
Indiekraf.com – Siapa yang reflek pindah jalur setelah melihat ada truk bawa gelondongan kayu? Atau kalo mau naik roller coaster malah kebayang-bayang keretanya mencelat dari jalurnya? Dan jadi waspada waktu lewat jembatan gantung, apalagi kalo terjebak macet di atasnya? Selamat, kamu sudah terverifikasi kena mental akibat pernah nonton film Final Destination! Film ini terkenal dengan banyak scene ikoniknya yang bikin banyak orang jadi takut dengan hal-hal yang sebenarnya “biasa aja”. Tapi kenapa bisa, ya, cuma film aja kok sejuta umat jadi parno sebegitunya? Simak dulu, yuk!
Final Destination Emangnya Film Soal Apa?
Buat kamu yang lahir sebelum tahun 2000-an, mungkin sudah familiar dengan film ini karena Final Destination pertama kali dirilis pada tahun 2000 lalu. Buat yang belum tahu atau lupa, yuk sini kenalan dan flashback dulu. Final Destination adalah sebuah film franchise dimana terdapat tokoh dan konsep cerita yang saling terhubung. Sejauh ini, film yang sudah dirilis sebanyak 5 film tersebut memiliki konsep cerita sama. Tokoh utamanya pun memiliki karakteristik yang sama, walaupun beda peran dan nama di tiap filmnya.

Secara garis besar, film ini menceritakan tentang sekelompok orang yang seolah “mencurangi” kematian akibat dari penglihatan si tokoh utamanya. Penglihatan tersebut muncul secara tiba-tiba dan tidak disadari sebelumnya. Tragisnya, penglihatan tersebut berisi adegan-adegan kecelakaan yang memakan banyak korban termasuk si tokoh utama dan orang-orang terdekatnya. Setelah si tokoh utama menyadari bahwa “akan” terjadi kecelakaan berdasarkan penglihatannya, ia berusaha memperingati orang-orang terdekatnya dan mengajak mereka untuk pergi dari lokasi kejadian.
Namun, sayangnya banyak orang yang nggak percaya dengan si tokoh utama sampai kecelakaan benar-benar terjadi. Semua orang pun tercengang, kok bisa si tokoh utama tahu kalau akan ada kecelakaan naas yang menimpa mereka?
Pertanyaan belum terjawab, orang-orang yang merasa lega telah lolos dari kecelakaan pun melanjutkan hidupnya seperti biasa. Akan tetapi, suatu hari muncul berita duka tentang salah satu dari mereka yang lolos tersebut. Usut punya usut, ternyata lolosnya mereka dari kecelakaan pertama malah jadi momok yang menghantui mereka. Satu per satu tokoh pun meninggal dunia dengan cara yang absurd dan brutal banget.

[SPOILER ALERT] Dari cerita tersebut dapat ditarik simpul sederhana bahwa “kematian” pun sebenarnya tidak bisa dihindari. “Kematian” nggak terima kalau ada orang yang lolos begitu saja cuma karena ada firasat atau penglihatan. Makanya setelah lolos dan selamat pun, satu per satu orang-orang yang “menyelamatkan diri” juga akan mati pada akhirnya.
Termasuk Film Horor yang Membekas di Benak Penontonnya
Final Destination termasuk film horor dengan banyak scene ikonik yang sebenarnya agak-agak nggak masuk akal juga. Tapi menariknya, adegan-adegan tersebut malah jadi membekas dan melekat erat di benak beberapa penontonnya. Kenapa bisa begitu, ya?
Sebelum membahas lebih lanjut kenapa adegan ikonik di Final Destination bisa membekas, simak dulu daftar filmnya yang sudah rilis ini:
- Final Destination (2000) – Sutradara: James Wong
- Final Destination 2 (2003) – Sutradara: David R. Ellis
- Final Destination 3 (2006) – Sutradara: James Wong
- The Final Destination (2009) – Sutradara: David R. Ellis
- Final Destination 5 (2011) – Sutradara: Steven Quale
Informasi terbaru, kabarnya film keenam yang bertajuk Final Destination: Bloodlines akan dirilis pada Mei 2025 mendatang dengan sutradara Zach Lipovsky dan Adam Stein. Simak teaser trailer-nya dulu sini:
Dari kelima film yang sudah dirilis sebelumnya, bisa kita cermati beberapa adegan ikoniknya. Mulai dari kecelakaan di jalan tol dengan truk bermuatan gelondongan kayu, eskalator mall, hingga kereta, pesawat, dan wahana roller coaster. Semuanya merupakan lokasi-lokasi yang seringkali dilewati/dialami manusia pada umumnya. Nah, karena film ini konsisten menampilkan kejadiaan naas di lokasi-lokasi tersebut, kita sebagai penonton bisa jadi udah parno duluan saat melewati/berada di lokasi serupa.

