Indiekraf.com – Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung. Saat ini generasi mudah sudah harus bersiap dengan era society 5.0. Yaitu era di mana, manusia dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) maupun Internet of Things (IoT) akan mulai digabungkan, dengan tujuan mencari solusi dalam beragam masalah sosial di dunia nyuata dan maya.
“Di tengah tsunami informasi yang begitu deras saat ini, kita perlu waspada dan makin bijak dalam menyaring informasi guna menghindari hoax dan kejahatan digital,” ujar Sutiaji dalam Workshop Literasi Digital dengan mengusung tema “Solusi Menghadapi Era Society 5.0” di Malang Creative Center (MCC), Jumat (28/7).
Dalam acara yang yang diinisiasi Kementerian Kominfo RI yang bekerjasama dengan Lembaga Ta Lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Kota Malang itu Sutiaji menegaskan, penguatan literasi bukan hanya tugas Diskominfo, namun juga kewajiban semua untuk turut mengedukasi lingkungan dan keluarga terdekat.
Saring sebelum sharing juga menjadi poin utama penekanan Sutiaji kepada seluruh generasi muda. Harapannya agar semakin selektif dalam membagikan informasi khususnya jika pesan tersebut belum terkonfirmasi kebenarannya.
“Mengoptimalkan ruang digital sebagai ruang untuk membuka kesempatan mengembangkan diri, pengetahuan dan usaha sebagai bentuk aplikasi positif harus terus dilakukan,” pesannya pada 100 orang lebih peserta workshop.
Ditambahkannya, Konsep Society 5.0 sejatinya tidak berbeda jauh dengan konsep sebelumnya, yakni Society 4.0. Perbedaannya terletak pada konteks yang menjadi fokus. Di mana Society 4.0 fokus pada konteks pengembangan teknologinya, sedangkan Society 5.0 lebih fokus pada konteks manusia.
PERLU JUGA DISIMAK:
Hadapi Persaingan Industri Kreatif di Era 4.0, SMKN 5 Wacanakan Bangun Creative Center
#LakukanDenganCaramu Jadi Program Ramadan Jenius
Twitter Siapkan Fitur Shopping Bernama Shop Module
Sementara Direktur Indiekraf Indonesia M Ziaelfikar Albaba yang juga hadir sebagai narasumber menyampaikan bahwa, keharian era society 5.0 tidak bisa dihindari, namun tidak perlu ditakuti, hanya perlus disikapi dengan bijak, melalui beragam literasi dan kewaspadaan.
“Era society 5.0 bukan untuk ditakuti, tapi harus tetap mawas diri dan bisa memanfaatkan segala peluang yang ada. Mulai sekarang harus out of the box untuk menyiapkan hal yang “berbeda”, keluar dari zona nyaman untuk bisa survive dan sustain”
Namun salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia ialah masih adanya kesenjangan atas akses informasi melalui teknologi digital, terutama bagi masyarakat yang hidup pada garis kemiskinan, tinggal di pedesaan, berusia lanjut, dan penyandang disabilitas.