Indiekraf.com – Tren bersepeda saat ini banyak digandrungi masyarakat Indonesia. Semangat untuk menerapkan gaya hidup sehat membuat masyarakat terus berbondong-bondong untuk memburu sepeda lokal maupun merek luar negeri. Salah satu merek sepeda yang sangat digemari sekarang adalah Brompton. Namun siapa sangka, UMKM Sidoarjo kini membuat sepeda lipat yang mirip dengan merek terkenal itu.
Semenjak pandemi COVID-19 yang membuat masyarakat harus berada di rumah untuk menghindari penyebaran wabah yang semakin besar. Dengan begitu, banyak orang yang merasa dengan bersepeda meskipun hanya di kawasan tempat tinggal terasa menyegarkan. UMKM Sidoarjo bernama Cyclone Bike saat ini tengah berencana untuk merilis produk sepeda buatan mereka.
Baca Juga Tips dan Trik Foto Produk ala Low Budget
Dikutip dari Times Indonesia, Nurahman selaku Product Owner Manager Cyclone Bike memberikan keterangan. “Sekarang prototype-nya sedang dibuat. Semoga bulan ini selesai, akan kami tunjukkan melalui video setelah itu open PO (pre order),” ungkapnya pada Selasa (18/8/2020). Hebatnya lagi, Rahman yang juga merupakan fasilitator Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) juga menggandeng tidak kurang dari 20 UMKM di Sidoarjo untuk memproduksi sepeda lipat ini!
Jika dilihat, contoh desain yang akan diproduksi oleh Cyclone memang sangat mirip dengan Brompton. Mungkin itu sebabnya pula bahwa nama Cyclone juga diambil dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu “Clone”. Arti ‘Clone’ sendiri adalah menggandakan atau meniru. Meski begitu, tetap ada ciri khas yang membedakan sepeda lipat asal Sidoarjo dengan sepeda lipat asal Inggris tersebut.
Cyclone memberikan pilihan ukuran roda yang tak hanya tersedia dalam ukuran 16 inci saja, namun juga 20 inci. Bukan hanya itu, Cyclone akan menggunakan external gear. Hal itu dinilai karena external gear lebih mudah untuk ditemukan dan bisa jadi lebih murah. Mereka juga memilih rem dengan material disc brake sehingga dapat mempercantik tampilan sepedanya kelak.
Setelah rilis, perkiraan harga dari satu frameset Cyclone akan dibanderol dengan harga kurang lebih Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta. Rahman mengatakan bahwa harga yang ia tentukan sudah menyesuaikan dengan harga pasar dari merek lokal pembuat sepeda lainnya.
