
Indiekraf.com – Pesta pernikahan Luna Maya yang baru-baru ini diselenggarakan mencuri perhatian banyak netizen. Siapa yang nggak takjub dengan dekorasi wedding super cantik dari duo serasi ini? Kalau dilihat-lihat, dekorasi yang diusung mereka didominasi oleh anyaman janur alias daun kelapa muda.
Mulai dari backdrop sampai meja dan kursi pun penuh dengan kerajinan yang menawan ini. Selain tampak cantik, pesta pernikahannya juga terasa sakral, etnik, dan tentu saja mewah. Yuk, contek dekorasi wedding Luna Maya dengan mengupas tuntas kerajinan ini dulu!
Janur, Lebih dari Sekadar Daun
Dalam adat Jawa, biasanya dekorasi janur kuning yang melengkung dan melambai di pinggir jalan akan turut dipasang untuk memberikan tanda bahwa sedang ada perhelatan pernikahan. Namun, tahu nggak kalau ternyata dekorasi dari daun kelapa muda itu menyimpan makna yang mendalam dan filosofis?
Melansir dari Radar Jogja, kata “janur” sendiri dipercaya berasal dari gabungan dua kata Arab, yaitu “janah” yang berarti surga, dan “nur” yang berarti cahaya. Jadi, janur melambangkan cahaya dari surga, sebuah simbol spiritual yang merepresentasikan harapan akan kehidupan baru yang suci, penuh berkah, dan diridhoi oleh Tuhan.
Nggak heran kalau janur selalu jadi elemen wajib dalam prosesi pernikahan adat, terutama di Jawa dan Bali. Bentuknya bisa beragam, ada yang digantung melengkung di depan rumah (biasa disebut mayang sari atau penjor), ada juga yang dibentuk menjadi rangkaian rumit dan cantik sebagai ornamen pelaminan.
Tapi dari perbedaan bentuk tersebut, ada satu benang merah yang dapat ditarik makna bahwa janur merupakan representasi dari doa. Dalam artian, terdapat doa-doa yang diam-diam ikut mengalir lewat tangan-tangan terampil para perajin, yang merangkai daun kelapa menjadi karya seni yang nggak cuma cantik, tapi juga sakral.
Janur dalam Dunia Kerajinan
Nggak hanya jadi hiasan “penanda acara”, janur juga punya tempat istimewa dalam dunia kerajinan tradisional. Daun kelapa muda ini bisa dibentuk menjadi beragam karya seni yang juga penuh makna.
Dalam banyak acara adat dan pernikahan, sering terlihat ada kembar mayang, yaitu dua susunan janur yang identik dan ditempatkan di kanan-kiri pelaminan. Kembar mayang tersebut melambangkan harapan akan kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga. Bentuknya tinggi, menjulang, dan disusun simetris dengan penuh ketelitian oleh perajin lokal.
Di Bali, ada pula penjor, tiang bambu tinggi yang melengkung di ujungnya, dihiasi janur, bunga, dan berbagai hasil bumi. Penjor ini bukan cuma dekorasi indah, tapi juga bagian dari perayaan keagamaan yang sakral. Ia adalah simbol kemakmuran, rasa syukur, dan penghormatan kepada Hyang Widhi, seperti yang dijelaskan dalam artikel Detik.Bali.
Nggak berhenti di situ, janur juga bisa diolah jadi umbul-umbul dan gada-gada, yaitu ornamen panjang yang menjulang ke atas dan biasanya dipasang di halaman rumah saat hajatan. Selain mempercantik suasana, bentuk ini juga jadi semacam “papan pengumuman” visual bahwa ada acara penting di dalam rumah.
Menariknya, di masa lalu anak-anak juga memanfaatkan janur sebagai bahan mainan. Mereka sering membuat miniatur seperti keris-kerisan, pecut, mahkota, hingga aksesoris imajinatif lainnya dari janur. Sederhana tapi kreatif, sekaligus menjadi media belajar tradisional yang edukatif.
Lewat kerajinan ini, kita bisa lihat bagaimana helaian janur bisa berubah menjadi karya penuh simbol dan makna. Dari pelaminan megah sampai tangan kecil anak-anak di kampung, janur selalu punya cara untuk hadir dan menghidupkan suasana.
Nah, dari berbagai momen janur bisa dibuat sebagai kerajinan, ternyata ada perbedaan makna antara kerajinan janur yang biasa dipakai di Jawa dan Bali, lho. Simak sini dulu!
Kembar Mayang: Filosofi Pernikahan Jawa
Kalau kamu pernah datang ke pernikahan adat Jawa, pasti pernah lihat dua hiasan janur yang berdiri di kanan-kiri pelaminan. Nah, itu namanya kembar mayang. Nggak cuma sekadar dekorasi biar kelihatan meriah, ternyata kembar mayang punya makna yang dalem banget, lho. Ini adalah simbol doa agar pasangan pengantin bisa hidup rukun, seimbang, dan langgeng sampai tua nanti.
Melansir dari Kompas, kembar mayang dirangkai dari janur (daun kelapa muda), batang pisang, bunga-bungaan, dan kadang-kadang ditambah ornamen lain. Semua bahan itu disusun dengan penuh ketelitian nggak bisa asal tancap. Kenapa? Karena tiap elemen punya filosofi. Misalnya, janur itu lambang niat suci, batang pisang artinya kesuburan, dan bunga-bunga mewakili keindahan dan cinta yang wangi terus.
