Indiekraf.com – Batik adalah salah satu ‘icon fashion’ Indonesia. Memiliki banyak makna dan pesan, Ridwan Kamil mencoba untuk mengembangkan desain batik menjadi lebih kekinian.
Melalui akun Twitter pribadinya @ridwankamil, Ridwan Kamil memperkenalkan desain yang telah dibuatnya bernama Batik Ironman Telorcepok. “Batik yang saya desain ini saya namai Batik Ironman Telorceplok. Saya desain megamendung dengan pola circular, ditambahi matahari yang dikelilingi 8 kujang kencana. Diniatkan menolong para pengrajin batik Cirebon,” tulisnya.
Baca juga 3 Maha Karya Arsitektur Ridwan Kamil di Luar Negeri
Namun, karena namanya terlalu sulit untuk rumit dan susah untuk diingat bagi sebagian orang, maka desain tersebut lebih dikenal dengan nama Batik RK. “Tapi oleh para pengrajin cerita itu terlalu rumit. 😀 Mereka manamai batik ini Batik RK. Gitu aja katanya. Yo wis band,” tambahnya.
Namun siapa sangkat, ternyata desain batik buatanya laris terjual. “Ternyata alhamdulillah jadi favorit (Batik RK). Terjual sudah laku 2500-an potong pakaian dan terjual kain pola sebanyak 6000 yard,” jelas Gubernur yang biasa disapa dengan nama Kang Emil.
Desain batik tersebut ternyata mampu membantu meningkatkan kesejahteraan para UKM, khususnya yang berada di Cirebon. “Diproduksi di Batik Trusmi milik Ibu Sally Senang mendengar kabar laku keras dan bisa menghidupi para pengrajin batik di Cirebon,” tulis Kang Emil.
Baca juga Dukung Industri Kreatif, Ridwan Kamil Totalitas Endorse Brand Lokal
Ridwan Kamil juga membuka luas bagi siapa saja industri kreatif khususnya UKM yang memproduksi batik jika ingin bekerja sama dengannya. “Silakan UKM merek batik-batik yang lain jika mau kolaborasi dengan saya. Setidaknya ada cara lain dalam mempromosikan produk UKM melalui interaksi desain. Kontak Instagram (@)kusumaatmadja,” jelasnya.
Media sosial adalah salah satu alat paling berpengaruh untuk membantu mempromosikan produk-produk UKM. Terlebih jika sebuah akun sosial media tersebut memiliki jumlah pengikut yang banyak, seperti yang dimiliki oleh Ridwan Kamil. “Buat apa ilmu dan power of viral jika tidak dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,” tutup Kang Emil.
Penulis: Achmad Faridul Himam