Indiekraf.com – Industri fashion yang semakin berjaya di Tanah Air kini mulai melahirkan inovasi-inovasi di tengah para pelakunya. Bahkan kini ada juga kaitan dari industri fashion dengan keuangan syariah yang ternyata memiliki hubungan erat. JIka kedua hal ini berjalan bersama dengan upaya maksimal, maka bukan tak mungkin akan adanya perubahan besar di dunia fesyen. Hal ini ternyata yang tengah diupayakan oleh salah satu desainer kenamaan Tanah Air untuk memaksimalkan potensi industri fesyen dan usaha konveksi di masa sekarang. Siapakah sosoknya?
Wignyo Rahadi merupakan salah satu desainer ternama di Indonesia. Dirinya kini melakukan gebrakan baru dengan menggandeng para santri untuk menciptakan kemandirian ekonomi dari pesantren tersebut.Desainer kondang ini memang sudah memiliki pondok pesantren di area Banten yang ditujukan untuk menggelar program pelatihan serta pemberdayaan di bidang fesyen. Terkhusus untuk para santri, Wignyo mempersiapkan pelatihan ini di Pesantren Roudlotul Huda di Pandeglang, Banten. Masyarakat di sekitar pesantren yang menjalani usaha konveksi juga bisa ikutan lho.
Baca Juga Ini Dia Virtual Fashion Dengan Konsep 3D ddari ESMOD Jakarta
Wignyo pun memberikan keterangannya terkait hal ini. “Pesantren mempunyai andil cukup besar dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang unggul, berkualitas, dan religius di bidang usaha fashion. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat memunculkan potensi dan meningkatkan keahlian santri dan alumni pesantren agar semakin terampil, inovatif dan kreatif, serta mampu menghasilkan produk fesyen yang berkualitas tinggi, baik secara desain maupun kualitas jahit,” jelasannya.
Pelatihan atau bootcamp fashion ini berlangsung selama 14 hari mulai November 2020 kemarin. Diikuti oleh 40 peserta, para peserta mendapatkan dua kelas yaitu kelas desain dan kelas menjahit. Beberapa peserta berasal bukan hanya dari santri pesantren tapi juga dari pelaku UMKM dari binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten. Seluruh peserta juga diberikan tantangan untuk mengaplikasikan tenun Baduy dan batik Lebak yang menjadi kain tradisional asal Banten dengan sentuhan yang lebih modern. Koleksi busana karya para santri ini akhirnya bisa ditampilkan pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten yang diselenggarakan secara virtual.