Uniknya lagi, setelah upacara selesai, kembar mayang ini biasanya dibuang ke sungai atau dihanyutkan. Bukan dibuang sembarangan ya, tapi sebagai simbol untuk melepas energi negatif dan membuka lembaran baru yang lebih bersih dan penuh harapan. Jadi, bukan cuma sekadar cantik, tapi juga punya makna spiritual yang kuat.
Dalam acara pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier, vibe tradisionalnya kerasa banget lewat dekorasi janur yang terlihat di berbagai sudut. Walau kental dengan nuansa Bali, elemen janur dan sentuhan adat seperti kembar mayang tetap dimunculkan.
Penjor: Simbol Kemakmuran di Bali
Di Bali, penjor bukan hanya sekadar tiang bambu tinggi yang melengkung dan dihiasi janur, bunga, serta hasil bumi. Lebih dari itu, penjor adalah lambang pengabdian dan rasa syukur masyarakat Hindu Bali kepada Sang Pencipta, atau yang dikenal sebagai Hyang Widhi.
Melansir dari Kompas.com, penjor biasanya dipasang dalam rangkaian upacara keagamaan Galungan dan Kuningan. Namun, keindahan dan nilai filosofisnya membuat elemen ini juga kerap dihadirkan dalam berbagai acara sakral, termasuk pernikahan.
Keberadaan penjor dalam pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier menjadi sorotan tersendiri. Di tengah lanskap tropis Bali, penjor berdiri menjulang dengan anggun, seolah menyatukan unsur alam, budaya, dan spiritualitas dalam satu garis lengkung yang indah. Nggak cuma memperkuat nuansa sakral, tapi juga mempercantik dekorasi secara keseluruhan. Dalam budaya Bali, lengkungan penjor melambangkan gunung sebagai tempat tinggal para dewa, sementara ornamen janur dan hasil bumi di sepanjang batangnya melambangkan persembahan dan harapan akan kemakmuran.
Menariknya, penjor bukan cuma dibuat asal-asalan, lho! Setiap elemen yang menempel pada penjor memiliki makna tersendiri. Misalnya, janur melambangkan kesucian dan ketulusan, bunga sebagai lambang keindahan hidup, dan hasil bumi seperti padi atau kelapa sebagai simbol rezeki. Maka nggak heran kalau penjor dianggap sebagai “doa visual” yang menghiasi upacara suci.
Umbul-Umbul dan Gada-Gada: Penanda Acara
Kalau kamu pernah datang ke acara hajatan di Jawa atau Bali, pasti nggak asing lagi sama yang namanya umbul-umbul dan gada-gada. Dua ornamen ini biasanya berdiri tinggi di pinggir jalan atau halaman rumah, jadi penanda kalau lagi ada acara penting entah itu pernikahan, syukuran, atau momen spesial lainnya. Bentuknya memanjang, dihias warna-warni, dan pastinya langsung bikin suasana terasa semarak dan meriah.
Tapi, bukan cuma buat pajangan lho. Umbul-umbul itu punya makna semangat dan doa-doa baik, sedangkan gada-gada sering dianggap sebagai simbol kekuatan dan perlindungan. Makanya, dua elemen ini nggak sekadar estetika, tapi juga sarat filosofi. Kehadirannya bikin acara terasa lebih khidmat.
Nah, ngomongin soal dekorasi, ternyata di pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier yang digelar di COMO Shambhala Estate, Bali, ornamen umbul-umbul dan gada-gada nggak kelihatan dipakai. Dekorasinya lebih fokus ke nuansa Bali yang simpel tapi sakral, dengan janur anyaman dan penjor sebagai elemen utama. Meja akadnya aja dihias cantik banget pakai janur emas, elegan tapi tetap penuh makna. Seperti yang ditulis Liputan 6, tema dekorasinya memang dibuat “sacred and simple” dan berhasil membangun suasana yang hangat dan menyentuh.
Dari Tradisi ke Tren, Janur Bisa Naik Kelas!
Siapa sangka, janur yang dulu cuma identik sama acara-acara desa atau pernikahan adat, sekarang malah jadi inspirasi dekorasi wedding yang kece banget sampai ke level internasional? Kerajinan janur ini berhasil “naik kelas” dan bikin banyak orang terpukau dengan sentuhan modern yang tetap bawa nilai tradisionalnya. Jadi, bukan cuma soal cantik doang, tapi juga penuh makna dan cerita yang dalam.
Sekarang, janur bisa disulap jadi berbagai bentuk yang kekinian dan Instagramable banget. Mulai dari hiasan photobooth yang cocok buat hunting foto, wedding gate yang elegan, sampai background pelaminan yang minimalis tapi tetap estetik. Kreativitas para perajin lokal bikin janur nggak cuma jadi dekorasi biasa, tapi juga merupakan karya seni yang bikin momen spesial kamu jadi makin berkesan dan unik.
Selain tampilannya yang kece, janur punya banyak keunggulan yang bikin dia makin disukai. Pertama, jelas ramah lingkungan alias eco-friendly karena bahannya alami dan gampang terurai. Kedua, hemat biaya tapi tetap bisa tampil mewah dan elegan. Dan yang paling keren, janur punya filosofi dan nilai budaya yang tinggi.
Jadi kamu nggak cuma dapat dekorasi cantik dari janur aja, tapi juga ikut membawa keberkahan dan makna dalam setiap helaian daunnya. Yuk, jangan ragu buat pilih janur sebagai bintang dekorasi acara kamu, contek dekorasi dari wedding Luna Maya kemarin bisa kamu jadikan referensi, nih!
Baca Juga!