Indiekraf.com-Bicara soal beternak, mungkin banyak orang sudah mengenal, seperti ternak ayam potong, ternak sapi, ternak kambing, namun jika ternak Tikus, mungkin banyak orang yang masih belum awam.
Namun di Kota Malang, Jawa Timur ada salah seorang bernama Suwaji yang sangat telaten dalam menangani hewan yang dikenal sangat dibenci oleh banyak orang ini. Tempat ternaknya yang berada di jalan Sudimoro gang 6 Rt 6 Rw 7 no 56 ini cukup besar.
Tampaknya warga sekitar sudah mengenal sepak terjang Suwaji, maklum saja mantan petinju professional kelas Bulu ini telah berjibaku dengan Tikus Putih ini 13 tahun lamanya. Sehingga jika orang yang baru datang ke wilayah tempat tinggalnya akan sangat mudah menemukan sosok peternak Tikus putih ini.
Awal menekuni usaha ternak tikus putih ini, Suwaji mengatakan jika sebelumnya ia hanya memilki 3 ekor tikus putih, lalu ia kembang biakkan, hingga akhirnya kini ia telah memilki 1800-an tikus putih.
“Tikus adalah binatang yang menjijikkan. Mendengarkan namanya saja sudah begidik. Tapi bagi saya itu sebagai peluang pekerjaan karena pasti tak banyak yang menekuni pekerjaan itu. Awalnya hanya 3 tikus satu jantan, dua betina,” ungkap Suwaji.
Tikus putih ini biasanya dipakai untuk riset mahasiswa, dokter juga memanfaatkan untuk praktek di laboratorium, selain itu untuk makanan reptil dan burung piaraan. Setiap minggunya, Suwaji yang dibantu dengan pekerjanya bisa menghabiskan 2 kuintal pakan. Masih menurut Suwaji, merawat tikus putih ini tidak terlalu sulit, karena tingkat kematian tikus putih ini sangat kecil.
Baca juga:
“Tikus adalah hewan yang mudah berkembang biak. Perawatan juga mudah cukup diberi makan berkualitas agar bisa berkembang biak. Tingkat kematiannya juga kecil,”tambah mantan petinju kelas bulu ini.
Soal harga, Suwaji mengatakan jika harga jual tikus ditempat ternaknya mulai harga Rp 2000 hingga Rp 75.000. Khusus harga 75 ribu itu, Suwaji mengatakan jika harga tikus tersebut untuk memenuhi kebutuhan riset, karena pakannya harus berkualitas.
“Untuk harga jual mulai Rp 2000 hingga Rp 75.000,” kata Suwaji.
Dengan banyaknya tikus yang ia kembang biakkan, Suwaji mampu memasok peliharaannya itu ke wana wisata terbesar di Jatim yang ada di Kota Batu. Setiap pekan setidaknya Suwaji mengirim sebanyak 700 ekor tikus putih untuk pakan hewan predaror.
“Meski Pandemi, hewan predator di tempat wisata harus tetap diberi makan, seminggu bisa 700 –an ekor,”ungkap Suwaji.
Meski bisnis yang ia geluti kondisinya naik turun, namun ia masih yakin, banyaknya riset-riset yang dilakukan di beberapa kampus ditambah dengan pecinta reptile yang cukup banyak, bisnis yang digeluti nya akan tetap bertahan.