Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifInsightMbois MediaSeni Pertunjukan

Merayakan Hari Tari Sedunia, Ini Dia Tarian Asli Indonesia yang Underrated!

Indiekraf.com – Mengingat Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, tari pun menjadi salah satu cabang seni yang masih populer dan perlu dijaga sebagai warisan lokal. Beberapa tarian lokal sudah mendunia dan malah diakui oleh UNESCO! Tapi selain itu, Indonesia juga punya tarian lokal lainnya yang underrated seperti di bawah ini. Memperingati hari tari sedunia, simak artikel ini dulu yuk! 

Sejarah Hari Tari Sedunia

Hari tari sedunia diperingati tiap tanggal 29 April. Bukan hanya sekadar memeringati saja, hari tari ini punya sejarah sendiri, lho. Melansir dari Media Indonesia, peringatan hari tari sedunia ini awalnya digagas dari Komite Tari Institut Teater Internasional (ITI) pada tahun 1982 lalu. Komite tersebut merupakan organisasi yang menjadi mitra utama UNESCO dalam mempromosikan keragaman budaya di bidang seni pertunjukan.

Nah, kenapa dipilih tanggal 29 April sebagai peringatan hari tari? Alasannya karena tanggal tersebut merupakan waktu ulang tahun Jean Georges Noverre, yang dikenal publik sebagai pencetus balet modern. Dengan menetapkan hari peringatan ini menjadi momen penting bagi individu untuk menghargai dan memahami nilai seni tari.

UNESCO juga bermitra bersama Counseil International de la Danse (CID) yang berperan sebagai platform bagi masyarakat global untuk mempersembahkan pertunjukan tari dari berbagai budaya. Langkah ini dimaksudkan untuk menginspirasi generasi muda untuk ikut terlibat dalam pelestarian warisan seni tari. Dalam kaitannya dengan hari tari sedunia, kampanye CID menguat sejak awal tahun 2007. Dimana pada waktu itu mereka mengajak anak-anak untuk ikut serta di berbagai kegiatan seperti lomba menulis esai tentang tarian tradisional dari negara asal mereka, melukis dengan tema tarian, hingga lomba menari. Nah, dari sini kemudian hari tari sedunia makin diapresiasi oleh publik.

Tari Indonesia yang Mendunia dan Diakui UNESCO

Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah ruah dan sarat akan budaya. Ada banyak kesenian yang menyebar di berbagai penjuru negeri, salah satunya yang populer adalah seni tari. Beberapa seni tari lokal asal beberapa daerah pun telah nyata diakui oleh UNESCO, menjadikannya tidak hanya sebagai warisan budaya tetapi juga prestasi yang membanggakan.

Tari Saman dari Aceh – Sumber foto: Pinterest via KabarBaik.co

Beberapa tari Indonesia yang telah mendunia dan diakui oleh UNESCO antara lain adalah tari Saman (Aceh), Reog (Ponorogo), dan tari Barong (Bali). Ketiganya berhasil diakui dunia karena memiliki nilai luar biasa sebagai warisan budaya dunia. Memperhatikan tarian Indonesia yang sarat akan makna, bukan tak mungkin jika tari Indonesia lainnya juga berpotensi untuk dikenal dan diakui oleh dunia ke depannya.

Daftar Tari Indonesia yang Underrated

Meski tak sepopuler tari Saman atau Reog, beberapa tarian Indonesia ini punya daya tarik luar biasa yang mungkin tidak banyak orang tahu. Padahal, dari gerakan hingga atribut yang dipakai pada saat pementasan tari juga mengandung kekayaan budaya yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini dia beberapa tari Indonesia underrated yang perlu kamu ketahui:

Tari Gambyong (Surakarta)

Tari ini termasuk yang cukup terkenal di Jawa Tengah dan masih sering dipentaskan pada saat acara adat dan pagelaran kebudayaan. Mengutip dari laman Gramedia, tari gambyong merupakan bentuk baru dari tari Tayub yang digelar untuk menyambut para tamu saat ada acara hajatan dalam masyarakat.

Tari Gambyong – Sumber foto: bagpem.banjarmasinkota.go.id

Mulanya tari ini adalah tari tunggal, tetapi saat ini sudah berkembang menjadi tarian yang bisa dilakukan 3-5 orang. Ciri khas dari tari ini antara lain memakai kostum warna hijau dan kuning sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran, serta gerakannya yang cenderung luwes pada kaki, tangan, kepala, dan tubuh penari.

