Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Digital KreatifInsightMbois Media

Gen Z Main AI Buat Hiburan, Milenial Gunakan Buat Bisnis! Ini Rahasianya!

Indiekraf.com – Zaman yang udah modern begini, Artificial Intelligence (AI) udah jadi bagian kehidupan sehari-hari manusia. Apalagi buat Gen Z yang dikenal tech-savvy akibat dari pertumbuhan bareng perkembangan internet dan teknologi. Namun, tau nggak kalau sebenarnya pengguna AI terbanyak di Indonesia itu bukan Gen Z? Tapi milenial! Mereka pakai AI nggak cuma buat seru-seruan aja, tapi buat bisnis dan marketing juga. Gimana ya perbedaan generasi ini dalam menggunakan AI? Tools apa saja yang biasanya mereka pakai? Simak dulu yuk buat tahu rahasianya!

Siapa yang Paling Banyak Pakai AI di Indonesia?

Data Garuda bilang kalau perkembangan penggunaan AI di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dalam adopsi dan pengembangan AI. Mulai dari pertumbuhan jumlah pengguna, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat kesiapan pemerintah, hingga pengaplikasian AI dalam berbagai sektor, seperti sektor pekerjaan dan pendidikan. 

Indonesia pun dinilai memiliki pertumbuhan pengguna AI yang cukup besar dengan perkiraan mencapai 1,3 juta pengguna alat AI di tahun 2024. Jumlah tersebut pun masih diproyeksi mengalami peningkatan hingga 3,33 juta pada tahun 2030 mendatang. 

Gambaran pengguna AI di Indonesia tersebar dalam berbagai perspektif, salah satunya adalah berdasarkan demografi pengguna. Ternyata kelompok usia yang paling banyak menggunakan AI adalah milenial dengan jumlah mencapai 3 juta pengguna.

Generasi milenial dikenal sebagai generasi peralihan digital, dimana mereka tumbuh dalam masa transisi teknologi analog ke digital. Sehingga generasi ini dianggap masih tech-savvy juga, walau tidak secepat Gen Z yang sudah tumbuh dikelilingi dengan teknologi modern. Dari data di atas dapat dilihat kalau penggunaan AI di antara dua kelompok usia ini pun terdapat perbedaan. Gen Z lebih banyak pakai AI buat belajar dan hiburan, sedangkan milenial pakai AI buat bisnis dan produktivitas.

Banyak Sektor di Indonesia yang Pakai Teknologi Ini

Sebagai teknologi yang berkembang, AI dipakai di banyak sektor di Indonesia. Salah satu sektor penggunaan AI terbesar di Indonesia adalah pemasaran. Dimana nilainya mencapai 1,5 juta jumlah pengguna.

Data di atas menunjukkan bahwa ada 1,5 juta (12%) pengguna yang pakai AI buat membantu sektor pemasaran. Dalam sektor ini AI biasanya dipakai untuk meningkatkan penjualan dengan mengatur iklan supaya lebih efektif. Contohnya bisa dengan personalisasi pelanggan, pembuatan konten, riset analisis pasar, hingga chatbot yang responsif buat customer service. Dengan begitu, bisa dibilang kalo AI ini jadi salah satu senjata yang dipakai marketer supaya pemasaran produk mereka lebih efektif. 

Kenapa AI Dipakai untuk Marketing? Benarkah Lebih Efisien dan Efektif?

Marketing zaman dulu dibanding sekarang udah keliatan banget bedanya. Dulu orang-orang memasarkan produk atau jasa dari pintu ke pintu, pakai brosur atau billboard, dan iklan di koran atau majalah. Walau sekarang brosur dan billboard juga masih dipakai, dengan perkembangan zaman tentu kita perlu ikut beradaptasi juga.

Marketing dengan cara lama melalui media cetak – Sumber: digitalvidya

Dengan teknologi yang berkembang, marketing sekarang bisa banget dilakukan secara digital. Pengaplikasiannya bisa dalam bentuk konten media sosial, email, Google Ads, atau bahkan chat, live streaming, sampai pakai influencer. Tapi seberapa efisien dan efektif sih penggunaan AI buat konteks marketing ini?

Penelitian yang dimuat dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis (JMdB) menyatakan bahwa AI terbukti memberikan banyak manfaat untuk dunia marketing, terutama dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran. Kok bisa, ya? Ini alasan-alasannya:

1. Hemat waktu dan tenaga

AI bisa mengotomatisasi banyak tugas yang biasanya makan banyak waktu jika dikerjakan manual. Misalnya dalam riset marketing, data yang didapatkan bisa jadi dalam jumlah sangat banyak. Nah, dengan bantuan AI data tersebut bisa diolah dengan lebih cepat dan akurat. AI juga bisa mengatur jadwal postingan media sosial, nulis email marketing, bahkan balesin chat pakai chatbot. Jadi marketer bisa ambil alih kerjaan yang butuh fokus lebih besar tanpa harus buang waktu mengerjakan hal-hal kecil.

