Indiekraf.com – Warganet pasti sudah tak asing lagi dengan aplikasi chat bernama WhatsApp. Ternyata, aplikasi chat ini memiliki metode untuk mengurangi resiko buruk yang bisa terjadi kepada penggunanya lho. WhatsApp rela menghapus banyak akun yang dirasa memiliki ‘kejanggalan’. Tak tanggung-tanggung, bahkan jumlah akun yang dihapus setiap bulannya bisa mencapai 2 juta akun!
WhatsApp rasanya cukup tegas untuk menertibkan akun yang dianggap mencurigakan. Hal ini disampaikan oleh Sravanthi Dev, dikutip dari CNN Indonesia. Selaku Communications Director dari WhatsApp APAC, ia mengatakan bahwa pemblokiran ini dilakukan dengan bantuan Machine Learning. “Kami memblokir 2 juta akun setiap bulannya,” jelas Sravanthi pada diskusi virtual, Kamis (27/8).
Baca Juga Pentingkah Kolaborasi Dalam Persaingan Digital Era Revolusi Industri 4.0?
Mau Pakai Jasa Selebgram? 7 Hal Ini Wajib Jadi Pertimbangan Anda Terlebih Dahulu
Yang lebih mengejutkan lagi, Sravanthi mengakui bahwa rincian akun yang diblokir ada beberapa akun yang berasal dari Indonesia. Ia menjelaskan bahwa angka dua juta tersebut merupakan angka data secara global dalam dalam dua tahun terakhir. Diketahui, beberapa akun yang dianggap janggal juga merupakan akun yang diretas.
Machine Learning juga turut membantu pemberantasan terhadap sekitar 75 persen akun yang diretas. Sravanthi menjelaskan bahwa terdapat beberapa ciri atau indikator untuk akun yang bisa saja diblokir oleh WhatsApp. Indikator-indikator tersebut di antaranya adalah akun yang mengirim pesan dalam jumlah yang tak wajar ketika akun baru saja dibuat atau diregistrasikan. Bukan hanya itu, akun yang mengirim pesan kepada banyak nomor baru setelah diregistrasikan pun tak luput dari pemblokiran aplikasi chat ini.
Selain itu, Sravanthi menyampaikan bahwa WhatsApp tidak memperbolehkan penggunanya untuk melakukan kegiatan pengiriman pesan secara besar – besaran. Maka dari itu, pihaknya menggunakan bantuan dari Machine Learning untuk mengidentifikasi adanya beberapa suspect akun yang aneh dan memblokir akun yang mengirim pesan secara massal.
“Kami menanggapi masukan negatif, yang kami terima dalam bentuk laporan dan pemblokiran oleh pengguna,” jelasnya. Meskipun saat ini sudah ada sekitar dua miliar orang menggunakan aplikasi chat WhatsApp, perusahaan ini tetap berusaha untuk menjaga kenyamanan dan kepercayaan pelanggannya.