Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Aplikasi Digital dan GameIndustri Kreatif

Industri Game Korea Selatan Terbesar Keempat di Dunia

Bagaimana Dengan Keadaan Industri Game di Indonesia?

Indiekraf.com – Sebagian besar dari kita mengenal budaya Korea Selatan dari drama dan musik yang mereka produksi. Korea Selatan telah terbukti mampu mempromosikan budaya mereka di tingkat internasional.

Meski sumber daya alam mereka tidak lebih banyak dari Indonesia, namun ternyata mereka sudah bisa mendapatkan keuntungan dengan sumber daya manusia mereka. Melansir data Forbes, pada tahun 2017 industri K-pop telah menyumbang US$ 5 miliar atau Rp 70 triliun (kurs Rp 14.000) ke sektor industri di Korea Selatan.

Dilansir dari CNBC Indonesia, pada tahun 2018 grup boy band BTS bahkan berkontribusi hingga US$ 3,6 atau Rp 50,4 triliun dengan kurs yang sama ke industri musik Korea.

Namun siapa sangka, ternyata Industri Game juga merupakan salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Korea Selatan.

Dikutip dari Kompas.com, Korea Selatan telah menjual produk game mereka sebagai bentuk dari ekspor budaya Korea. Bahkan ekspor produk game asal Korea Selatan ini empat kali lebih besar daripada ekspor budaya K-Pop.

Dikutip dari media pulsenews.co.kr menyatakan bahwa industri game Korea Selatan saat ini telah mempertahankan peringkat global keempat di dunia, dengan penjualan sebesar 14,29 triliun won atau sekitar $12,14 miliar pada tahun 2018.

Di tahun 2018, nilai pasar game global mencapai $178,36 miliar, meningkat 7,1 persen dari tahun lalu. Korea Selatan menyumbang 6,3 persen dari pasar game di seluruh dunia, mempertahankan peringkat keempat setelah Amerika Serikat, China dan Jepang.

Lalu, bagaimana dengan perkembangan industri game yang ada di Indonesia?

Dilansir dari Kompas.com, Diana Paskarina selaku Chief Operating Officer (COO) game Loka Pala dari Anantarupa Studios, menyebutkan bahwa perkembangan industri kreatif game di Indonesia masih sangat kecil terhadap pendapatan negara.

“Bank Indonesia (BI) bahkan menyebutkan bahwa game online bisa merugikan negara, karena semua game yang ada di Indonesia merupakan impor. Sementara game lokal hanya menyumbang pendapatan 0,2 persen. Artinya selebihnya hanyalah game asing,” kata Diana.

Dalam hal ini, tentu kita perlu peran Pemerintah dalam membantu meningkatkan kualitas industri game yang ada di Indonesia. Padahal, Indonesia sangat berpotensi memiliki industri game kelas dunia.

Kota Malang merupakan salah satu kota yang memiliki potensi perkembangan bisnis game yang besar di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Game Developer Malang, Amri yang menyatakan bahwa telah banyak para developer game yang aktif di Kota Malang. Oleh karena itu, semoga kedepanya Pemerintah bisa lebih serius dalam mengembangkan industri game di Indonesia

Penulis: Achmad Faridul Himam

Reference
[1] https://www.cnbcindonesia.com/market/20191215200107-17-123247/korea-tak-punya-tambang-migas-tapi-bisa-cuan-besar-dari-kpop

[2] https://pulsenews.co.kr/view.php?year=2020&no=23463

[3] Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash

Show More

Related Articles