Tari Sekapur Sirih (Jambi)

Tari ini biasanya dipentaskan untuk menyambut tamu besar di Provinsi Jambi. Melansir dari Neliti, tarian ini memiliki perkembangannya sendiri. Mulai dari penciptaannya pada tahun 1962, ditata ulang di tahun 1967, sampai perubahan pada tahun 1981. Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki oleh masyarakat Jambi terhadap tamu yang berkunjung.

Tari Sekapur Sirih – Sumber foto: Tribunnews

Salah satu properti yang digunakan antara lain cawan yang berisikan lembaran daun sirih, cerahan pinang, gambir, kapur sirih, dan tembako. Properti tersebut digunakan pada saat pementasan tari yang salah satu gerakannya adalah penyerahan Sekapur Sirih di akhir tari dengan Seloko (sastra Jambi).

Tari Topeng

Secara garis besar tari topeng merupakan tarian yang menggunakan topeng sebagai salah satu properti. Menariknya, tari topeng ini memiliki banyak versi yang berasal dari berbagai daerah seperti Betawi, Bali, Cirebon, dan Malang. Nah, bedanya dari masing-masing daerah antara lain adalah pada bentuk dan visual wajah di tiap-tiap topeng, serta bahan dari topeng tersebut.

Tari topeng Betawi – Sumber foto: CNN

Melansir dari Academia, tari topeng Cirebon biasanya menggunakan bahan dari kayu yang berasal dari pohon Jaran sedang tari topeng Malangan dulunya menggunakan batu sebagai bagian dari acara persembahyangan pada kerajaan. Warna-warna yang digunakan juga berbeda-beda, misal di tari topeng Malangan dominan warna coklat muda, kuning tua, hijau-merah, sedang tari topeng Bali dominan menggunakan warna pink-biru, biru muda, dan merah-emas. Tentu juga sambil di tiap tari membawakan cerita yang berbeda-beda di tiap daerah.

Tari Tortor (Batak, Sumatera Utara)

Tari Tortor berasal dari suku Batak Toba di Sumatera Utara yang biasanya dipentaskan pada saat upacara sukacita, penyambutan tamu, dan syukuran serta panen. Gerakan yang dilakukan pada saat menari merupakan perpaduan antara dentuman kaki dan gapaian tangan, dan jari jemari yang sistematis dan harmonis sesuai iringan musik.

Tari Tortor – Sumber foto: ennymamito.com

Selain itu tari Tortor ini juga memiliki nilai spiritual yang dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam tarian tersebut mencerminkan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan roh leluhur.

Tari Cakalele (Maluku)

Tari Cakalele ini juga disebut sebagai tari perang karena mencerminkan jiwa patriotisme masyarakat Maluku pada tanah kelahirannya. Karena memiliki nilai yang mendalam, tarian ini tidak bisa sembarangan dilakukan oleh orang luar yang bukan berasal dari desa di Kepulauan Banda. Tarian ini dianggap hanya dimiliki oleh desa adat saja sebagai warisan dari para leluhur di dalam masyarakat adat tersebut.

Tari Cakalele – Sumber foto: ANTARA

Serupa tarian lokal lainnya, tari Cakalele ini dipentaskan pada saat upacara adat, seperti pelantikan raja, peresmian Baileo, dan juga sebagai ritual dalam proses penghormatan kepada nenek moyang yang merupakan pelaut, jadi ketika masyarakat hendak melaut, biasanya tarian ini juga termasuk ke dalam proses melepaskan mereka pergi melaut.

Gimana Cara Merayakan Hari Tari Sedunia?

Merayakan hari tari nggak selalu perlu ikut menari atau menjadi penari profesional juga. Tetapi tidak ada salahnya jika kita sebagai masyarakat Indonesia yang kaya akan budaya ikut membekali diri dengan pengetahuan akan tari tradisional Indonesia. Selain itu bisa juga kita ikut mendukung para penari lokal dengan menonton pertunjukan tari mereka saat momen-momen tertentu.

Tari nggak cuma sebagai gerakan tubuh juga, tetapi juga mencerminkan jiwa atau identitas suatu wilayah. Di balik tiap gerakan, busana, dan properti yang digunakan mengandung makna filosofis tersendiri yang sarat akan nilai budaya. Hari tari sedunia ini jadi titik balik kita bisa mulai mengenal dan kemudian mengapresiasi tari lokal Indonesia juga. Sadari kalau kita juga punya kekayaan budaya dalam bentuk tari yang beragam. Yuk, mulai kenali tarian-tarian underrated Indonesia dan lestarikan!

Baca Juga:

Show More

Related Articles

Back to top button