Selamat Datang di Indiekraf Media - Kunjungi Juga Studio Kami untuk Berkolaborasi lebih Keren :)

Menuju Indiekraf Studio
Industri KreatifKuliner

Orem – Orem Hidangan Khas Malang yang Tidak Banyak Diketahui Orang, Kok Bisa?

Menyimpan Cerita Sejarah, Orem - Orem Justru Tak Mudah Ditemui di Malang Sendiri

Indiekraf.com – Bicara kuliner Kota Malang, mungkin anda tidak akan bisa lepas dari bakso, pangsit, rawon, dan tempe. Namun tahukah anda, ada satu kuliner legendaris, yang ternyata benar – benar otentik berasal dari wilayah Malang, dia adalah orem – orem.

Orem – orem merupakan hidangan berbahan dasar tempe dengan menggunakan kuah santan kuning beraroma gurih. Isiannya selain tempe, biasanya ada toge dan ketupat. Meskipun kuahnya terkesan kental dan medok, namun rasanya justru berempah ringan, sehingga nikmat disantap bersama lauk laun yang biasa disediakan, seperti ayam, telor rebus hingga tempe goreng dan mendol.

Penjaja orem – orem punya ciri khas yang sangat mudah dikenali, yaitu di depan lapak atau di atas rombongnya, mereka biasa menggantungkan ketupat atau lontong yang berukuran raksasa.

Dari segi harga, orem – orem juga terbilang kuliner yang terjangkau. Anda bisa menikmati seporsi orem – orem mulai dari Rp 7500 hingga Rp 15000. Harga ini, tentu tergantung dari isi dan lauk yang anda pilih.

Tidak Banyak Penjualnya

Jika anda belum pernah tahu orem – orem ketika ke Malang, maka itu juga bukan salah anda, karena hingga saat ini penjual orem – orem di Malang terbilang tidak banyak, jika dibandingkan dengan bakso atau rawon. Bahkan bisa dihitung dengan jari.

Beberapa penjaja orem – orem di Malang bisa dibilang legendaris. Karena mereka rata – rata sudah menjajakan dagangannya lebih dari 40 tahun.

Beberapa lapak orem – orem yang terkenal di Malang antara lain ada di: Pasar Comboran, Jalan Gatot Subroto, serta sepanjang jalan Juanda. Atau bisa juga ke Jalan Blitar yang ada di wilayah kampus Universitas Negeri Malang.

Tidak diketahui secara pasti, kenapa orem – orem yang justru khas Malang ini, penjualnya tidak sebanyak bakso atau pangsit. Namun analisa subjektif penulis adalah, karena orem – orem ini hidangan yang gaya dan rasa nya terasa kuno dan tua. Sehingga memang tidak seperti bakso dan pangsit yang lebih mudah mengikuti perkembangan zaman.

Padahal bagi penulis, orem – orem ini merupakan salah satu hidangan yang cocok dinikmati sebagai sarapan. Ya bisa dipadankan dengan lontong sayur, soto atau juga bubur ayam.

BACA JUGA:

Sejarah Orem – Orem

Dilansir dari Malangretro.com, ternyata orem – orem punya sejarah yang menarik untuk disimak. Dimana sejarah ini tidak banyak diketahui, bukan saja oleh pendatang bahkan juga penduduk Malang sendiri.

Orem – orem rupanya punya keterkaitan erat dengan masa penjajahan, khususnya di era pendudukan Jepang di Malang. Saat itu, bahan makanan relatif sulit didapat oleh masyarakat. Sehingga banyak rumah tangga putar otak untuk bisa menyajikan makanan sehat dan lezat di keluarganya.

Sebenarnya, jika diperhatikan kuliner orem – orem ini seperti perpaduan dari soto yang berkuah kuning dan lodeh yang punya kuah kental keruh. Disajikan dalam piring dengan irisan tempe dan ketupat/ lontong, salah satu pengamat Gastronomi Kota Malang Agung H Buana, hidangan ini menggambarkan kesederhanaan, apalagi orem – orem adalah kuliner yang mudah dimasak dengan bumbu yang mudah didapat.

Adanya tauge atau kecambah, juga menjadi tambahan sayur dan serat. Tauge sendiri merupakan salah satyu sayur sederhana yang mungkin di masa penjajahan dahulu menjadi sayur yang masih bisa didapat masyarakat. Karena pada masa perpindahan penjajahan dari Belanda ke Jepang, tentu semua serba sulit, termasuk juga transportasi bahan pangan seperti sayuran. Sedangkan tauge yang merupakan benih dari kacang hijau, termasuk mudah untuk untuk ditumbuhkan di mana saja.

Begitu juga dari segi bumbu, rasa orem – orem yang relatif datar, dibandingkan soto atau kuliner berkuah lainnya, seperti menggambarkan kesederhanaan dan kesulitan di masa penjajahan. Karena memang di zaman itu, sulit untuk masyarakat bisa menemui bumbu – bumbu lengkap seperti sekarang.

Jadi, kalau ke Malang, apakah anda sudah siap mencoba orem – orem yang penuh cerita ini?

Show More

Related Articles