2. Personalisasi yang lebih akurat

Dalam riset marketing tadi, AI bisa mengolah data tersebut sesuai dengan kondisi pelanggan dan memberikan rekomendasi terbaik dan personal. Dengan cara ini, AI bisa bantu untuk memberikan pengalaman pelanggan yang lebih menarik. Lebih lanjut, cara seperti ini bisa memperluas peluang konversi jadi lebih tinggi.

3. Optimasi iklan digital

Platform seperti Google Ads atau Facebook Ads sudah pakai AI untuk mengatur iklan secara otomatis. Dengan otomatisasi seperti ini, AI bisa bantu menyesuaikan target audiens dan budget supaya iklan lebih efektif diterima sesuai targetnya.

Dari poin-poin tersebut, bisa dibilang kalo AI bikin marketing jadi lebih efisien karena bisa hemat waktu, biaya, dan tenaga manusia. Lebih dari itu, AI juga bisa bikin marketing lebih efektif karena bisa menyesuaikan dengan target serta menyajikan data yang lebih akurat, plus strategi yang lebih terukur.

Personalisasi dalam digital marketing – Sumber: HubSpot Blog

E-commerce yang Pakai AI untuk Strategi Marketing-nya

Dalam jurnal yang sama, beberapa e-commerce besar seperti Tokopedia dan Shopee terpantau menunjukkan integrasi antara AI dengan strategi digital marketing untuk meningkatkan efektivitas kampanye dan pengalaman pelanggan.  Tokopedia dinilai berhasil menggunakan AI untuk membantu personalisasi pengalaman pelanggannya, sedangkan Shopee menggunakan AI untuk merekomendasikan produk dan menangani layanan pelanggan. Penggunaan AI di kedua e-commerce besar ini tidak hanya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan efisiensi operasional, tetapi juga bisa memperkuat hubungan dengan pelanggan.

Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa secara garis besar, AI bisa memberikan banyak manfaat dalam digital marketing. Apalagi data per tahun 2020 yang dihimpun Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Gen Z yang lahir pada tahun 1997-2012 (sebanyak 27,94 persen) dan juga generasi milenial yang lahir pada tahun 1981-1996 (sebanyak 25,87 persen). Dua generasi ini termasuk ke dalam usia produktif yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. 

Sudah Jadi Bagian Hidup Sehari-hari

Dari penjelasan di atas dapat diambil gambaran kalo AI di masa sekarang nggak cuma jadi sekadar inovasi aja, tapi emang udah termasuk bagian hidup sehari-hari. Apalagi buat Gen Z dan milenial yang sekarang mendominasi industri karena usianya sedang produktif, keduanya pakai AI dengan cara berbeda sesuai dengan kebutuhannya.

Gen Z cenderung pakai AI buat hiburan dan belajar. Tirto pun memberitakan kalo 86,21 persen siswa dan mahasiswa mengaku pernah pakai AI untuk membantu mengerjakan tugas-tugas mereka. Biasanya mereka pakai AI untuk merangkum artikel atau jurnal, menulis, hingga menerjemahkan teks. Tools yang dipakai antara lain ChatGPT dan Grammarly. Buat hiburan bisanya pada pakai AI untuk bantu rekomendasi Spotify atau YouTube, ada juga filter AI buat konten media sosial yang lucu dan menghibur, sampai pakai bot AI buat berinteraksi. 

Sedangkan generasi milenial, pakai AI buat bantu di pekerjaannya sehari-hari. KataData menyampaikan ada 92% pekerja Indonesia yang sudah mengadopsi penggunaan AI di tempat kerjanya. Mulai dari pakai ChatGPT juga buat bantu bikin copywriting atau strategi marketing, sampai pakai Canva AI buat visualisasi ide. 

Walaupun begini, AI juga punya batasan lho. Dari JMdB menyatakan bahwa penggunaan AI pun masih perlu strategi yang tepat supaya dapat dimaksimalkan penggunannya. Hal ini didasari dari adanya tantangan-tantangan, seperti perlu biaya tinggi, keterbatasan tenaga ahli, dan juga adanya etika privasi seperti rasa khawatir akan keamanan privasi, terutama bagi bisnis yang menggunakan data pelanggan sebagai salah satu sumber data utama. 

AI pun tidak dipungkiri, meskipun bisa sangat membantu, tetap saja tidak bisa menggantikan kreativitas manusia. Beberapa ranah pekerjaan tertentu masih perlu sentuhan humanis manusia, sehingga AI pun sebenarnya hanya sebatas alat bantu saja.

Dari sini kita bisa ambil kesimpulan kalo AI emang bikin hidup lebih gampang, dari hiburan aja sampai ke dunia kerja. Tapi tetap ingat kalo AI adalah alat bantu, bukan seketika menjadi pengganti otak manusia. Jadi, pintar-pintar ya pakai AI dengan bijak supaya kita bisa memanfaatkan teknologinya dengan maksimal! 

Baca Juga:

Show More

Related Articles

Back to top button