Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Desain Komunikasi VisualIndustri KreatifInsightMbois Media

Satu Hal Ini Jarang Sekali Dibahas dalam UX Writing, Apa Ya?

Indiekraf.com – Membicarakan UX writing biasanya tidak terlepas dari desain antarmuka (UI/UX design), website, aplikasi, dan microcopy. Sebagai bagian yang penting dari pengalaman pengguna (user experience), UX writing juga berperan sebagai pengantar maupun pemandu pengguna (user) dalam mengakses produk digital. Namun, seringkali ada satu hal yang jarang dibahas ketika membicarakan UX writing, apa ya?

UX Writing itu Apa?

UX writing adalah salah satu disiplin ilmu menulis yang biasanya diletakkan pada desain antarmuka (UI/UX design). Bentuknya berupa teks kecil (microcopy) yang berfungsi untuk memandu user dalam mengakses produk digital, biasanya terdapat dalam website atau aplikasi.

Misalnya jika kamu pernah mengakses aplikasi dan aplikasi tersebut memiliki tulisan seperti “checkout”, “tambah ke keranjang”, “bayar sekarang”, atau “kata sandi yang Anda masukkan salah”, teks tersebut adalah apa yang dikerjakan dalam UX writing. Melalui teks tersebut, user akan dipandu oleh UX writer dalam mengambil langkah selanjutnya,

Hal yang Jarang Dibahas dalam UX Writing

Seringkali UX writing menekankan pada teks yang ringkas, tidak bertele-tele, dan memiliki maksud untuk memandu user dalam mengakses produk digital. Tetapi, tahukah kamu bahwa ada satu hal penting yang jarang dibahas pada saat membicarakan UX writing, apa ya?

Geppe Galih, seorang Principal UX Writer di Gojek, dalam Design Talks Malang Design Wave (MDW) 2024 pada 23 November 2024 lalu sempat membahas tentang hal ini. Salah satu mindset yang menurutnya penting, tetapi jarang dibahas, adalah tentang keramah-tamahan (hospitality).  

Geppe Galih, Principal UX Writer Gojek, pada saat Design Talk Malang Design Wave 2024 di Diavel Coffee – Sumber foto: Dokumentasi MDW

Menurutnya, salah satu fundamental dalam UX writing memanglah menulis copy untuk program, dengan membuat teks yang memandu user dalam mengakses produk digital. Tetapi, salah satu mindset yang tak kalah penting adalah menekankan hospitality kepada user untuk membantunya mengakses produk digital melalui tulisan.

Jadi tidak hanya sekadar memandu, tetapi juga memberikan pengalaman (experience) yang ramah pada user. Pengalaman tersebut dimulai dari user membuka, mengakses fitur/layanan, hingga meninggalkan aplikasi. 

Mengapa Hospitality Menjadi Penting? 

Hospitality menjadi penting karena dalam merancang UI/UX design, kita tidak hanya memberikan akses atau layanan produk saja. Melainkan juga memberikan pengalaman (experience) yang nyaman dan manusiawi kepada target user kita. Dalam memperlakukan user, kita perlu memberikan pelayanan yang ramah pada mereka, tujuannya supaya user merasa nyaman dan mau menggunakan produk kita. 

Contoh sederhananya dalam platform e-commerce, saat user berbelanja biasanya akan muncul pesan layanan seperti “pesanan diterima” atau “pesanan sudah dibayar”. Daripada hanya memberikan informasi seperti itu, seorang UX writer dapat mengolah teks tersebut menjadi lebih ramah seperti “Asik! Pesanan kamu sudah kami proses, tunggu dikirim dulu, ya!”.

Teks atau copy yang dituliskan sebaiknya selaras dengan branding dari produk maupun kondisi dimana pesan tersebut hendak disampaikan. Maksudnya, copy yang ditulis untuk pesan informatif atau pesan error biasanya akan memiliki nada (tone) atau gaya bahasa yang berbeda. Produk yang memiliki branding fun dan formal pun akan memiliki tone dan gaya bahasa yang berbeda.

Contoh UI aplikasi Gopay dengan copy UX writing yang menyesuaikan dengan branding Gopay – Sumber foto: Gopay App

Lebih dari itu, UX writing juga dapat mewakili suatu produk atau brand. Sehingga menjadi penting untuk menjaga tone serta hospitality dalam copy suatu produk digital,  supaya setiap pesan yang hendak disampaikan dapat tepat sasaran dan membantu menciptakan user experience yang positif dan memperkuat kesan terhadap brand itu sendiri.

Bagaimana Cara Mengaplikasikan Hospitality ke Dalam UX Writing

Hospitality dalam konteks ini berarti memberikan pelayanan yang ramah dan penuh empati pada user melalui copy atau tulisan. Alih-alih memberikan copy panduan seperti kalimat perintah, seorang UX writer dapat menuliskan copy yang lebih ramah dan nyaman untuk dibaca.

Contohnya misal saat user melakukan kesalahan dalam mengakses layanan. Daripada menuliskan pesan “Terjadi kesalahan”, UX writer dapat menuliskan “Wah, ada sedikit masalah dalam sistem. Tolong tunggu sebentar selagi kami memperbaikinya, ya!”. Pesan dengan nada yang lebih ramah tersebut dapat membantu membangun interaksi yang positif dengan user. Ketika user menerima interaksi yang positif, maka pengalamannya dalam mengakses platform bisa menjadi positif juga.

Selain itu, hospitality dalam UX writing juga dapat diaplikasikan dengan cara memahami kebutuhan user. Disiplin ilmu ini tidak hanya sekadar menulis saja, melainkan juga membangun interaksi yang positif antara platform dengan user. Misalnya, pada saat user selesai mengerjakan tugas, UX writer dapat menambahkan pesan “Kami sudah menyimpan tugas Anda dalam Draf, terima kasih!” untuk memberikan sentuhan personal.

Dengan demikian, user tidak hanya dipandu untuk menyelesaikan tugas dalam platform, tetapi juga akan merasa dihargai melalui copy tersebut. Hal ini pada akhirnya dapat meningkatkan pengalaman user yang baik dan loyalitas mereka terhadap produk akan terjaga. 

Contoh UI/UX aplikasi OVO dalam memandu user melalui copy UX writing – Sumber gambar: OVO App

Hospitality menjadi salah satu kunci dalam UX writing yang jarang dibicarakan, walaupun begitu hal ini menjadi penting karena dapat meningkatkan user experience yang lebih efektif. Dengan menerapkan mindset seperti ini, seorang UX writer akan mampu menciptakan interaksi yang hangat dan manusiawi antara platform dengan user

Baca Juga:

Show More

Related Articles

Back to top button