Indiekraf.com – Batik adalah pakaian tradisional yang melekat erat dengan identitas Indonesia. Namun, ada anggapan bahwa batik baru mendapat pengakuan sebagai simbol nasional setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Benarkah demikian? Ataukah batik sebenarnya sudah berperan penting jauh sebelum itu? Cari tahu selengkapnya di sini!
Mitos: batik baru diakui setelah kemerdekaan
Melansir dari Kompas, batik dipresentasikan sebagai ikon negara dan bangsa yang baru lahir di masa pasca kemerdekaan. Soekarno pada waktu itu memutuskan untuk menggunakan batik sebagai simbol identitas Indonesia yang beragam. Promosi batik di masa ini dilanjutkan sampai masa Orde Baru oleh Soeharto. Ia memerintahkan untuk mengenakan pakaian dengan motif batik khusus sebagai seragam nasional di masa itu.
Hal tersebut membuat batik menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Indonesia. Pemerintahan Soeharto pada periode 1967 hingga 1998 juga membantu mempromosikan batik Indonesia secara global. Di masa-masa tersebut batik seringkali menjadi pakaian formal untuk berbagai acara, bahkan menjadi simbol bagi Indonesia di mata dunia.
Hingga kemudian di tahun 2008, batik diajukan untuk menjadi bagian dari Intangible Cultural Heritage (ICH) melalui UNESCO dan secara resmi diterima menjadi Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO di tahun 2009. Adanya momentum-momentum tersebut seolah-olah membuat batik baru dikenal dan diakui setelah masa kemerdekaan.
Benarkah demikian?
Fakta: batik sudah ada sejak zaman Majapahit
Nah, faktanya batik sebenarnya sudah ada di Indonesia sejak zaman Majapahit pada era penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa. melansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), batik mulai dikembangkan pada masa kerajaan Mataram, kemudian berlanjut di masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.
Pada awalnya, batik hanya digunakan dalam keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, tetapi kemudian mulai diproduksi oleh masyarakat umum dan menjadi populer sebagai pakaian.
Sekilas tentang batik
Batik merupakan kerajinan dari kain dengan proses pembuatan khusus untuk menghasilkan gambar atau motif. Kain yang telah digambar tersebut akan diproses secara khusus untuk menghasilkan ciri khas yang berbeda dengan kain lainnya.
Mengutip dari berbagai sumber, istilah batik berasal dari kata “ambatik” yang bermakna sebuah kain yang memiliki banyak titik. Akhiran dari kata batik yaitu “tik” yang berarti titik atau ujung yang digunakan untuk membuat sebuah titik. Dikutip dari laman Kemendikbud Indonesia, kata batik berasal dari gabungan dua kata, yaitu “amba” yang berarti menulis, serta “titik” yang bermakna titik.
Secara istilah, batik merupakan sebuah teknik menggambar di atas kain dengan memanfaatkan lilin serta canting sebagai alat dan bahan dalam proses pembuatannya.
Batik dikenal memiliki berbagai jenis dan teknik dalam pembuatannya, seperti batik tulis, batik cap, dan batik printing. Batik juga memiliki beragam motif dengan makna filosofis yang berbeda-beda.
Batik dari masa ke masa
Sejak zaman kuno
Batik memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Melansir dari laman Prestasi Kita, praktik pembuatan batik sudah ada sejak zaman kuno. Ini dibuktikan dengan ditemukannya relief pada Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Trowulan yang memiliki gambar sangat mirip dengan motif batik yang dikenal saat ini.
Zaman kerajaan
Batik telah dikenal ada sejak zaman kerajaan, mulai dari Majapahit yang dipercaya sebagai sentra produksi batik pada abad ke-14 hingga 15 dengan motif bercorak parang, kawung, dan tumpal di masa itu, Kerajaan Cirebon yang terkenal dengan batik Megamendung dan batik Laweyan, Kerajaan Mataram Islam yang terkenal dengan motif batik Parang dan batik Truntum, dan Kerajaan Surakarta dan Yogyakarta yang terkenal dengan batik Solo dan batik Yogyakarta yang memiliki motif rumit dan penuh makna filosofis.
Pada masa kerajaan ini seringkali batik dipakai dalam acara-acara resmi kerajaan, membuatnya menjadi item fesyen yang menunjukkan tanda dan status sosial seseorang pada masa itu. Kata “batik” juga diketahui mulai ada pada masa Kesultanan Mataram Islam pada sekitar tahun 1586–1755.
Zaman kolonial
Melansir dari berbagai sumber, batik dengan teknik baru mulai dikenalkan pada zaman ini, yaitu dengan menggunakan cap. Teknik ini dianggap mengancam keberlangsungan batik tulis yang telah ada sebelumnya.
Hal ini menjadikan tantangan baru bagi pengrajin batik, karena dengan teknik yang lebih mudah dan efisien, produksi batik memiliki skala yang lebih besar, menimbulkan perdebatan antara menjaga tradisi dan memanfaatkan teknologi baru di masa itu.
Di masa penjajahan Eropa, produksi dan penggunaan batik lokal meluas hingga masyarakat biasa pun sudah memakai batik. Motif yang dibuat pada masa ini juga masih memiliki pengaruh motif dari Eropa, seperti batik Pekalongan yang digabung dengan motif khas Eropa.
Masa pasca kemerdekaan
Batik di masa pasca kemerdekaan 1945 semakin berkembang sejak pemerintah memutuskan untuk menggunakan batik sebagai simbol identitas nasional yang kuat dan beragam. Masyarakat juga berperan penting dalam mempromosikan penggunaan batik, memasarkan batik sebagai produk lokal yang kaya akan budaya Indonesia dan harus dilestarikan.
Hal ini terus berkembang hingga batik telah diakui oleh dunia sebagai produk Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan pada tahun 2009 lalu. Pengakuan ini mengukuhkan posisi batik sebagai salah satu warisan asli Indonesia dan patut dijaga keberadaannya.
Batik masa kini
Di masa kini, perkembangan batik terus menemukan jalan inovasinya dengan kreativitas tak terbatas. Para perancang dan pengrajin batik kini menggabungkan tradisi dengan tren modern, menciptakan motif dan bahan batik yang semakin beragam. Batik di masa kini tidak hanya dari kain mori saja, tetapi juga diterapkan pada bahan lain sebagai kombinasi, seperti pada sutra, katun, hingga denim.
Motif batik kini juga meluas tidak hanya dalam item busana, tetapi juga pada tas, dompet, sepatu, dan bahkan sampai aksesoris rumahan. Meningkatkan kesempatan bagi semua orang untuk dapat menikmati dan menggunakan keindahan kain batik. Bahkan sempat muncul tren berkain pada generasi Z dalam upaya anak muda melestarikan batik di era modernisasi seperti ini.
Meskipun ada anggapan seolah batik baru diakui setelah kemerdekaan, faktanya batik sudah ada sejak zaman Majapahit. Sejarah panjang batik, mulai dari masa kerajaan hingga modernisasi seperti saat ini, menunjukkan bahwa batik menjadi bagian penting dari identitas Indonesia jauh sebelum dipromosikan sebagai simbol nasional di era pasca kemerdekaan. Untuk itu, yuk terus lestarikan batik sebagai produk asli Indonesia!