Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKulinerPelaku Kreatif

Mengenal Produk Olahan Lele Tanpa Duri Asal Mergosono Malang

Indiekraf.com-Membicarakan masalah kuliner di wilayah Malang seakan tidak ada habisnya, selalu ada yang baru dan tentunya lebih kreatif. Salah satunya olahan ikan lele milik  Tutik Eksawati yang diolah dengan metode krispi tanpa duri.

Tutik menceritakan jika usaha yang digelutinya dimulai sejak 2017 silam. Sebelumnya ia banyak mengalamai kegagalan dan setelah mencoba beragam resep, akhirnya ide mengolah lele Crispi tanpa duri tercipta.

“Saya memulai usaha ini sejak 2017. Produk saya beda dari yg lain karena produk saya ada lele crispi tanpa duri, yang bikin aman cara makan ikan tanpa tersangkut durinya,” ujar Tutik mengutip dari malangkota.go.id

Usaha Tutik yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiono Gg. 5 nomor 52 RT 12 RW 3 Mergosono, Kota Malang ini tidak hanya memproduksi lele crispi saja, namun juga memproduksi olahan lainnya salah satunya adalah buntil, olahan sayur khas Jawa dan juga produk olahan jamu tradisional.

Baca juga:

Produk UMKM dengan nama Eksawati ini harganya cukup variatif dan tentunya sangat ekonomis.Untuk  olahan ikan lele dijual mulai Rp10 ribu. Sedangkan untuk jamu dengan botol besar 1.500 ml dibanderol Rp25 ribu  sementara  botol tanggung 600 ml Rp17 ribu, dan botol kecil 250 ml Rp 6 ribu.

“Produk saya cukup disukai oleh masyarakat. Langganan se-Malang Raya, sampai luar daerah. Kalau pas ke Malang mereka mampir ke rumah langsung borong semua produk saya,” tambah Tutik.

Tutik juga mengatakan jika sebelum pandemi, produk usahanya mampu menopang ekonomi keluarga, orderannya pun bahkan sampai ke luar kota Malang. Ia pun berharap pandemi ini bisa segera berakhir dan dagangannya pun bisa kembali pulih

“Jadi saya tidak kuwalahan untuk bayar cicilan bank. Tapi setelah pandemi, omzet langsung menurun drastis, biasanya ikan lele per bulannya habis 10-30 kg. Sekarang tidak sampai 1 kg,” keluh Tutik.

Show More

Related Articles