Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
FesyenIndustri KreatifInsightMbois MediaOpini Kreatif

Kampanye Berkain di Kalangan Anak Muda, Masih Relevan Kah?

Indiekraf.com – Tren berkain telah menjelma menjadi suatu fenomena yang populer di kalangan anak muda. Berkain yang dulunya dianggap kuno telah kembali menjadi simbol identitas budaya dan ekspresi diri dalam berbusana. Kampanye ini digalakkan oleh para pegiat budaya dan terbukti menarik perhatian dari banyak pihak. Namun, dengan semakin banyak dan berkembangnya tren fashion global, muncul satu pertanyaan: apakah kampanye berkain ini masih relevan?

Asal bermulanya tren berkain

Beberapa sumber menyebutkan bahwa asal mula gerakan berkain ini diawali dari Swara Gembira, sebuah paguyuban seni budaya di Indonesia, yang melahirkan komunitas bernama Remaja Nusantara atau Wastra pada Juni 2017. Komunitas ini bermaksud untuk menggerakkan kampanye edukasi kepada masyarakat dalam mengembangkan budaya Indonesia agar relevan dengan citra atau kondisi masyarakat saat ini.

Esensi dari berkain adalah menggunakan lembaran kain dan melilitnya di bagian tubuh sebagai pakaian. Biasanya kain tersebut dililit di bagian dada atau pinggang, dan dikombinasikan dengan aksesoris sebagai perhiasan. Dalam kampanyenya, Swara Gembira turut menggandeng para seniman, budayawan, public figure, hingga influencer untuk berpartisipasi melalui gelaran event komunitas maupun digital.

Dengan dukungan dari berbagai pihak tersebut, terbukti mampu membantu kampanye berkain menjadi hal yang viral dan diikuti oleh generasi milenial dan Gen Z, yang memang menjadi fokus dari kampanye Swara Gembira.ย 

Digandrungi milenial dan gen Z

Gen Z yang digadang sebagai salah satu pendorong tren di masyarakat, ikut menggandrungi fenomena berkain yang sempat viral ini. Mereka memadukan item fesyen modern seperti kaos, kemeja, sepatu sneakers, hingga jeans, dengan kain batik yang dililit sebagai rok atau atasan. Gaya ini menciptakan tampilan yang unik dan menarik bagi generasi muda.

Tidak hanya mengenakan, Gen Z juga aktif membagikan gaya berkain mereka melalui tagar #IndonesiaBerkain, #WaktunyaIndonesiaBerkain, dan #WastraIdentitasBangsa di media sosial. Berkat media sosial, kampanye berkain semakin menjadi fenomena nasional, membantu menginspirasi lebih banyak anak muda untuk ikut melestarikan dan mengembangkan budaya dengan cara yang kreatif mengikuti perkembangan zaman.

Tren ini menunjukkan bahwa berkain di masa kini tidak hanya sebagai busana yang kuno ataupun khusus dipakai saat acara resmi, melainkan telah bertransformasi menjadi gaya dan identitas yang dapat dipakai kapan saja.ย 

Nggak cuma pakai kain batik, bisa pakai kain polos

Melihat tren berkain yang ramai dengan menggunakan kain batik, timbul pertanyaan, apakah berkain hanya bisa menggunakan kain batik? Melansir dari unggahan PemudaBerkain di Instagram, berkain tidak harus selalu menggunakan kain batik.

Karena esensi dari berkain itu sendiri merupakan menggunakan lembaran kain yang dililit di badan sebagai pakaian, sehingga kain polos pun dapat dipakai dalam berkain dengan cara yang sama, yaitu mengikat, melipat, maupun menggulungnya sebagai pakaian. Kain-kain yang bisa dipakai antara lain adalah kain tenun dan kain sarung.

Kreasi fesyen berkainย 

Berikut merupakan beberapa inspirasi fesyen dari berkain:

Sumber foto: adimertale via Instagram
Sumber foto: irmamaulanii via Instagram
Sumber foto: remajanusantara_ via Instagram
Sumber foto: geraksamudra via Instagram

Tantangan di era modern

Walaupun kampanye berkain semakin populer, tak bisa dipungkiri bahwa tren ini masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah anggapan bahwa berkain kurang praktis dipakai sehari-hari apalagi bagi masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi.

Selain itu dengan berkembangnya tren fesyen global, tren berkain bisa saja menjadi kurang up-to-date maupun kalah saing dengan tren-tren terbaru. Maka dari itu, masih diperlukan lebih banyak inovasi agar berkain tetap relevan di kalangan anak muda.

Beberapa event kreatif yang diselenggarakan di Indonesia masih mengusung tema berkain dalam meramaikan acaranya. Beragam fashion show maupun lomba desain berkain masih bertebaran dalam upaya menginspirasi anak muda agar tetap mengapresiasi budaya melalui fesyen.

Masihkah berkain relevan di masa kini?

Relevansi kampanye berkain kemudian kembali bergantung pada bagaimana kita, sebagai masyarakat dan generasi muda, melihat dan menghidupkan kembali warisan budaya tersebut. Selama masih ada inovasi dan kemauan untuk menjaga, melestarikan, dan mengembangkan budaya, berkain akan selalu memiliki tempat di tengah tren fesyen modern.

Kampanye ini tidak hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman untuk tetap relevan dengan tanpa meninggalkan budaya. Dengan dukungan dari berbagai pihak mulai dari komunitas, desainer, para pegiat budaya, hingga masyarakat, berkain akan terus menjadi simbol kebanggaan nasional.

Baca juga:

Jatim Cerdas, Jadi Pembuka SMKN 5 Malang Menuju Sekolah Berbasis Industri Kreatif
Wamendag RI Kunjungi MCC , Puji Malang Sebagai Kekuatan Baru Ekosistem Ekonomi Kreatif di Indonesia
Jangan Khawatir, Penggemar Game Bisa Jadi Konten Kreator Melalui Program Inkubasi Dari MainGames
Kiko in The Deep Sea: Animasi Anak yang Diangkat Jadi Film
Nasi Bhuk, Sajian Madura yang Eksis di Malang, Padahal di Tempat Asalnya Tidak Ada

Show More

Related Articles

Back to top button