahkan di Indonesia. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit. Ia mengatakan sedikitnya dibutuhkan uang sebesar 10 juta rupiah untuk bisa melakukan proses syuting untuk sekali take. Benny berharap kedepannya khususnya pihak pemerintah untuk lebih mempermudah izin lokasi syuting dan tidak dipersulit.
Penulis: Achmad Faridul Himam