Vibe yang dihadirkan dalam lima film yang sudah rilis itu pun sama, walau dengan sutradara yang sempat berganti. Kengerian yang disajikan film ini pun jadi alasan kenapa orang-orang ingat terus dengan Final Destination. Oleh karena itu film ini nggak cuma jadi film horor biasa, tapi juga bisa dibilang memberikan efek psikologis bagi penontonnya.
Kenapa Cuma dari Film Aja tapi Bisa Bikin Parno Banyak Orang, ya?
Film ini sebenarnya bukan termasuk film horor berhantu, tapi lebih ke horror-thriller yang menyajikan adegan brutal dan berdarah-darah. Bagi kamu yang sudah pernah menonton Final Destination 1-5, atau salah satunya, seenggaknya pasti sudah familiar dengan adegan-adegan kecelakaannya.
Jika diperhatikan, adegan “kecelakaan” yang ditampilkan dalam film ini cenderung memiliki tempo pelan dan mendetail. Setiap langkah dari satu kejadian ke kejadian berikutnya hingga si manusia yang jadi “korban”, digambarkan dengan gamblang tanpa sensor. Tiap runtutan kejadian dibangun dengan ritme pelan untuk menimbulkan efek dramatis dan perasaan was-was bagi penontonnya.
Ditambah sound effect yang disajikan pun ikut menambah sensasi kengerian. Mulai dari suara barang jatuh, angin, derit pintu, decit ban, hingga tabrakan dan teriakan terdengar serta tampak jelas mendetail. Juga visual effect seperti slow motion, warna merah darah, ledakan, atau fokus tertentu pun menambah efek dramatis yang membuat seolah penonton ikut terjun di dalamnya.

Gabungan dari visual dan auditori yang jelas tersebut dapat memicu kondisi psikologis orang yang menyaksikannya. Karena pada dasarnya manusia memang seringkali merespon rangsangan dengan bentuk perilaku. Maka dari itu ketika seseorang menonton film, rangsangan yang ditangkap oleh inderanya akan menimbulkan perilaku tertentu.
Nah, dengan gagasan tersebut, gambaran yang jelas ditampilkan dan disuarakan melalui film horor dapat memengaruhi kondisi psikis seseorang. Secara garis besar, film horor memang dirancang untuk menimbulkan perasaan-perasaan yang kurang menyenangkan, seperti takut, khawatir, ngeri, cemas, bahkan jijik.
Gabungan dari perasaan-perasaan negatif tersebut kemudian akan terwujudkan pada perilaku seseorang. Makanya jadi masuk akal jika kita pernah menyaksikan adegan yang mengerikan di Final Destination, pikiran kita juga akan memunculkan perasaan yang tidak menyenangkan tersebut. Efeknya, kemudian kita bisa saja menghindari lokasi-lokasi yang memicu. Seperti kita reflek berubah jalur saat melihat di depan ada truk bermuatan gelondongan kayu, atau tidak jadi naik wahana roller coaster karena sudah takut duluan. Padahal belum tentu apa yang kita lihat itu akan otomatis menjadi kecelakaan yang sama dengan yang terjadi di film.
Jadi, wajar banget kalo Final Destination, yang sebenarnya cuma film aja, bisa membekas di benak penontonnya dan bikin parno duluan. Efek psikologis yang dihasilkan dari adegan-adegan tragisnya, bisa bikin orang-orang lebih waspada dalam menghadapi situasi tertentu, walaupun sudah pernah menonton filmnya bertahun-tahun yang lalu.
Namun, di balik rasa takut yang muncul, film ini juga bisa dianggap sebagai pengingat untuk kita lebih berhati-hati. Bagaimanapun kecelakaan bisa terjadi kapan saja, dan kita seringkali tidak bisa menghindarinya seperti yang digambarkan dalam film ini.
Nah, kamu jadi salah satunya yang suka parno duluan atau bukan? Gimana kalo mau rewatch lagi, masih mau kah? Atau mau nunggu rilis film terbarunya aja? Apapun pilihanmu, yang jelas Final Destination udah sukses bikin sejuta umat waspada dan parno duluan!
Sumber: orbitae.ch, psychologytoday, cosmicbook.news