Indiekraf.com – Sejatinya manusia sebagian besar informasi bisa diterima melalui media visual. Seperti dilansir dari kompasiana, penelitian yyang dilkukan wishpond.com, mengungkapkan bahwa 90% otak manusia menerima informasi dalam bentuk visual, serta berkomunikasi secara visual sebesar 93%. Sehingga biisa dsimpulkan, bahwa informasi akan lebih mudah dan dipahami ketika disampikan dalam bentuk visual.
Bahkan dalam sejarah komunikasi antar manusia, alat komunikasi pertama yang digunakan juga berupa komunikasi visual. Sehingga pada masa lalu komunikasi visual bercerita, banyak disampaikan melalui gambar dan tulisan. Hingga era sekarang informasi banyak menyerbu kita dalam beragam bentuk. Hal ini lah yang membuat manusia kini cenderung kelebihan kapasitas dalam menangkap informasi, yang mengakibatkan bias informasi.
Maka dalam hal ini diperlukan penyampaikan informasi yang efektif, khususnya bagi kita yang berkutat di bidang digital marketing. Salah satunya adalah melalui visual storytelling.
Baca Juga:
3 Cara untuk Dapat Tiket Pesawat Murah, Apa Saja tuh?
5 Tempat Di Malang Yang Cocok Untuk Menikmati Malam Pergantian Tahun 2021
Gelar Jagongan, STASION Perkuat Jaringan Startup di Malang
Apa sih Visual Storytelling itu?
Sebenarnya, visual storytelling adalah suatu penyampaian informasi dengan menitikberatkan pada video, simbol, logo, infografis, warna, yang mudah dipahami oleh masyarakat dari segi visualnya saja, tanpa harus melibatkan text atau tulisan.
Hal paling utama dalam visual storytelling, bukan saja bagaimana membuat alur cerita yang menarik dan enak ditonton, namun juga bagaimana pemirsa/ audien bisa memahami makna yang digambarkan dalam bentuk visual tersebut. Yimming Pang menyampaikan, semakin baik kita mampu membuat visual storytelling, makan akan semakin banyak pula orang yang mendapatkan informasi yang sedang kita sampaikan.
Salah satu contoh dari aplikasi visual storytelling, adalah gambar/ foto yang diberikan caption. Ketika sebuah gambar disajikan dengan berdiri sendiri (tanpa caption), maka bisa jadi akan memberikan makna yang berbeda – beda pada setiap individu, tergantung perspektif dan subjektif, karena mereka hanya menerka –nerka.
Namun lain halnya, jika gambar/ video tersebut diiringi dengan caption dan kalimat pelengkap, maka semua orang yang melihat gambar tersebut, akan memiliki satu kesatuan dalam pemahaman informasi yang ingin disampaikan oleh sang pembuat gambar/ brand.