Indiekraf.com – Perkembangan teknologi ternyata tidak hanya membuat banyak perubahan positif. Namun juga sekaligus membawa ancaman yang berbahaya. Serangan siber ransomware kembali menyerang ratusan bisnis yang ada di Amerika Serikat.
Dikutip dari CNNIndonesia.com, serangan siber tersebut merupakan serangan ransomware yang membajak perangkat lunak manajemen teknologi dari Kaseya. Perlu diketahui, Kaseya Limited adalah perusahaan perangkat lunak Amerika yang mengembangkan perangkat lunak untuk mengelola jaringan, sistem, dan infrastruktur teknologi informasi.
Baca juga Hacker Ini Mencoba Meracuni Satu Negara Setelah Mencoba Meretas Pabrik Pengelola Air
Layanan Kaseya yang memiliki kantor pusat di Miami, Florida dengan lokasi cabang di seluruh AS, Eropa dan Asia Pasifik tersebut telah banyak digunakan oleh pebisnis yang ada di Amerika. Serangan siber ini mencoba untuk mengenkripsi arsip digital pelanggan melalui perangkat lunak VSA yang dikembangkan oleh Kaseya.
VSA memiliki fungsi untuk membantu para pelanggan dalam mengelola jaringan komputer dan keunggulan layanan IT manajemen yang mampu membantu mempermudah mengelola bisnis agar lebih efektif.
Kabar baiknya, pihak Kaseya telah mampu mendeteksi serangan ini lebih awal. Langkah yang langsung dilakukan adalah dengan mematikan server untuk mencegah serangan yang lain terjadi. Mereka juga telah memberitahukan kepada kurang lebih 40.000 pelanggannya untuk melakukan tindakan pencegahan dengan cara menonaktifkan perangkat VSA.
Baca juga Ini Cara Menjadi Hacker Legal Dengan Bayaran Miliaran Rupiah
Dalam pernyataan resmi Huntress (sebuah perusahaan keamanan siber), Detektif Keamanan Senior Huntress, John Hammond mengatakan bahwa serangan siber tersebut merupakan serangan yang kolosal dan menghancurkan. Sehingga, diperlukan langkah tegas untuk menghentikan serangan ini sebelum ‘menghancurkan’ seluruh sistem yang ada.
Pihak Kaseya menduga bahwa serangan tersebut datang dari kelompok peretas yang memiliki julukan REvil. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok peretas yang populer karena beberapa bulan yang lalu, mereka juga menyerang salah satu perusahaan daging terbesar yaitu JBS Food. Oleh karena itu, berdasarkan berita ini, kita harus lebih waspada dan terus meningkatkan keamanan pada produk digital yang kita miliki.
Penulis: Achmad Faridul Himam