Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Aplikasi Digital dan GameIndustri KreatifInsightOpini KreatifTips Kreatif

Naning Utoyo Berikan Tips Membuat CV untuk UX Researcher

Indiekraf.com – Pada era modern seperti sekarang, profesi UX Researcher sangat dibutuhkan oleh beberapa perusahaan, khususnya yang bergerak di industri kreatif digital. Hal ini dikarenakan profesi tersebut telah terbukti mampu meningkatkan kualitas perusahaan. Menurut artikel ‘The Growing Demand for UX Researchers’ yang ditulis oleh Andrew Smith (TDA Creative) menyatakan pada tahun 2017 didapatkan data bahwa 86% petinggi perusahaan setuju jika UX Researcher dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan perusahaan.

Berdasarkan data tersebut, tidak heran jika peluang kerja sebagai UX Researcher semakin terbuka. Saat artikel ini ditulis, telah terdapat sekitar 94 lowongan pekerjaan di Indonesia untuk profesi tersebut. Data ini didapatkan dari berbagai platform digital meliputi LinkedIn, Tech in Asia, dan Indeed.

Sama halnya seperti profesi lainnya, seorang UX Researcher juga wajib membuat resume atau CV jika ingin melamar pekerjaan. Namun, ada hal yang berbeda dengan CV pada umumnya, kira-kira seperti apa ya?

Salah satu tanggung jawab seorang UX Researcher adalah merancang desain penelitian yang kuantitatif atau kualitatif (Foto via David Travis on Unsplash)
Salah satu tanggung jawab seorang UX Researcher adalah merancang desain penelitian yang kuantitatif atau kualitatif (Foto via David Travis on Unsplash)

Baca juga 5 Rekomendasi Buku Untuk UX Designer & UX Researcher

Sebagai seorang yang telah berkecimpung di dunia UX Researcher selama 9 tahun di luar negeri, Naning Utoyo memberikan beberapa tips bagi kamu yang ingin membuat CV sebagai UX Researcher.

Terdapat beberapa hal yang berbeda mengenai CV seorang UX Researcher dengan CV pada umumnya. Naning menyampaikan bahwa ada banyak hal yang bisa kamu masukkan. “Paling penting kamu harus punya aset of work yang ingin kamu pamerin, seperti riset apa yang pernah kamu kerjakan, challenge-nya bagaimana, yang kamu kerjain apa, pertanyaan yang kamu tanyakan apa, outputnya seperti apa,” jelasnya.

Dari pernyataan diatas, kamu sangat bisa memamerkan hasil kerja riset yang pernah kamu lakukan. Mulai dari proses awal perencanaan, hingga hasil atau output yang didapat. Ceritakan lah semua dengan poin-poin yang tersusun rapi.

Baca juga NgeDILo x IxDA Malang: Proses Riset UX Research Pada Perusahaan B2B

Selain hasil riset, kamu juga bisa mencantumkan berbagai pengalaman seperti pengalaman organisasi, pengalaman menjadi pembicara di sebuah event, dan bahkan testimoni dari teman. “Kamu bisa masukkan hasil testimoni dari teman-teman kamu atau hasil peer review biar ada bayangan kepada orang yang mau hire aku,” tambah Naning. Dengan begitu, pihak HRD akan bisa terbantu untuk bisa mengenali diri kamu dan skill kamu melalui informasi dari CV yang sudah kamu buat.

Berdasarkan Design Trends Report: Talent yang dikeluarkan oleh invisionapp.com, portfolio atau CV ternyata masih belum cukup membantu para rekruter untuk mereview calon kandidat. Oleh karena itu, jika kamu tidak memiliki CV atau portofolio, maka kemungkinan untuk diterima kerja akan semakin sulit.

“Portfolios get you in the door, but it stops there. We’ll give you a design challenge to solve with our team to gauge how you think, design, and collaborate.” 

-Salome Mortazavi, Design Workstream Lead

Ketika kamu sudah berhasil lolos menjadi seorang UX Researcher di perusahaan baru, Naning memberikan saran agar kamu tetap mau terus belajar hal-hal baru, khususnya mengenai stakeholder management. “Kebanyakan orang UX itu sangat natural untuk menjadi teritorial atau punya ego yang besar, tapi kalau misalnya stakeholder management itukan lebih ke arah bagaimana kita menyesuaikan berkomunikasi dengan banyak stakeholder. Kamu harus ngerti topik mereka atau background mereka sebelum memberikan rekomendasi,” saran Naning.

“Jadi open your mind, belajar hal-hal baru, jangan limit knowledge kamu dengan hanya belajar dari apa yang dikasih saat kuliah saja,” tambahnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki berbagai pengalaman kerja seperti internship atau magang. Ini dapat membantu kita untuk mempelajari hal-hal yang tidak kita temukan saat kuliah.

Penulis: Achmad Faridul Himam, Naning Utoyo

Referensi

[1] The Growing Demand for UX Researcher
[2] Design Trends Report: Talent

Show More

Related Articles